Ultras
Sekarang saya akan coba menyambung coretan saya tentang faktor-faktor yang menyebabkan permusuhan antar suporter klub
begitu mengherankan. Kita bisa tarik beberapa kesimpulan dimana hampir
semua pertandingan panas sebagian besar melibatkan dua tim dalam satu
kota atau wilayah yang lazim kita sebut dengan Derby. Dalam partai
derby-lah dimana kita bisa menyaksikan bahwa apa yang dikatakan dan
dideklarasikan seorang fan bahwa sebuah klub bukan hiburan semata benar
adanya. Flare membara, petasan berbahaya, bom asap, banner berukuran
raksasa, koreo-koreo menakjubkan, yel-yel berisik, bentrokan fisik
sampai jumlah ekstra polisi adalah pemandangan “biasa”. Sepak bola
menunjukan estetika tersendiri dalam sebuah derby.
Ketika anda membaca judul artikel diatas, anda wajib melupakan duel-duel derby paling menarik untuk
ditonton. Tidak ada Derby Della Madoninna, Derby Manchester, atau El
Clasico disini, yang ada adalah sebuah derby dimana seorang ibu akan
melarang keras anaknya untuk menonton pertandingan karena mengerti
bagaimana mengerikannya pertandingan yang akan berlangsung. Ini bukan
lagi soal hiburan, jika tidak hati-hati, kemungkinan terburuk sampai
kehilangan nyawa sekalipun bukan hal yang tidak mungkin.
Memuakan-kah atau
malah menggairahkan ? itu semua tergantung pandangan kita akan nilai
sebuah derby sendiri. Seperti yang saya tulis dalam faktor-faktor rivalitas antar fans,
ini bukan sekedar sepak bola, ini pertandingan dimana keangkuhan nilai
sebuah komunitas sosial, agama, politik ,budaya atau pegangan lainnya
dipertaruhkan. Nilai ekonomi mungkin tidak tertarik dengan partai yang
akan saya tulis dibawah.
Artikel saya sekarang
mungkin bisa sekaligus menjadi referensi anda bagi yang mengaku dirinya
ultras. Tes keberanian anda jika suatu saat mempunyai sedikit rejeki
untuk mengunjungi laga-laga yang masuk dalam kategori list
yang saya buat. Jika harus memilih, saya lebih suka menyaksikan laga
Derby Vacity ketimbang menonton dengan anteng derby London. Apa bedanya ?
ketika anda sudah pernah menonton Vacity Derby (Partizan Belgrade vs
Red Star Belgrade), menonton derby London (Chelsea vs Arsenal) akan
terlihat seperti berpiknik.
Berikut 12 daftar Derby paling brutal di seluruh dunia yang saya rangkum dari berbagai sumber.
East London Derby : Millwall vs West Ham United
East london Derby
Jangan berpikir jika
pertarungan antara Arsenal vs Tottenham adalah partai yang paling
menyita tenaga ekstra dari pihak keamanan ketika ada partai derby di
London. Tontonlah film hollywood yang berjudul Green Street Hooligans,
maka anda akan mengerti panasnya rivalitas ultras kedua klub. Green
Street Hooligans memang disitir oleh film itu berdasarkan kisah nyata
perseteruan paling keras (antar hooligans) di tanah Britania Raya.
Bentrokan fisik yang menyebabkan korban nyawa bukan-lah hal yang
baru-baru saja terjadi.
Perseteruan dipercaya
dimulai jauh sebelum Liga Inggris setenar saat ini. Dalam sejarahnya,
West Ham dibentuk dengan nama awal Thames Ironworks FC oleh serikat
pekerja galangan kapal tepat di sisi utara sungai Themes London,
sedangkan Millwall dahulu bernama Millwall Ironworks FC yang memiliki
latar belakang sama, klub ini dibentuk juga oleh para pekerja perusahaan
yang menjadi saingan dari Themes Ironworks FC. Mereka berada dalam
kondisi yang baik satu sama lain dan tidak ada permusuhan sampai
datangnya momen tahun 1920-an ketika para pekerja Millwall Ironworks
menolak ikut dalam aksi mogok kerja buruh besar-besaran yang dipelopori
oleh para buruh dari Thames Ironworks. Sejak
saat itu, rivalitas terbentuk antara kedua kubu dan mendarah daging
kepada para suporter keduanya sampai saat ini. Sejarah yang cukup
menarik.
Derby Della Capitalle : SS Lazio vs AS Roma
Derby Della Capitale
Secara nilai ekonomi,
mungkin partai Derby Della Madoninna adalah derby tim satu kota terbaik
di Itali karena melibatkan 2 dari 3 tim paling sukses di Serie-A. Tapi
ketika kita mengganti predikat terbaik menjadi terkeras, maka derby
lainnya yang akan menggantikan tempat derby duo Milan tersebut, ialah
derby ibukota atau yang lazim disebut dengan Derby Della Capitale. Ya,
partai yang mempertemukan SS Lazio vs AS Roma adalah partai paling
berdarah seantero negeri pizza. Kolarov mantan pemain Lazio yang pindah
menuju Manchester City mengamini kerasnya Derby Roma yang jauh melebihi
intensitas Derby Manchester. Kolarov mengatakan jika tensi kota
Manchester akan memanas paling cepat sehari sebelum Derby berlangsung,
berbeda jauh dengan Derby Roma dimana semua orang dikota telah
membicarakannya seminggu sebelum pertandingan dan masih membicarakannya
seminggu setelah derby berlangsung.
Saya sempat
menjelaskan detail singkat awal permusuhan Lazio dengan Roma. Lazio
adalah satu-satunya klub dari ibukota yang tidak jadi dimerger dengan 3
klub lainnya yaitu Roman, Alba-Audace dan Fortitudo menjadi satu klub
baru yang bernama AS Roma. Lazio sukses memainkan lobinya untuk
membatalkan merger. Sejarah inilah yang melandasi kebencian
kedua klub yang tidak suka satu sama lain. Salah satu momen terburuk
terjadi pada 1979. Kala itu, seorang fans Lazio, Vincenzo Paparelli
meninggal dunia karena flare gun yang ditembakan oleh salah seorang
pendukung Roma mengenai matanya. Kota Roma diluar derby pun kota yang
tidak ramah bagi suporter tamu, tak terhitung jumlahnya korban penusukan
oleh fans Roma atau Lazio sehingga kota ini disebut juga sebagai “stab city” (kota tikaman). Mengerikan.
Cairo Derby : Al Ahly vs Zemalek
Cairo Derby
Mesir adalah raksasa
sepak bola Afrika, negara yang cukup banyak megoleksi gelar Piala Afrika
meski cukup jarang juga nongol di Piala Dunia. Untuk urusan kompetisi
lokal, adalah benar bila Mesir mengklaim dirinya memiliki liga terbaik
di Benua Afrika. Buktinya kita tak jarang melihat keikutsertaan Al Ahly
dalam Piala Dunia antar klub yang rutin digelar setiap tahun. Di Liga
Premier Mesir ada 2 klub terbaik yang kebetulan sama-sama berasal dari
ibukota Kairo, Al Ahly dan Zamalek.
Al Ahly unggul cukup
jauh dalam peraihan trofi liga lokal dengan 36 raihan, sedangkan Zamalek
sejauh ini “baru” mengoleksi 11 trofi. Bisa dikatakan perseteruan antar
suporter yang begitu sengit adalah hal wajar mengingat status kedua
klub yang bersaing secara langsung. Kota akan terbelah ketika tiba
masanya hajatan Derby Cairo berlangsung. Bentrokan dan kegaduhan adalah
bumbu umum untuk menggambarkan suasana kota Kairo sebelum laga. Tak
jarang, pemerintah Mesir turun langsung untuk mendatangkan wasit asing
demi memimpin Cairo Derby melihat rawannya keributan yang ditimbulkan
ultras kedua kubu.
Forum pebisnis lokal
pun sudah sepakat untuk tak ada yang menyatakan keberpihakannya kepada
salah satu tim demi menjaga kelancaran dan keharmonisan kota Kairo.
Alasannya satu, pemerintah dan pebisnis mengerti potensi kekacauan macam
apa yang akan terjadi jika bentrokan dalam skala besar pecah di kota
Kairo antar kedua ultras. Kita harus mencatat, suporter Mesir berhasil
mendapatkan status mereka sebagai suporter yang brutal, paling gres
adalah tragedi Port Said yang menewaskan 74 suporter Al Ahly ketika sang
klub bertamu ke kandang Al-Masry.
Uruguayan Clasico : Penarol vs CD Nacional
Uruguayan Clasico
Duel ini juga disebut
Uruguayan Derby, mempertemukan dua klub asal ibukota Uruguay ;
Montevideo, Penarol vs CD Nacional. Salah satu derby klasik yang
terkenal diseluruh dunia. Keduanya memiliki peran besar atas
perkembangan sepakbola di Amerika Selatan karena keduanya bisa disebut
sebagai klub paling tua dari Amerika Selatan. Keduanya juga klub terkuat
di Uruguay dan mempunyai nama yang besar di belahan bumi latin itu.
Bahkan Penarol dianugrahi sebagai klub terbaik abad 21 oleh FIFA dan
membuat mereka sejajar dengan Real Madrid.
Tak jauh beda dengan
laga derby lainnya yang masuk dalam daftar saya, Uruguayan Derby kerap
diwarnai perseteruan fisik antar fans kedua kubu. Kedua klub mempunyai
ultras yang sangat militan, tak jarang ada korban yang berjatuhan. Laga
yang paling di ingat oleh masyarakat sepakbola dunia terjadi pada 14
April 1990, bukan karena ulah para fans-nya, namun sebab dari ulah para
pemain kedua kubu sendiri. Derbi ini berakhir imbang 0-0 dengan
menghasilkan 22 kartu merah, 11 untuk masing-masing pihak, (9 pemain di
lapangan dan 2 pemain cadangan). Pertandingan berakhir pada menit ke-85
karena memang ada peraturan yang menyatakan sebuah pertandingan tidak
boleh kurang dari 7 pemain. Luar biasa bukan ?
Derby Paulista : Corinthias vs Palmeiras
Derby Paulista
Brazil menyandang
sebagai gudangnya suporter sepak bola paling keras di dunia. Saya pernah
membaca suatu artikel yang menyatakan Brazil adalah negara dengan
tingkat kekerasan sepak bola paling parah di dunia. Di acara yang sama
pun saya mendengar seorang suporter Palmeiras mengatakan,” jika di Eropa
masih menggunakan pentungan atau belati, di Brazil kami menghadapi
senjata api”.
Rival utama Plameiras
tentu saja klub sekota mereka, Corinthias. Laga kedua tim disebut Derby
Paulista yang terletak dikota Sao Paolo sebagai kota tertua di Brazil.
Pendukung tentu saja menjadi bagian penting di laga derby ini.
Corinthians diwakili oleh ultras yang bernama “Gavioes da Fiel” dan
“Camisa 12”, sementara “Mancha Verde” dan “TUP (Torcida Uniformizada do
Palmeiras)” menjadi barisan laskar yang membela panji Palmeiras.
Hebatnya, tidak ada rivalitas klasik lainnya di dunia yang menentukan
sebegitu banyak gelar juara di dunia layaknya Derby Paulista.
Rivalitas kedua kubu
sudah pernah beberapa kali dijadikan latar sebuah buku atau film. Salah
satu yang paling terkenal adalah adaptasi ulang Romeo dan Juliet versi
Corinthians dan Palmeiras dimana kedua klub menggantikan posisi keluarga
Montague dan Capulet.
Fla Flu : Flamengo vs Fluminense
Fla-Flu Derby
Duel Flamengo vs
Fluminese akan menawarkan tantangan sebenarnya bagi anda pecinta
petualangan yang menggugah adrenalin. Lebih keras dibandingkan Derby
Paulista, Persaingan Flamengo dengan Fluminense disebut sebagai salah satu derby yang paling kejam di dunia.
Fla-Flu derby seakan memperlihatkan perseteruan dalam derby Manchester
seperti pertandingan antar anak sekolahan. Pentungan, rantai, belati
pedang sampai senjata api adalah hal yang biasa dibawa beberapa orang
dari kelompok suporter masing-masing.
Bayangkan, tidak ada
pertandingan yang sepi penonton jika kedua klub bermain. Anda akan
melihat bentrokan fisik sebelum dan setelah pertandingan menjadi sesuatu
yang wajib bagi fans garis keras kedua kubu. Tidak ada kata tenang
dalam Derby Fla-Flu, korban luka atau bahkan tewas yang tergeletak di
tengah jalan adalah momen yang harus siap anda saksikan jika memutuskan
untuk menontonnya.
Inilah momen dimana
pengawalan polisi akan sama ketatnya dengan pengamanan Presiden ketika
kedatangan banyak tamu kepala negara dari negara lain. Sejarah awal
perseteruan mereka tercipta sejak lama, tahun 1911 ketika banyak pemain
Fluminense membelot membantu pembentukan klub baru yang bernama
Flamengo. Disinilah awalnya hingga dunia mengakui Fla-Flu Derby sebagai
partai derby terkejam nomor wahid dunia yang mungkin hanya bisa disamai
oleh panasnya Kitalar Arasi Derby, Super Clasico, atau derby-derby dari
beberapa negara Eropa Timur.
The Ethernal Enemy : Olympiacos Pireaus vs FC. Panathinaikos
Athens Derby
Saya akan menjamin
kepada anda semua, fans dari Yunani adalah suporter dengan tingkat
fanatisme yang paling tinggi di Eropa Tengah. Derby Athens yang
mempertemukan Panathinaikos melawan Olympiakos bisa kita jadikan
representatif untuk perkataan saya tadi. Tidak ada yang namanya keramahan
jika Panathinaikos menjamu Olympiakos ataupun sebaliknya. Bentrokan
fisik dari korban luka sampai nyawa merupakan hal yang tidak mengagetkan
dalam derby ini.
Sekali lagi, kasta
ekonomi mempengaruhi rivalitas kedua tim. Panathinaikos berasal dari
tengah kota Athena dan mendapat dukungan dari kalangan atas masyarakat.
Sementara itu, Olympiakos didukung oleh masyarakat kelas bawah yang
menghuni bagian pesisir/pelabuhan kota Athena. Hari pertandingan kedua
tim sama dengan hari tanpa ketenangan bagi warga kota. Suasana selama
derby adalah bagian tersibuk polisi yang tidak akan mengedipkan mata
sedikitpun untuk mengawasi ulah suporter kedua kubu.
Kerusuhan paling gres
dan masih hangat ketika derby berlangsung terjadi pada tanggal 3 Maret
2014 lalu. Bermain dikandang Olympiakos, pihak tuan rumah yang berstatus
pemuncak klasemen secara mengejutkan tertinggal 3 gol oleh tim tamu.
Tidak terima dengan hasil tersebut, Ultras Olympiakos yang terkenal
dengan sebutan Gate 13 membuat gaduh didalam stadion, Flare yang
terbakar dan bom asap yang telah aktif dilemparkan para ultras ke dalam
lapangan. 26 orang digiring ke kantor polisi dan 11 diantaranya ditahan
karena terbukti menjadi provokator. Pelatih Panathinaikos Yiannis
Anastasiou menjadi salah seorang korban yang terluka matanya terkena
lemparan botol. Tidak sampai disitu, pemain Olympiakos asal Nigeria,
Michael Olaitan sampai pingsan dan dilarikan ke rumah sakit karena
stress dengan suasana stadion yang begitu ricuh.
Suasana yang luar biasa bagi masyarakat awam namun “biasa” bagi mereka.
Vjecni Derbi : Hadjuk Split vs Dynamo Zagreb
Vjecni Derbi
Jangan pernah berharap
menemukan hiburan untuk menghilangkan stres di laga ini. Bisa-bisa anda
malah tambah stres karena ketakutan yang luar biasa. Inilah Vjecni
Derbi (derby abadi) milik Kroasia, partai yang mempertemukan Dinamo
Zagreb vs Hajduk Split. Kedua tim adalah yang terbaik di negeri pecahan
Yugoslavia ini dan memiliki kelompok dukungan yang begitu kuat, The Bad
Blue Boys untuk Dynamo dan Torcida untuk Hajduk. Memang kedua klub bukan
berstatus Derby antar tim satu kota, derby ini lebih bersifat umum yang
mencakup Kroasia secara keseluruhan.
Hajduk berasal dari
Dalmatia (Split) dan Dinamo adalah wakil ibukota Zagreb. Kerusuhan
adalah syarat wajib dari laga Derby of Croatia. Lemparan flare, botol,
benda tajam, pengrusakan stadion, korban luka dan tewas adalah harga
yang harus dibayar dalam laga ini. Jangankan partai resmi, pada tahun
2004 ketika digelar sebuah pertandingan persahabatan antara Dynamo
Zagreb vs Hajduk Split. Laga harus dihentikan ditengah jalan setelah
fans kedua kubu melemparkan benda-benda keras seperti botol air minum
termasuk pisau ke dalam lapangan. Sejak awal memang tanda-tanda
lancarnya laga seperti mustahil terjadi, tensi pertandingan memuncak
setelah pemain Dynamo Edin Mujcin diusir keluar lapangan oleh wasit dan
ketegangan di tribun mulai terasa. Polisi mengatakan setelah
pertandingan, 25 fans dari kedua kubu telah diamankan.
Pernah dengar nama
Niko Kranjcar ? Ya, mantan pemain Portsmouth ini satu-satunya pemain
yang berani membelot secara langsung dari Dynamo Zagreb menuju Hajduk
Split. Anda tahu apa yang terjadi selanjutnya ? Ancaman pembunuhan untuk
dirinya diterima dari ribuan fans Dynamo.
Super Clasico : River Plate vs Boca Juniors
Super Clasico
Beberapa dari
rekan-rekan mungkin lebih familiar mendengar ucapan El Clasico yang
menjadi milik paten untuk tajuk laga Barcelona vs Real Madrid. Tapi, di
Argentina sana, dunia mengakui bahwa laga antara River Plate vs Boca
Juniors jauh melebihi keganasan El Clasico milik Spanyol. Perbedaan
kelas melatarbelakangi rivalitas panas dari keduanya. Los Millonarios
-sebutan River- disokong oleh dana dari kelas menengah keatas publik
Buenos Aires, sedangkan Los Xeneizes -julukan Boca- didukung oleh kelas
pekerja, yang rata-rata berstatus imigran.
Momen paling
mengerikan dari derby ini terjadi pada tanggal 23 Juni 1968 bertempat di
River’s Monumental Stadium. Sebuah tragedi yang sampai saat ini pun
belum bisa diungkap dan dipertanggung jawabkan atas apa sebenarnya
penyebab dari melayangnya 71 nyawa serta 150 orang korban luka-luka
lainnya dari pendukung Boca Juniors dalam laga derby kala itu. Tidak ada
satupun terdakwa sampai 45 tahun kemudian. Beberapa versi menyebutkan
kericuhan berawal dari pembakaran bendera River Plate oleh fans Boca
yang tiba-tiba jatuh ke tribun lantai satu yang sebenarnya diisi juga
oleh fans Boca dan menyebabkan kepanikan. Versi lain ada yang mengatakan
bahwa suporter tuan rumah (River Plate) merangsek masuk dan menimbulkan
kerusuhan di sisi milik suporter tim tamu. Ada juga yang menyalahkan
polisi dalam bertindak ketika hendak mengamankan para suporter Boca
untuk keluar dari tribunnya walaupun menyadari kapasitas pintu keluar
tidak akan cukup melihat banyaknya jumlah penonton.
Tragedi mengerikan ini
terjadi di sebuah gerbang pintu keluar bernomor 12 sehingga dikenang
sebagai tragedi “Puerta 12” (gerbang 12). Banyak pihak meyakini gerbang
12 dalam keadaan terkunci yang menyebabkan para penonton berdesakan
dimuka gerbang. Ironisnya, para korban didominasi oleh anak-anak muda
dengan rata-rata usia 19-21 tahun. 45 tahun telah berlalu namun
intensitas perseteruan kedua kubu tidak pernah reda, tidak ada duel
tanpa bentrokan fisik dan korban nyawa pun masih rutin berjatuhan.
Tahun 2004, harian
Inggris ; The Observer menempatkan Derby Superclasico di daftar teratas
dalam rilis “50 Sporting Things You Must do Before You Die”. Silahkan
dicoba bagi rekan-rekan yang bernyali cukup.
Holy War : Wisla Krakaow vs MKS Cracovia
Holy War
Jangan membicarakan
ketenaran untuk derby ini karena anda tidak akan mendapatkannya.
Bicarakanlah kekerasan yang tampaknya lebih cocok sebagai gambaran laga.
Terletak di kota yang sama, Krakow, kedua tim saling benci satu sama
lain. Sumbernya ialah sejarah politis kedua tim. Wisla Krakow 40 tahun
dikuasai polisi komunis sedangkan MKS Cracovia dimiliki oleh polisi
internal Polandia. Anehnya, kedua ultras baik itu Biala Gwiazda (White
Star)-sebutan fans Wisla- dan The Dogs (Carcovia) justru membenci
polisi.
Perseteruan derby
tidak hanya menyangkut pertandingan, klub ini satu kota, jarak stadion
kedua tim pun kurang lebih hanya 500 meter. Kehidupan sosial masyarakat
juga ikut terpengaruh oleh rivalitas kedua tim, mungkin saja tetangga
salah satu dari mereka adalah fans dari pihak lawan. Tidak heran,
bentrokan kedua kelompok begitu sering terjadi di dalam kota sekalipun
derby tidak berlangsung. Bayangkan, setiap tahun, ada saja nyawa
melayang disebabkan pertikaian kedua suporter. Tercatat dalam medio
2004-2006 saja, 8 nyawa melayang sebab dari pertikaian kedua kubu. Tidak
salah akhirnya jika kota Krakow sampai dikenal dengan sebutan “the city
of knives”.
Dino Baggio pernah
merasakan bagaimana kejamnya suporter Wisla, dia mendapatkan 5 jahitan
akibat lemparan pisau dari tribun penonton ! Tragedi itu dia dapatkan
ketika tim yang dibelanya Parma bertandang menghadapi Wisla Karakow
dalam turnamen Piala UEFA tahun 1998. Jika suatu saat anda mendarat di
Krakow, berhati-hatilah karena bukan tidak mungkin sekumpulan orang
mencegat anda dan menanyakan anda ada di “pihak yang mana”. Lebih baik
jawab dengan pertanyaan netral seperti menyukai keduanya atau tidak
keduanya.
Kitalar Arasi : Galatasaray vs Fenerbahce
Kitalar Arasy Derby
Akhirnya kita sampai
di sebuah derby yang benar-benar akan menyita perhatian besar seluruh
pemerhati olah raga si kulit bundar di seluruh penjuru dunia. Rela mati
demi klub adalah syarat wajib jika anda memutuskan menjadi salah satu
fans dari kedua klub, Fenerbahce atau Galatasaray. Suhu kota Istanbul
sudah mulai menghangat seminggu sebelum laga dan akhirnya akan mencapai
titik didih di hari pertandingan. Polisi bersiaga ketat, menyadari
bentrok bisa pecah kapanpun seminggu sebelum sampai satu minggu sesudah
derby.
Derby untuk 2 tim
tersukses Turki ini memiliki beberapa nama, Istanbul Derby adalah yang
paling sering disebut, diluar itu ada sebutan Kitalar Arasi untuknya.
Meski terletak di satu kota yang sama, perbedaan keduanya begitu jelas
karena dipisahkan oleh selat Bosphorus yang memisahkan Turki khususnya
kota Istanbul menjadi sebagian Asia dan sebagian lagi Eropa. Itulah
makna Kitalar Arasi Derby, Derby antar Benua. The Aslan (sebutan
Galatasaray) mewakili benua Eropa, sedangkan Sari Kanaryalar (julukan
Fenerbahce) mewakili entitas Asia.
Kedua klub adalah yang
tersukses di Turki, pantas jika pertemuan keduanya selalu berlangsung
dahsyat. Saya pastikan kepada anda, tubrukan fisik antar kedua pendukung
adalah pasti terjadi. Fenerbahce memiliki pos militan bertajuk
Genc-Fenerbahceliler (Young Fenerbahce Supporters) dan Galatasaray
diwakili oleh ultrasnya yang bergelar “ultrAslan”. Aslan adalah bahasa
Turki yang berarti Singa.
Jangan sampai salah
duduk atau lewat didepan pendukung dengan atribut yang salah, nyawa anda
bisa sangat terancam. Kejadian paling gresterjadi pada tanggal 14 Mei
2014 lalu, seorang fans Fenerbahce berusia 19 tahun yang bernama Burak
Yildirim tewas ditikam oleh seorang fan Galatasaray yang tidak ditemukan
identitasnya. Penusukan terjadi ketika korban pulang selepas
menyaksikan laga tim kesayangannya memenangi derby dengan skor 2-1.
Burak Yildirim berdiri di pemberhentian bus sebelum tewas ditikam dari
belakang.
Jika anda tidak punya cukup mental dan kehati-hatian, sebaiknya menjauh dari laga ini.
Vacity Derby : Partizan Belgrade vs Red Star Belgrade
Vacity Derby
Saya tidak akan
menyarankan anda untuk berkunjung ke Serbia dan menyaksikan derby
Belgrade antara Red Star melawan Partizan. Bukan kenapa-kenapa, inilah
partai dimana seorang ibu akan benar-benar melarang anaknya menonton
pertandingan. Warga Serbia adalah warga yang terbiasa dalam berperang,
puluhan tahun negeri yang dulunya bernama Yugoslavia ini dilanda perang
saudara. Mereka tidak takut mati jika harus membela apa yang
dipercayainya. Asal tahu saja, sebuah klub akan sama nilai sakralnya
dengan sebuah agama untuk warga Serbia khususnya.
Tonton saja video
diatas, maka anda akan mengatakan derby lain di Eropa hanyalah rivalitas
anak-anak SD yang suka bernyanyi. Pembakaran, flare beterbangan,
ledakan bom asap serta suasana chaos mencekam adalah tontonan wajib bagi
anda yang menyempatkan diri hadir di derby yang memiliki banyak nama
seperti Eternal Derby, Vacity Derby atau Berlgrade Derby ini.
Polisi anti huru-hara
bersenjata lengkap, ambulans, tenaga medis dan rumah sakit akan
dipersiapkan bersiaga ekstra untuk menyambut kedatangan hajatan yang
rutin diakan minimal 2 kali dalam setahun tersebut. Semua pihak paham
betul kekerasan sampai menimbulkan korban luka atau tewas adalah nama
belakang derby ini. Salah satu kejadian paling dikenang terjadi pada
tahun 1997 ketika salah seorang bocah berusia 17 tahun kehilangan
hidupnya karena terkena lemparan flare.
Saya tetap tidak
menyarankan anda menonton langsung Vacity Derby, namun jika ingin
melihat kaidah sebenarnya dari rasa fanatisme diluar batas, disinilah
tempatnya. Berhati-hatilah atau paling aman anda membeli tiket jauh dari
dua tribun di belakang gawang tempat khusus untuk ritualnya ultras
kedua kubu.
Penutup
Mungkin, derby-derby
diatas tidak sebesar nilai ketenaran Derby Della Madoninna, Derby
Manchester, Derby London apalagi El CLasico. Itulah mengapa judul diatas
saya tulis sebagai derby paling keras dan mengerikan di dunia. Dimana
arti sebuah klub untuk para ultras lebih dari sekedar harta dan cinta.
Masing-masing Fans garis keras dengan senang hati akan mengatakan bahwa
mereka rela mati demi klub kesayangan mereka.
Secara garis besar
dapat saya katakan, hampir semua laga derby paling keras yang saya
rangkum ini terjadi di belahan bumi dimana sepak bola belum diorganisasi
sedemikian rapinya. Kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa
orang-orang Inggris mempunyai fanatisme terhadap klub dukungannya lebih
kecil dari rasa fanatisme orang-orang dari negara-negara Balkan.
Bukankah awal dari kata-kata hooliganisme itu berasal dari Inggris ?
Intinya adalah aturan
yang tegas dari pemilik regulasi. Di Inggris, sekali saja anda berbuat
sesuatu yang konyol seperti menyalakan flare atau menjadi provokator
yang menyebabkan kericuhan massal, anda akan dilarang oleh FA untuk
menyaksikan pertandingan apapun langsung di stadion seumur hidup. Adakah
fans bodoh yang tetap nekat melakukannya ? ada saja walau jumlahnya
tinggal satu-dua orang. Itupun pasti disesali yang bersangkutan.
Tidak hanya di
Inggris, hampir disemua liga-liga besar telah menetapkan aturan yang
sama. Jerman dan Belanda contoh sukses lainnya. Itali pun sudah
sebenarnya, walaupun memang hukuman yang dijatuhkan seringkali tidak
sekeras Inggris ataupun Jerman, wajar saja kekerasan dalam sepak bola
Itali masih sering terasa. Semua regulator liga-liga terbaik di Eropa
berani bersikap tegas, itulah yang membedakannya dengan derby-derby
rusuh yang kelewat keras seperti derby-derby milik Eropa Timur atau
Amerika Selatan. Tidak lupa Indonesia juga termasuk didalamnya.
Tapi sekali lagi,
inilah sepak bola. Sepak bola tanpa ultras bagai ayam lalapan tanpa
sambal yang pedas. Ada yang begitu fanatik dengan sambal yang pedas ada
juga yang membenci jika terlalu pedas. Sekarang terserah anda berada di
kubu yang mana.
Semoga bermanfaat.
Silahkan jika teman-teman berkenan untuk
melakukan analisa sesuai topik ini di form komentar. Terima kasih sudah
mampir untu membaca.
Salam virfast.com
Referensi : bleacherreport.com, themost10, soccerlens, sky10
goyard bag
BalasHapusbape clothing
bapesta shoes
nba star shoes
hermes outlet
off white
hermes outlet
bape
off white outlet
golden goose