Selasa, 29 Maret 2011

PunK mEloDik

Siapa bilang punk warna musiknya marah-marah melulu? Buktinya band-band melodic punk bisa kok beromantis ria, dengan kemasan musik tetap sangar, tapi enak didengar. Hampir setiap tahun kita bakal bertemu dengan nama-nama baru di dunia musik. Sebagian dari mereka bertahan dan sebagian menghilang entah ke mana. Biasanya beberapa band yang bisa survive muncul barengan dengan menawarkan kesamaan bentuk musik pula. Lama- lama kesamaan itu mewabah, menjadi tren dan akhirnya bisa menularkan gaya mereka ke band-band lain yang belakangan muncul.
Seorang teman pernah menulis kegusarannya tentang pola di atas dalam sebuah mailing list, “Zaman alternative rock, semua musik disebut alternative. Netral pun (yang musiknya lebih cenderung punk-Red) disebut alternative rock. Paling parah zaman hip-metal. Sampai-sampai Korn pun disebut hip-metal oleh sebuah majalah,” begitu tulisnya. Tulisan itu dibuat saat di mailling list sedang terjadi perdebatan soal berkembangnya kembali musik punk dalam kemasan yang lebih baru. Jangan-jangan sebuah band yang bukan punk karena sekarang lagi mewabah, eh dibilang punk juga.

Kalau sudah begini, banyak orang yang merasa lebih tahu. Mereka merasa “lebih punk” ketimbang yang lain sehingga cenderung membuat banyak batasan atau aturan, yang justru dalam konteks debat soal “punk atau bukan”, malah berlawanan dengan semangat antikemapanan yang jadi “ajaran” awal punk.

Sudah enggak provokatif

Terserah, kalau memang masih mau ribut soal “punk atau bukan” sebuah band. Bisa jadi debat ini akan membuat si teman kita itu makin kesal lagi. Yang pasti, belakangan ini dunia musik memang tengah dibanjiri kemunculan band-band dengan warna musik punk yang lebih modern. Bukan hanya di luar negeri, tapi juga dari pentas musik dalam negeri.

Punk dengan kemasan “lebih trendi” ini sebenarnya juga tetap berakar dari punk. Sejalan dengan perubahan zaman, punk sebagai sebuah aliran musik pun mengalami banyak perubahan. Punk sekarang mungkin akan terdengar jauh berbeda dengan warna musik punk di awal kemunculannya. Saat The Ramones di Amrik atau Sex Pistols di Inggris menggila di akhir dekade 1970-an. So, sah saja bila musik punk pun di tiap masanya, punya massa yang berbeda. Sesuai dengan perubahan corak musik yang muncul di dalam musik punk yang sedang in saat itu. Dengan kata lain, tiap generasi punya pahlawan punk-nya sendiri. Om kita bilang punk adalah Sex Pistols, The Ramones, atau The Clash. Kakak kita malah ngotot Bad Religion atau NOFX- lah band punk sejati. Tapi, kita juga boleh kok bilang kalau Blink 182, Rocket Rockers, atau Endank Soekamti yang lagi ngetop dengan lagu Bau Mulut-nya sebagai band-band punk juga.

Nah, band-band yang disebut belakangan dan lagu-lagunya sedang airplay di radio-radio plus MTV itulah, yang kemudian disebut sebagai band-band beraliran melodic punk. Sebuah interpretasi baru terhadap akar musik punk hingga menjadi tren sekarang ini. Ada benang merah yang bisa ditarik dari band-band pengusung melodic punk tersebut. Dibandingkan dengan band-band dengan gaya punk lainnya, nada dan komposisi lagu-lagu dari style band-band melodic punk nyanyikan lebih tertata rapi. Musiknya juga lebih banyak akrab dan enak didengar. Kalau biasanya punk lebih terfokus untuk memprovokasi massa, atau selalu punya tujuan membangkitkan semangat dan emosi massanya, para pengusung melodic punk lebih concern kepada musik yang mereka mainkan.

Bandung (lagi)

Bandung kembali mendahului kota lain sebagai pionir dalam memproduksi grup melodic punk ini. Mungkin bisa disepakati bahwa kemunculan melodic punk diawali dengan nama Rocket Rockers. Sebuah grup melodic punk yang merilis album mereka di tahun 2002, tahun di mana belum ada band yang merilis album dan konsisten melantunkan melodic punk di Indonesia. Tapi, kalau kita rajin main ke Bandung, embrio melodic punk ini sudah ada sejak awal 1990-an. Saat itu muncul sebuah band bernama Sendal Jepit, yang lagu-lagunya setipe dengan Bad Religion atau NOFX. “Kami enggak bisa dibilang pionir. Karena sebelumnya sudah ada Sendal Jepit dan saya adalah fans mereka,” ujar Ucay, vokalis Rocket Rockers. Baginya hanya perbedaan nasib saja yang membuat Rocket Rockers lebih muncul ketimbang pendahulunya. Pada kenyataannya, banyak pula band seangkatan Rocket Rockers yang baru belakangan muncul albumnya, seperti The Bahamas atau Nudist Island. Selain band-band tersebut, Ucay yang juga bekerja di sebuah majalah indie, melihat tanda-tanda lain. Yaitu, banyaknya band-band SMU saat itu yang memainkan lagu-lagu dari band-band melodic punk luar, macam Blink 182. Itu tidak hanya terjadi di Bandung. Anak-anak SMU di Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, dan berbagai kota kecil lainnya sering mengumandangkan lagu-lagu Blink di studio latihan mereka. Bahkan, dalam sebuah audisi di Kota Bogor untuk sebuah acara musik indie, 70 persen dari peserta audisi adalah band beraliran melodic punk.

Melodic punk jadi fenomena di peta musik lokal. Mulai merambah ke arah timur pulau Jawa. Tepatnya di Yogyakarta, yang kemudian memunculkan nama macam Endank Soekamti. Sebuah band yang berisi tiga anak kelahiran tahun 1980-an dan menyebut musik mereka secara becandaan sebagai “melodic soekamti”. Dari awal terbentuknya di tahun 2000, para personel band yang namanya diambil dari nama seorang cewek dan guru favorit mereka ini sudah terkontaminasi lagu-lagunya Blink 182. Tepatnya saat mereka ber-jam session (saat itu band belum terbentuk) di sebuah acara tahun baru. Di atas panggung mereka sepakat untuk membawakan lagu-lagunya Blink 182. Maka, akhirnya seusai manggung, mereka pun memutuskan untuk membentuk sebuah band. “Sebenarnya di Yogya banyak banget band punk sejenis. Kita bisa menemukan mereka di sekitaran Mirota Kampus (dekat UGM-Red),” ujar Erick, vokalis sekaligus basis di grup itu. “Kami sendiri sebenarnya menyanyikan lagu cinta, lho. Tapi, enggak ada tuh kata-kata puitis nan manis. Apa adanya saja, malah cenderung kasar. Musiknya pun kasar, sesuai dengan jiwa kami yang kasar,” terang Erick sambil tertawa. Penjelasan Erick tadi merupakan definisi dari apa yang mereka sebut sebagai “melodic soekamti”. Tapi, para personel band ini malah enggak pernah mengharamkan kata cinta di lirik-lirik mereka. “Lha, gimana lagi? Itu kata-kata yang kami pakai untuk merayu cewek-cewek. Dan enggak ada penggantinya yang sempurna,” kilah sang vokalis lagi.

Dari sekadar ingin menunjukkan bahwa orang kasar seperti mereka bisa beromantis ria juga, mereka pun menemukan konsep bermusik yang mereka sukai. Sama seperti Ucay dan Rocket Rockers-nya, Erick dan kawan-kawan memilih warna musik yang disebut orang sebagai melodic punk. Malah belakangan di Yogya sudah muncul komunitas penggemar warna musik ini, dengan menyebut komunitasnya sebagai “Jogja melodic”.

Jakarta pun akhirnya mengeluarkan jagoan mereka, The Superglad. Empat cowok yang punya ritual “Jumat agung” (maksudnya latihan setiap Jumat di studio musik mereka sampai pagi) ini punya karakter musik yang setipe dengan Endank Soekamti. Pada sebuah kesempatan, Lukman sang vokalis pernah bertutur, “Kali ini, gue memang pengin beda sama band gue terdahulu (Waiting Room- Red). Gue pengin bikin nada-nada yang memang mudah diterima.” Itulah yang membuat konsep bermusik The Superglad berbeda, walaupun semua personelnya juga eks-personel Waiting Room.

Lebih terbuka

Melodic punk ini sangat terbuka dalam perkembangannya, tidak mengharamkan masuknya unsur-unsur baru dalam bermusik. Sebagai contoh, kita bisa dengar dan rasakan perbedaan di album Blink 182 (titel: Blink 182). “Kalau sampai album baru Blink 182 itu sama seperti album yang dulu, gue bakal kecewa banget,” komentar Ucay sebelum membeli album terbaru Blink 182 tersebut. “Tapi, ternyata mereka melakukan apa yang saya inginkan,” sambung Ucay sambil tertawa lega. Ucay bisa berkata seperti itu karena dia memang sedang berpikir keras untuk album kedua Rocket Rockers. Berusaha mencari hal-hal baru untuk lagu-lagunya agar tidak stuck dengan pola lama. Masalah diakui sebagai punk atau tidak, terserah saja. Begitulah melodic punk, terbuka menerima unsur baru.

Dengan mewabahnya melodic punk secara bersamaan di hampir banyak negara di seluruh dunia, membuat tren ini semakin sulit ditahan untuk membesar. Band-band baru “pendukung” gaya yang disepakati dimulai Blink 182 ini semakin banyak saja. Seperti The Ataris, band yang namanya cukup besar di Amrik, tapi baru masuk ke pasar Indonesia belakangan ini. The Ataris memang sempat terjegal policy label karena dianggap enggak bakal laku di pasar Indonesia. Tapi, sekarang label rekamannya “latah” merilis album band tersebut, karena band-band sealiran yang lebih dulu dirilis di Indonesia, ternyata laris manis.

Kali ini mungkin derita teman yang curhat di e-mail pada awal tulisan tadi makin menjadi. Karena dengan semakin ngetrennya melodic punk, perdebatan ala rock alternatif atau hip-metal bisa jadi akan muncul kembali. Misalnya saja yang sekarang mulai muncul adalah: apakah melodic pantas menjadi bagian dari keluarga besar punk? Semoga saja tidak terjadi adu debat berkepanjangan soal “sah atau tidak”-nya. Yang penting adalah semua bisa survive. Kita lihat saja nanti, apakah di tahun-tahun mendatang band-band tersebut akan tetap survive atau menghilang seiring dengan kemunculan tren musik yang baru.

Filosophy dan Komersialisasi PUNK Menuju Trendy

Sudah cukup lama ingin mengungkapkan apa itu yang dinamakan Punk dan bagaimana keadaan Punk sekarang ini…. Punk itu lebih dari sekadar musik. Punk adalah gaya hidup yang bisa mengubah hidup dirinya atau lingkungan sekitarnya.
Punk adalah pemikiranmu dan bukan pakaianmu. Jangan mengaku punk jika kau berkunjung ke klab malam dan berada di tengah lantai disko serta menengguk minuman mahal. Punk bukan seperti itu. Punk itu dianut dan bukan disukai. Persetan dengan kalian yang mengatasnamakan punk ketika harus membanggakan diri. Punk bukan untuk membanggakan diri, bukan pula untuk mencari popularitas akan tetapi punk adalah untuk membantumu melangkah, sebagai suatu philosophi, sebagai suatu area berfikir kritis, sebagai suatu ruang gerak, dan sebagai suatu perlawanan. Lebih baik kau buang saja kaset-kaset, CD-CD atau semua fashion yang membuatmu merasa punk, karena itu semua hanyalah atribut dan tidak berarti apa-apa.

Ada yang bilang, punk bukanlah fashion! Yeah, bisa dibilang begitu. Bahkan punk juga bukan sekadar musik. Punk adalah gaya hidup. Berarti akan nempel di keseharian kita. Jadi bagaimana dan kapan kita bisa mengaku bahwa kita adalah punkers? Apakah saat kita tiap pagi dibangunkan oleh jeritan Johny Rotten (Sex Pistols)? Atau saat kita muncul di jalan dengan rambut mo-hawk, jins penuh tambalan dan boot?
Well punk lebih dari itu. Punkers bukanlah orang yang tak mempunyai tujuan hidup. Agak sulit ya kita menjadi punkers kalau kita sendiri tidak mengerti kenapa orang-orang memilih menjadi punkers.

Definisi Punk

Menurut kamus bahasa Inggris, punk bisa berarti enggak penting, tidak berguna, busuk. He he he. Kita lupakan saja kamus bahasa itu. Sekarang kita lihat arti punk, menurut seorang guru punk, Joe Kidd. Menurutnya punk punya arti yang be-rubah sesuai dengan tingkat kedewasaannya. Saat dia berusia 13 tahun, punk baginya adalah sesuatu yang liar, dandanan yang revolusioner, enggak perlu ke sekolah, dan musik se-tiap saat. Lalu dia terus berpikir dan akhirnya menemukan bahwa punk adalah sebuah semangat. Semangat untuk perubahan, ketidaktergantung-an, proses kreatif dan peduli tentang politik. Semakin lama pandangan punk makin luas. Tapi penekanannya tetap di bagian yang sama. Punk adalah sebuah semangat untuk menghadapi hidup dengan kreativitas tinggi. “Bagaimanapun, seseorang yang berpakaian seperti punk dan mendengarkan musik-musik punk mungkin hanya untuk menyesuaikan diri dengan pergerakan punk dan hal ini bukanlah punk sebenarnya, karena punk adalah ideologi dan bukan trend.”

Mereka yang memulai hidup sebagai punkers adalah kelas menengah ke bawah. Dan punya tujuan yang sangat simpel. Enggak mau di ganggu, minum, dan mendengarkan musik. Cuma tiga itu saja. Tentunya untuk terus hidup seperti itu enggak bisa terjadi begitu saja. Kasus yang hampir sama dengan proses lahirnya skinheads. Mereka tumbuh jadi orang yang bekerja keras di siang hari. Tuju-annya memang hanya mengumpulkan uang untuk having fun di malam hari. Tapi satu semangat mereka adalah untuk independent atau tidak tergantung. Jadi punkers selalu berusaha untuk bekerja apa pun. Inilah yang menunjukan semangat punk untuk hidup mandiri.

Modal lain untuk melakukan itu semua adalah brain! Yup, kita harus punya otak dong. Kalau otak kita kosong, bakal ditipu terus. Gimana pula kita bisa menghadapi perubahan, dan mengerti tentang situasi politik. Oleh karena itulah bohong besar kalau punkers tidak memerlukan pendidikan. Walau memang tidak harus di sekolah formal.
Nah sekarang kita siap enggak untuk menjadi seorang punker sejati. Seseorang yang benar-benar bisa menghadapi tantangan hidup. Selalu siap menghadapi ber bagai keadaan. Bukannya berarti kita harus selalu tidur di pinggir jalan. Tapi kita siap kalaupun harus hidup di pinggir jalan. Bukan cuma berani menggunakan celana jeans ketat, rambut mohawk, sepatu boots saja. Tapi kita juga harus malu kalau masih minta uang ke orang lain. Termasuk orang tua kita.

Saya sering melihat seseorang yang berdandan ala punk layaknya bunga yang berusaha memikat sang lebah untuk hinggap di kelopaknya. Rambut mohawk, pakaian bolong-bolong, piercing sempurna namun hati dan jiwa pemuda cinta. Baru mengenakan atributnya saja mereka merasa seorang jagoan, merasa punk sebenarnya. Sejatinya apa yang mereka kenakan tersebut hanyalah sebuah topeng srigala yang digunakan untuk membuat garang seekor domba. Sepatu Martin atau underground mengkilat, masih baru dan diimport langsung dari negara produsennya, t-shirt asli buatan luarnegeri berlambang anarki atau apapun yang memang identik dengan punk selalu membuatku terharu dan merasa berduka. Punk saat ini menjadi konsumsi kaum-kaum mapan secara materi, sebagai simbol gaul dan trend dan tak lebih dari sekedar fashion. Hanya penampilan dan bukannya pemikiran. Tak ada lagi pemikiran kritis, tak ada lagi kepedulian terhadap kaum lemah sekitarnya, tak ada lagi sikap anarkis, yang ada hanyalah punk yang berlabel kapitalis. Media-media pun mulai mengeksposnya sebagai suatu trend anak muda.

Gagasan dasarnya adalah mampu mengatakan tidak pada upaya eksploitasi dan publikasi media karena media merupakan salah satu mesin kapitalis. Sehingga seharusnya punk mampu bergerak melalui kegiatan konser sendiri tanpa sponsor yang mengutamakan kepentingan pribadi, mampu menuangkan ide-ide melalui fanzine atau tulisan-tulisan yang cukup representatif dan relevan terhadap keadaan saat ini.


http://xadminmumu.wordpress.com/about/

Sabtu, 26 Maret 2011

BIOGRAFI JAMRUD

JAMRUD sebenarnya bukan kelompok kemarin sore. Perjalanan karier mereka dimulai pada 1984. Saat itu, mereka masih SMA. Dengan modal nekat, mereka mengikuti Festival Rock Indonesia dan meraih predikat terbaik, band yang waktu itu masih bernama JAMROCK ini tak membawa hasil apa-apa.
JAMRUD adalah grub band rock fenomenal di Indonesia
band yang bediri pada tahun 1989 di cimahi,jawa barat
band yang dulunya bernama JAMROCK ini di DEPANI oleh
"AZIS" MANGASIH SIAGIAN dan "RICKY" TEDDY


JAMROCK memiliki empat personil
AZIS (gitar),RICKY (bass),AGUS (drum),OPPIE (vokal)
dan grup ini pun beberapa kali mengalami perubahan personil
salah satu diantaranya adalah BUDI HARYONO (EX-drumer GIGI) sempat juga
menggantikan posisi AGUS.


JAMROCK terkenal pada tahun 90an dan pada saat itu mereka membawakan lagu-lagu dari band-band rock INDONESIA yang telah memiliki nama pada era itu.


masuknya KRISYANTO sebagai pemegang predikat vokalis rock terbaik versi festival rock se-BANDUNG menggantikan posisi OPPIE (vokal)
SHANDY HANDOKO mengantikan posisi BUDI HARYONO di drum,keluarnya BUDI HARYONO dikarenakan adanya perubahan selera musik di dalam diri BUDI.
JAMROCK pun menambah personil di gitar yaitu FITRA ALAMSYAH


Puas dengan kesuksesan mereka mengusung tema cadas pada bandnya,pada tahun 1995 AZIS dkk pun menulis materi lagu dan melemparkannya ke label rekaman Log Zhlebour yang biasa disebut dengan "log"
Log memberi sambutan hangat pada materi lagu yang di usung AZIS,RICKY,ANTO,FITRA,SHANDY,
JAMROCK pun menjadi bagian manegement di bawah pimpinan Log.
Karena di bawah manegement Log,JAMROCK pun harus merubah nama grub band mereka menjadi JAMRUD sesuai keinginan Log.


Alhasil,album pertama JAMRUD di bawah naungan Log,mendapat sambutan spesial di hati pecinta musik rock tanah air,pada tahun 1996 NEKAD (judul album JAMRUD) meraih angka penjualan 100ribu keping dalam waktu singkat.Kesuksesan JAMRUD di album pertama dilanjutkan dengan kesuksesan pada album PUTRI (1997) yang angka penjualannya mencapai 200ribu keping,kesuksesan pun berlanjut pada album TERIMA KASIH (1999) yang berhasil menjual 750ribu keping,album tersebut sangat di gandrungi anak muda terutama pada lagu "BERAKIT-RAKIT" dan "TERIMA KASIH"


Kebahagian atas kesuksesan JAMRUD pada album TERIMA KASIH tak sempat di rasakan oleh SHANDY HANDOKO dan FITRA ALAMSYAH yang meninggal dunia pada tahun 1999 di karenakan over dosis obat-obatan terlarang.Posisi SHANDY pada drum di gantikan oleh HERMAN HUSIN,SHANDY yang lebih dahulu meninggalkan dunia hanya sempat mewariskan gebukan drum pada lagu "SURTI-TEDJO" dan selebihnya adalah gebukan HERMAN sendiri.FITRA sendiri meninggal dunia setelah Album NINGRAT rampung,dan posisi FITRA hanya di isi oleh SURYA (adicionel).


Saat di mintai komfirmasi oleh wartawan,soal status SURYA yang tidak direkrut menjadi personel JAMRUD,AZIS beralibi dengan mengatakan "FITRA,sempat berpesan sebelum kematiaanya,agar posisinya tidak di gantikan oleh siapa pun",oleh sebab itulah JAMRUD hanya menjadikan SURYA sebagai adicionel saja.

Dan pada album NINGRAT tarsebut,AZIS menciptakan lagu khusus yang bejudul FUCK OFF untuk mengenang kepergian SHANDY akibat Over Dosis (OD),lirik lagunya berisi pesan tentang bahayanya NARKOBA,dan lagu tersebut juga menjadi lagu untuk mengenang FITRA sang gitaris.

Sekarang kita tinggalkan dulu masalah kematian personil JAMRUD,dan kita kembali membahas kesuksesan JAMRUD pada Abum NINGRAT pada tahun (2000) yang menorehkan sukses menjadi Album Rock INDONESIA yang penjualan Albumnya sebanyak 1juta keping.Hasil yang fantastik bagi sebuah band yang mengusung aliran Rock.Lagu "NINGRAT",SURTI-TEDJO","PELANGI DIMATAMU" sangat populer pada masa itu.
Dalam sejarah penjualan album musik rock di Tanah Air, belum satu pun kelompok cadas yang mencapai angka tadi. Log Zhelebour, Manajer Jamrud, yang juga produser Ningrat, mengakui hal itu.
Karena kesuksesanya itu,Log memberikan bonus kepada JAMRUD merilis Album SYDNEY 090102 (2002) Di SYDNEY,AUSTRALIA.Wauuwww..sungguh Fantastik.!!

Kesuksesan JAMRUD berlanjut,pada album berikutnya,yaitu ALL THE BEST SLOW HITS (2003),BO 18+ (2004).
Dan tak lama setelah peluncuran album BO 18+,JAMRUD melucurkan DISCOGARPHI yang berbentuk kaset,walaupun jumlah kasetnya di batasi,tetapi antusisme sambutan para fans sungguh sangat di luar dugaan.

Dan pada tahun 2006 Band yang memiliki fans yang benama JAMERS ini merilis album yang berjudul ALL ACCESS IN LOVE,pada album ini AZIS menciptakan sebuah lagu yang berjudul VIVA JAMERS.

Kesuksesan JAMRUD sungguh sangat luar biasa,menilik penjualan album JAMRUD paling fenomenal diantara group rock lainnya dan sudah melakukan tour show besar besaran di 100 kota lebih dengan nilai kontrak show 100 - 150 juta pershow ( hanya fee)

Dan kini kesuksesan-kesuksesan tersebut hanya bisa di kenang saja,mengingat pada 2008 KRISYANTO sang vokalis memilih hengkang dari JAMRUD,di kerenakan bertambahnya usia yang kian tua,tenaganya pun tak cukup memadai bila membawakan lagu-lagu JAMRUD yang cadas saat tour.Hengkangnya KRISYANTO disusul oleh HERMAN sang drumer,alasannya hengkannya belum menemui kepastian dan masih menjadi tanda tanya.




>>nantikan cerita selanjutnya<<

FORMASI BARU JAMRUD

Jakarta - Setelah vokalis Krisyanto hengkang dari Jamrud pada 2007, gitaris Aziz Mangasi Siagian dan pemain bas Ricky Teddy adalah dua personel Jamrud yang tersisa dari masa-masa keemasan album Nekad (1996) sampai Ningrat (2000). Tidak mau berhenti di situ, mereka segera merekrut tiga personel baru untuk tetap bisa melanjutkan bisnis.

Maka dirilislah album penuh New Performance 2009 yang, menurut Aziz MS, sama sekali tidak sukses karena promosinya pun tidak maksimal. Ditambah lagi karena sebenarnya lagu-lagu di dalam album itu adalah materi yang telah dipersiapkan untuk Krisyanto. Sehingga mau tidak mau vokalis baru Jamrud, Jaja Amdonal, harus bisa menyanyikannya dengan karakter yang tidak boleh jauh dari karakter Yanto.

Respon dari para Jammers (julukan bagi para penggemar Jamrud) pun beragam. Banyak yang menilai bahwa karakter vokal Donal di situ terlalu meniru Krisyanto.
“Album baru ini kan saya masih pakai lagu lama. Otomatis kuping saya atau kuping Jammers tetap masih terbawa ke vokalis yang lama. Tapi nanti kalau kami mengeluarkan album baru, nah di situlah pembentukan dia,” kata Aziz kepada Rolling Stone pada Oktober 2010 silam.

Belum lama ini album baru itu pun dirilis. Namun, Jamrud ternyata melakukan manuver dengan menambahkan satu orang vokalis pada album yang diberi tajuk Bumi & Langit Menangis itu. Apa yang terjadi? Adakah itu merupakan dampak sepeninggal Krisyanto?

BUMI&LANGIT MENANGIS
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Rolling Stone menyambangi Jamrud pada Selasa (22/3) siang di Taman Mini Indonesia Indah. Di sana, kelompok musik rock yang terbentuk sejak 1989 itu akan melakukan syuting untuk videoklip bagi single pertama dari album baru mereka, “Sik Sik Sibatumanikam”.

Simak obrolan tiga puluh menit kami dengan gitaris dan salah seorang pendiri Jamrud, Aziz MS, tentang konsep album baru yang tidak bisa diterima oleh telinga sang produser eksekutif Log Zhelebour lantaran terlalu keras, serta seputar hengkangnya Krisyanto.

Jamrud menambah satu vokalis lagi. Seperti apa konsep album baru ini sehingga perlu memakai dua vokalis?

Dengan kami menarik vokalis lagi [Iwan] sebenarnya karena memang ada masalah di album ini. Karena lebih dari 50% lagu membutuhkan not-not yang tinggi. Sementara kalau hanya untuk recording, kami biasa mem-back-up suara-suara tinggi itu. Entah aku yang ikut di situ, nge-backing, atau cara-cara lain. Tapi masalahnya sekarang kita butuh backing-backing suara tinggi itu yang tidak hanya fill. Seperti fill gitar yang memperkuat aransemen. Justru kebanyakan malah di refrain-refrain-nya yang memang dominan.
IWAN VOX

Jadi, mau nggak mau kita sepakat untuk menambah vokalis yang bisa menjangkau not-not lebih tinggi dari vokalnya Donal. Di album ini sebenarnya vokalnya jadi tiga. Karena aku sendiri malah terlibat lebih banyak ketimbang Iwan. Karena di situ aku kan sudah memasukkan unsur-unsur scream, total scream, jadi full satu lagu. Nah, di album itu ada tiga lagu yang memang total scream. Jadi otomatis di album Jamrud 2011 ini jadi ada tiga vokalis.

Jadi apa elemen dalam album ini yang masih “sangat Jamrud”?

Ada beberapa lagu, seperti lagu yang kami mau buat klipnya “Sik Sik Sibatumanikam”, walau itu lagu Tapanuli tapi tetap kami bawakan dalam versi Jamrud. Yaitu meski lagunya sendiri bukan untuk membanyol, tapi cara membawakannya itu seperti kami menyanyikan lagu-lagu yang sebelumnya yang memang membanyol. Jadi seperti slengean, atau musiknya yang berpindah-pindah pattern.

Jamrud mengusung musik yang lebih keras untuk album baru, apakah itu merupakan suatu strategi untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh karakter kuat vokal Krisyanto?

Sadar atau nggak sadar, pasti ada strategi itu. Grup mana pun pasti ingin tetap survive tanpa harus dibandingkan dengan formasi yang sebelumnya. Cuma yang lebih utama adalah karena kami mau mengeksplor. Seperti aku sendiri, sebelum menggarap itu sudah membayangkan kalau gue main lagi musik industri seperti kemarin, maksudnya album-album sebelumnya, otomatis Jammers pada umumnya akan mencari lagu hits-nya saja. Sudah pasti terjebak seperti itu.

Dan otomatis aku membuat lagu-lagu yang memang ditujukan untuk menjadi hits, seperti dulu. Jadi musiknya sendiri porsinya hanya sebagai pengiring. Sementara yang sudah diniatkan adalah Jamrud ini harus eksplorasi kekuatan-kekuatan gitarnya, drumnya, vokalnya, basnya. Semuanya. Karena untuk Jamrud sekarang ini bukan popularitas atau hits yang dikejar, walaupun kami tidak akan menampik nantinya. Tapi di atas itu semua kami hanya butuh pengakuan bahwa Jamrud ini tetap ada, tetap nge-rock, walaupun zamannya ini zaman Melayu atau zaman lagu berdarah-darah. Di situlah eksistensi sebuah grup rock diuji.

Seberapa besar pengaruh kehilangan Krisyanto sehingga Jamrud harus melakukan dua kali perombakan di departemen vokal?

Kalau dibilang itu dampak dari Yanto mungkin nggak terlalu juga. Sebenarnya kalau hanya untuk memutuskan hubungan antara Jamrud baru dengan Jamrud lama dengan aku nyanyi scream tujuh lagu aja, itu sudah putus. Karena sudah berbeda banget. Sekarang seperti kita dengar Lamb of God, bagaimana mau disatukan dengan Yanto? Jauh… Jauh sekali.

Cuma masalahnya di sini aku nggak mau bikin suatu produk album yang tidak bisa diaplikasikan ke panggung dengan, minimal 90%, mirip. Makanya kami di sini mengakui kelemahan pada vokal kalau hanya menggunakan satu vokalis. Aku yakin, andaikan album ini digarap dengan Yanto sebagai vokalis, tetap aku keberatan. Karena Yanto pun tidak bisa menguasai not-not tinggi seperti di album ini. Not-nya memang masih suara laki, tapi banyak falsetto. Jadi seandainya pun itu digarap bersama Yanto, kami tetap butuh vokalis tambahan. Entah itu featuring atau hanya untuk di panggung.

Seandainya saat ini Krisyanto masih di Jamrud, apakah Jamrud akan pindah ke warna musik yang seperti ini?

Cikal bakal Jamrud itu kan sebenarnya dari musik seperti itu. Sebelum kami bikin album pertama kami sudah bawa Sepultura melulu. Kami nggak pernah bawain yang lain, hanya Sepultura, Whitesnake, atau Helloween. Jadi di album pertama ada lagu yang masih berbau Sepultura. Di album kedua juga ada. Begitu masuk di album ketiga dan seterusnya kami udah masuk ke industri.

Dengan kata lain, pada akhirnya kami nggak mau kerja bakti: buat lagu susah-susah hanya didengar oleh komunitas. Akhirnya kami bikin yang lebih bisa diterima masyarakat. Jadilah band industri. Nah, di album sekarang itu sama saja seperti kami, ah sudah ah kembali lagi seperti dulu lagi. Sepertinya asyik nih. Enjoy juga mainnya dan kami bisa eksplorasi. Sepuas-puasnya main, mau menunjukkan skill-nya sampai sejauh apa.

Album Jamrud terlaris adalah Ningrat (2000), tapi album-album setelah itu penjualannya merosot. Menurut Anda karena apa?

COVER ALBUM NINGRAT
Sepertinya memang industrinya saja. Karena itu tidak hanya terjadi pada Jamrud. Tapi hampir ke rata-rata band yang ngeluarin album setelah Ningrat. Mereka merasakan hal yang sama. Yang tadinya mereka bisa menjual satu juta atau dua juta kopi, tiba-tiba hanya 400 bahkan 300 ribu. Bahkan ada grup yang harus gulung tikar karena tidak kuat dengan terpaan, karena industrinya melemah.

Jadi mungkin pada saat itulah siklus masyarakat musik Indonesia mencapai titik jenuh dengan band yang sudah bertahan, taruhlah, dalam kurun waktu lima tahun itu. Mungkin mereka butuh yang lebih fresh lagi. Memang di industri musik selalu begitu di mana pun juga. Dan kami memang harus bisa menerima. Ada beberapa grup atau beberapa penyanyi yang nggak bisa menerima, mereka lari, mengundurkan diri, atau vakum.

Apakah, menurut Anda, Krisyanto termasuk dari mereka yang mengundurkan diri karena putus asa dengan kondisi itu?
EX-JAMRUD

Kalau yang aku lihat dulu itu dia salah satunya seperti itu. Kan nggak lama setelah mengundurkan diri, dia buat album solo. Berarti alasannya pasti yang wajar-wajar. Seperti, "Wah, sepertinya gue harus survive nih. Sepertinya di Jamrud sudah agak susah nih.’ Ya, itu wajar. Dia mencoba jalan sendiri. Atau mungkin dia membentuk band lain. Itu memang tanda-tanda orang yang sudah terpukul dengan kondisi grupnya pada saat itu. Kalau setelah keluar terus dia tidak beraktivitas di musik lagi, seperti yang dia katakan, itu memang berarti dia ingin break di dunia musik.

Tapi kalau ini, sekian bulan langsung mengeluarkan album, berarti mau mencari income yang lebih. Cuma yang jelas kalau satu anggota band keluar dan dia membentuk lagi, berarti ada ketidakpuasan di band sebelumnya. Itu saja. Tapi kalau kita lihat dari sisi loyalitas, ya sayang. Kenapa tidak diteruskan aja? Toh, di grup lain atau di solo album kan pada kenyataannya tidak sehebat grup lamanya juga. Sayang juga.

Komentar Anda mengenai Jammers yang merasa kehilangan Krisyanto?

Pada akhirnya mereka selalu datang setiap kami ada kegiatan. Mereka juga welcome ke vokalis baru. Pada akhirnya satu grup itu disukai bukan karena si A atau si B. Tapi lebih ke bandnya, selain karena lagunya juga. Siapa yang tidak suka Yanto? Dia sudah menyanyikan lagu-lagu gue saja sebanyak 70 buah lebih. Otomatis sudah akrab banget, tapi begitu mereka melihat Jamrud bergerak, aktif, pada akhirnya pilihan ada di mereka. Mau ikut yang mana? Mau ikut vokalisnya atau grupnya? Walaupun ini isinya orang-orang baru, pada akhirnya mereka tetap ikut grupnya juga.

Kalau bicara jujur, apakah Anda kehilangan Krisyanto sebagai vokalis Jamrud?

Kalau mau bicara, kami sudah jalan 11-12 tahun, ya kehilangan. Aku dari nol sama dia. Dia bukan siapa-siapa dulu, aku ambil dia itu dari nol. Dia nggak punya band, dia nggak punya apa-apa, suaranya pun masih lempeng. Dipaksakan menyanyi lagu Sepultura yang harus nge-growl. Begitu dapat karakternya, buat lagu dengan model seperti itu, dengan lirik Indonesia. Istilahnya, kita sama-sama belajar. Dari nol, lalu sama-sama sukses. Tapi begitu sama-sama mau jatuh, dia lari. Ya… Gimana, ya?

Padahal pada saat itu aku berpikir, tinggal tunggu saja. Sambil kami juga, istilahnya, break-lah, istirahat selama dua sampai tiga tahun, karena kami juga sudah tur setiap tahunnya ke ratusan kota. Istilahnya kami juga bagi-bagi rezekilah ke band lain. Kan nggak ada salahnya. Sambil menunggu toh nggak akan sampai kelaparan. Hanya saja mungkin pemikiran dia berbeda. Makanya mungkin dia ingin mendulang emas lebih banyak. [tertawa] Tapi ya, itu, kehilangan sih kehilangan. Karena biar bagaimana pun juga, bukan berarti aku kurang suka sama Iwan atau Donal, nilai historisnya itu lebih besar dengan Yanto.

Apakah Jamrud masih membuka pintu untuk Krisyanto jika suatu saat dia ingin kembali?

Kalau buka pintu mungkin buka pintu, tapi vokalis gue yang dua ini bagaimana? Nggak enak atuh. [tertawa] Kami bicara masalah konsekuensi. Jammers pun ada satu atau dua orang, lewat Facebook atau SMS, setiap kita ada pergerakan, entah buat album baru atau konser di kota mana, ada saja yang ngomong, ‘Aduh sayang, ya. Coba kalau masih sama Mas Kris, pasti lebih bisa gimana, lebih gimana.’ Tapi saya merespon, 'Ya mau bagaimana lagi?' Kalau aku yang mendepak, bolehlah aku ngomong ‘Iya, nih. Gue juga menyesal. Kan ini dia yang mundur. Nggak mungkin aku tarik-tarik lagi, ‘To, please dong, vokalin lagi dong, pleeeaaase…’ sambil nunduk gitu. [tertawa]

artikel from http://jamrudjamersuntukyanglama.blogspot.com/

download full album peterpan


Peterpan - Taman Langit (2000)
Peterpan - Bintang di Surga (2004)
Masih nemu ini gan,kalau dah nemuin lagi ntr secepatnya aq posting gan.

Download Lagu Koleksi Album Peterpan Lengkap,lagu dari artis,band,musisi Koleksi Album Peterpan Lengkap gratis hanya untuk review lagu. Belilah CD original dan gunakan Nada sambung pribadi NSP, RBT I-RING Koleksi Album Peterpan Lengkap agar mereka tetap bisa berkarya dengan lagu terbaru lainnya.

Senin, 21 Maret 2011

Legenda Narsisus (NARSIS)

Legenda Narsisus (NARSIS)

Foto sana foto sini sambil gaya sana gaya sini … hehehehe itulah gejala yang sering di alami saat ini bahkan udah mulai menyebar dengan luas layaknya flu babi..
yup narsisisme ato narsisme ato yang biasa di dengar dengan sebutan yang udah gak asing lagi di telinga kita ” narsis lo …!!!!” ternyata ada sejarahnya lho …jadi jangan asal narsis ato ngatain orang narsis kalo emang lum tau sejarahnya.just share aja biar semuanya ngerti n tau sejarah nya
Narcissus atau Narsisus jatuh cinta terhadap dirinya sendiri. Lukisan karya Michelangelo Caravaggio.
Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.
Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. (Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.)
Legenda Narsisus
Di kota Thebes hiduplah seorang peramal yang amat terkenal. Tiresias namanya. Ramalannya selalu tepat. Banyak orang datang kepadanya minta ramalan, petunjuk, dan nasihat.
Adalah peri, mempunyai anak laki-laki bernama Narsisus. Peri itu bertanya pada Tiresias, apakah anaknya dapat hidup sampai tua. Peramal itu menjawab, “Bisa, asal ia tidak pernah mengenal dirinya sendiri.”

Sampai lama sekali, ramalan itu seakan-akan tidak mempunyai arti apapun.
Ketika Narsisus berumur enam belas tahun, ia disukai oleh banyak anak muda dan dicintai oleh banyak gadis. Tetapi ia terlalu sombong, tidak mau memperhatikan orang lain.

Sekali peristiwa, ketika ia bersama teman-temannya sedang memburu seekor rusa, peri Ekho melihatnya. Ekho tidak dapat bercakap-cakap, tapi juga tidak dapat berdiam diri kalau ada orang sedang bercakap-cakap. Ia hanya dapat mengucapkan kata-kata terakhir kalimat yang diucapkan orang lain. Ini akibat kutukan Yuno. Konon Yuno sangat marah kepada Ekho, karena Ekho mengajak berbicara terlalu lama untuk mengorek keterangan apa yang sedang dilakukan oleh suami Yuno, Yupiter.

Ketika dilihatnya Narsisus berjalan-jalan di dalam rimba, Ekho jatuh cinta. Dengan sembunyi-sembunyi ia mengikuti jejak Narsisus. Betapa besar keinginannya hendak mengajak berbicara dan membisikkan kata-kata yang lembut ke telinga Narsisus. Tetapi hal itu tidak dapat dilakukannya. Ia tidak mampu berbicara terlebih dahulu. Ia hanya dapat menunggu sampai Narsisus berbicara, lalu mengikuti dengan kata-katanya sendiri.

Pada suatu ketika, Narsisus terpisah dari teman-temannya. Ia pun berseru, “Apakah ada orang di sini?”

Ekho menjawab, “Di sini!”
Narsisus melihat ke sekeliling dengan heran. “Datanglah kemari!” teriaknya.
Sahut Ekho, “Datanglah kemari!”

Sekali lagi Narsisus memandang ke sekeliling dan seorang pun tak ada yang muncul. Ia berseru lagi, “Mengapa engkau menghindari aku?” Sekali lagi kata-kata yang sama terdengar olehnya. Ia berdiri tegak dan berdiam diri, bertanya dalam hati, suara siapakah gerangan itu. Lalu ia berseru, “Mari kita bertemu di sini!”

“Bertemu di sini!” jawab Ekho, lalu keluar dari tempat persembunyiannya, menghampiri Narsisus. Ingin sekali ia berdampingan. Tetapi Narsisus lari, sambil berseru, “Jangan sentuh aku! Lebih baik aku mati sebelum engkau menyentuh aku!”
“Sebelum engkau menyentuh aku!” sahut Ekho. Dan Ekho pun tidak dapat berbicara lebih lanjut.

Cintanya ditolak. Hal itu dirasakannya sebagai penghinaan. Ia bersembunyi di hutan. Ditutupinya wajahnya yang kemerah-merahan karena malu dengan dedaunan. Kemudian ia hidup sendiri di gua-gua. Cintanya tak padam. Bahkan semakin menyala karena ditempa oleh kesedihan. Karena kurang tidur dan dirundung sedih, badannya semakin susut. Ia makin kurus. Semua zat yang mengandung air di dalam tubuhnya menguap ke udara. Hanya tinggal tulang-tulang dan suaranya. Suaranya masih tetap kedengaran. Tulang-tulangnya menurut cerita orang telah berubah menjadi batu. Ia tetap bersembunyi di hutan-hutan dan tidak pernah terlihat lagi di bukit-bukit. Namun semua orang dapat mendengar suaranya. Suaranyalah yang masih hidup.
Bukan Ekho saja yang telah dihina oleh Narsisus. Juga pemuda-pemuda temannya sendiri. Akhirnya salah seorang pemuda yang menderita karena perlakuan Narsisus, berdoa kepada dewa-dewa, “Semoga ia jatuh cinta seperti Ekho, tetapi terhadap dirinya sendiri. Dan semoga ia tidak dapat memperoleh apa yang dicintainya!” Doa itu rupanya didengar juga oleh Dewi Nemesis.

Di tengah-tengah rimba ada sebuah kolam dengan air jernih cemerlang. Tempat itu belum pernah dikunjungi oleh gembala atau ternak yang merumput di bukit-bukit. Tidak pernah ada burung yang datang ke sana. Bahkan ranting patah pun yang jatuh dari pepohonan di sekitarnya tidak pernah mengusik ketenangan permukaan air. Di sekitar kolam itu ada tanah datar berumput yang sejuk.

Datanglah Narsisus ke tempat itu. Ia senang melihat keteduhan di tempat itu, lalu berbaring di tepi kolam. Memandanglah mukanya ke permukaan air yang jernih. Tampak bayangan wajah di dalam air. Dipandangnya dengan penuh keheranan. Ia tertegun memandang mata yang cemerlang, pipi yang lembut, leher yang halus seperti gading, dan wajah yang cantik.
Ia tidak mengetahui bahwa yang dipandangnya itu bayangan wajahnya sendiri. Ia pun jatuh cinta kepada wajahnya yang rupawan itu. Dan wajah di dalam air itu pun memandang kepada Narsisus dengan sepenuh cinta kasih.

Tidak puas-puasnya ia memandang bayangan wajahnya sendiri.
Ia bangkit, merentangkan lengannya lalu berseru kepada pepohonan di sekelilingnya, “O, kalian rimba dan pepohonan! Kalian yang menyaksikan sekian banyak percintaan, adakah orang yang lebih celaka daripada aku? Aku dapat melihat, tetapi tidak dapat menyentuh apa yang aku inginkan. Seakan-akan ada lautan luas yang memisahkan kami berdua. Sebenarnya kami hanya dipisahkan oleh air kolam. Wajahnya selalu memandangku dengan cinta kasih, senantiasa membalas senyumku, bahkan ikut menangis jika aku menangis. Tetapi mengapa ia selalu menghindar dariku?”

Dipandangnya lagi bayangannya sendiri dalam air. Ketika air matanya terjatuh di air, bayangan itu tampak gemetar dan terpecah-pecah.
“Jangan tinggalkan aku!” teriak Narsisus.
Demikianlah ia merana di tepi kolam itu.

Ekho, walaupun marah kepada Narsisus, sangat sedih ketika melihatnya. Kalau Narsisus berseru, “Aduhai!”, Ekho pun mengulangi, “Aduhai!”

Sambil memandang ke permukaan air, Narsisus berkata mesra, “Selamat tinggal, wajah yang aku cintai dengan sia-sia!” Lalu Narsisus meletakkan kepalanya di atas rumput. Maut menutupi matanya yang mengagumi keindahan wajahnya sendiri.

Peri-peri di rimba dan di sungai-sungai berduka cita atas kematiannya, sedang Ekho selalu menjawab tangis peri-peri itu. Mereka menyiapkan penguburannya dengan obor-obor dan timbunan kayu bakar. Tetapi tubuh Narsisus tidak dapat ditemukan, walaupun dicari ke mana-mana. Di tempat tubuhnya terbaring, mereka mendapati sekuntum bunga. Warnanya kuning dikelilingi kelopak-kelopak berwarna putih.

Rahasia Dibalik Bungkus Rokok Gudang Garam Filter


Yang perokok pasti tau tapi blom ada yg tau kan ada apa dibalik bungkusnya?

Kalo kita merobek bagian bawah bungkus gudang garam filter ada kotak yg dibagi menjadi 4 warna, MERAH, HITAM, BIRU, EMAS


Buat apa warna2 tersebut?

Ternyata gan dengan kita mengosokkan ujung filter kita pada salah 1 warna pada kotak2 tersebut maka kita bakal ngerasain rasa tembakau yg beda2, tergantung diwarna apa kita menggosoknya

Beda warna beda rasa gan

MERAH Rasa tembakaunya lebih tajam dan lebih keras dari biasanya

HITAM Medium rasa tembakaunya pas dilidah (favorite ane gan)

BIRU Bau tembakaunya khas bgt gan, agak2 kya benthoel biru gitu

EMAS Yang ini soft bgt gan, lebih soft dari rokok filter yg biasa kita hisap

Penilaian rasa tiap orang beda2 gan, tergantung lidah masing2 tp yg jelas rasa dan bau tembakau nya bener2 berubah stelah digosok.

Cukup dirobek bagian bawah bungkus gudang garam filternya dan selamat menggosok dan mencoba….

Daftar Kiper Pencetak Gol Terbanyak di Dunia

Di dalam sepakbola, biasanya tugas kiper hanya menjaga gawangnya agar tidak kebobolan oleh gol. Tapi ada juga kiper yang mempunyai insting untuk menyerang, entah itu dari titik penalti, dari tendangan bebas atau tendangan sudut. IFFHS (International Federation of Football History & Statistics). telah mencatat siapa kiper kiper yang mempunyai catatan prestasi dalam hal mencetak gol, disana ada kiper José Luis Félix Chilavert, Jorge Campos dll.
Berikut daftar nama kiper pencetak gol terbanyak yang telah dicatat oleh IFFHS.

1. Rogério Ceni (Brasil) Gol : 79 (Penalti : 33 - Non Penalti: 46)

















2. José Luis Chilavert (Paraguay) Gol : 62 (Penalti : 45 - Non Penalti : 17)

















3. René Higuita (Kolombia) Gol : 41 (Penalti : 37 – Non Penalti : 4)

















4. Jorge Campos (Meksiko) Gol: 40 (Penalti : 9 – Non Penalty : 31)

















5. Álvaro Misael Alfaro (El Salvador) Gol : 31 (Penalti : 20 – Non Penalti : 11)

















6. Dimitar Ivankov (Bulgaria) Gol : 30 (Penalti : 30)

















7. Hans-Jörg Butt (Jerman) Gol : 28 ( Penalti : 28)


Sejarah Rivalitas Aremania dengan Bonek

Rivalitas Malang Surabaya

zonaberita.com/denny prasetyo)
Berbicara masalah persaingan dan rivalitas dua elemen suporter di Jawa Timur ini, maka kita tidak dapat mengesampingkan sejarah dan kultur sosial masyarakat masing-masing kota. Malang yang secara demografis adalah sebuah kota yang ada di pinggiran gunung, dimana pembangunan-pembangunan yang dilakukan sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga zaman Orde Baru membawa kemajuan yang sangat pesat bagi kota ini. Kemajuan yang membuat masyarakatnya merasa mampu untuk menyaingi kota metropolitin sekelas Surabaya. Surabaya yang selalu dianggap ‘number one’ dalam berbagai kondisi membuat masyarakat Malang tidak terima dan menganggap arek Suroboyo adalah saingan utama mereka. Dalam tataran propinsi misalnya, dimana Malang merupakan kota kedua setelah Surabaya. Hal ini memicu kecemburuan sosial yang sangat tinggi oleh arek Malang terhadap arek Suroboyo .
Kondisi ‘tidak mau kalah’ ini membuat suhu konflik Malang-Surabaya begitu panas. Begitu juga dengan sepakbola, dimana suporter asal Malang selalu berusaha menyaingi suporter asal Surabaya. Arek Suroboyo sudah lama memiliki sifat bondho nekat, dimana pernah mereka aplikasikan dalam upaya melawan tentara sekutu dalam pertempuran 10 November 1945. Sifat bondho nekat yang masih menjadi kultur masyarakat Surabaya modern juga terbawa dalam sepakbola. Pada akhirnya, bondho nekat ini menjadikan suporter Surabaya saat itu terkesan brutal dan anarkis, seperti halnya Hooligans di daratan Eropa.
John Psipolatis pernah menyinggung akan perbedaan ‘suporter brutal’ dan ‘hooligan’ dalam kajiannya tentang sepakbola Indonesia. Ia menyatakan bahwa untuk di Indonesia lebih sesuai dengan sebutan ‘suporter brutal’, karena mereka datang ke stadion untuk menikmati pertandingan dan sesudahnya membuat onar. Sementara ‘hooligan’ belum pantas disandang oleh suporter di Indonesia karena Hooligan datang dengan niat untuk membuat kerusuhan tanpa menikmati pertandingan sepakbola.
Konflik dalam hal sepakbola dimulai sejak tahun 1967, dimana terjadi kerusuhan dalam pertandingan Liga Perserikatan antara Persebaya Surabaya melawan Persema Malang di Surabaya. Kondisi ini dibalas oleh arek-arek Malang dalam pertandingan Persema Malang melawan Persebaya Surabaya di Malang. Akhirnya, konflik suporter yang merupakan pertarungan geng Malang-Surabaya ini terus berlanjut pada tahun 70’an. Periode 80’an menjadi puncak ketegangan antara Bonek dan Ngalamania, dimana tahun 1984 terjadi ‘Perang Badar’ antara Ngalamania dengan Bonek. Peperangan yang terjadi antara Arek Malang dan Arek Suroboyo itu membuat Presiden Soeharto kala itu menyikapinya dengan ucapan “kalau sepakbola membuat persatuan hancur, lebih baik tidak usah”.

Rivalitas Bonek – Aremania

Berdirinya Armada 86 hingga berevolusi menjadi PS Arema pada tahun 1987 membuat konflik semakin memanas. Dalam kompetisi Perserikatan, Persema dan Persebaya sudah memanaskan suhu konflik antar-suporter di Jawa Timur. Dengan hadirnya Arema yang mengikuti kompetisi Galatama, suhu itu kian memanas dengan rivalitas Arema dan Niac Mitra Surabaya. Semifinal Galatama tahun 1992 yang mempertandingkan PS Arema Malang melawan PS Semen Padang di stadion Tambaksari Surabaya menghadirkan awalan baru sejarah konflik Aremania-Bonek. Arek Malang (saat itu belum bernama Aremania) membuat ulah di Stasiun Gubeng pasca kekalahan Arema Malang dari Semen Padang. Kapolda Jatim saat itu akhirnya mengangkut mereka dalam 6 gerbong kereta api untuk menghindari kerusuhan dengan Bonek.
Kejadian di Stasiun Gubeng itu membuat panas Bonek yang ada di Surabaya. Tindakan balasan mereka lakukan dengan mencegat dan menyerang rombongan Aremania pada akhir tahun 1993 saat akan melawat ke Gresik. Peristiwa ini dibalas oleh Aremania pada tahun 1996 dengan melakukan lawatan ke Stadion Tambaksari dengan pengawalan ketat DANDIM. Keberanian Aremania untuk hadir di Stadion Tambaksari kala pertandingan Persebaya melawan Arema saat itu telah membuat Bonek tidak bisa berbuat apa-apa dan harus menahan amarah mereka dengan cara menghina Aremania lewat kata-kata saja. Hal ini karena pertandingan tersebut disaksikan oleh para petinggi PSSI dan gubernur Jawa Timur saat itu, serta pengawalan ketat DANDIM kota Malang terhadap Aremania. Bagi Aremania, hal ini sudah sangat mempermalukan Bonek dengan datang langsung ke jantung pertahanan lawan sembari menunjukkan kesantunan Aremania dalam mendukung tim kesayangan. Semenjak itulah tidak ada kata damai dari Bonek kepada Aremania, dan Aremania sendiri juga menyatakan siap untuk melayani Bonek dengan kekerasan sekalipun.

Kejadian ini dibalas oleh Bonek di Jakarta pada tahun 1998. Tanggal 2 Mei 1998 dimana Aremania akan hadir dalam pertandingan Persikab Bandung vs Arema Malang, Aremania yang baru turun dari kereta di Stasiun Jakarta Pasarsenen diserang oleh puluhan Bonek. Ketika itu rombongan Aremania yang berjumlah puluhan orang menaiki bus AC yang sudah disiapkan oleh Korwil Aremania Batavia. Di tengah jalan, belum jauh dari Stasiun Pasarsenen tiba-tiba bus yang ditumpangi Aremania dihujani batuan oleh Bonek. Untuk menghindari jatuhnya korban, rombongan Aremania langsung turun dari bus untuk melawan Bonek yang menyerang mereka. Bahkan Aremania sampai mengejar-ngejar Bonek yang ada di Stasiun Pasarsenen. Tindakan Aremania ini mendapat applaus dari warga setempat, sehingga Bonek harus mundur meninggalkan area Stasiun Pasarsenen.
Kondisi rivalitas yang begitu panas antara Aremania dan Bonek membuat keduanya menandatangi nota kesepakatan bahwa masing-masing kelompok suporter tidak akan hadir ke kandang lawan dalam laga yang mempertemukan Arema dan Persebaya. Nota kesepakatan yang ditandatangani oleh Kapolda Jatim bersama kedua pemimpin kelompok suporter tersebut ditandatangani di Kantor Kepolisian Daerah Jawa Timur pada tahun 1999. Semenjak tahun 1999, maka kedua elemen suporter ini tidak pernah saling tandang dalam pertandingan yang mempertemukan kedua klub kesayangan masing-masing.
Tetapi nota kesepakatan itu tidak mampu meredam konflik keduanya. Tragedi Sidoarjo yang terjadi pada bulan Mei 2001 menunjukkan masih adanya permusuhan kedua elemen ini. Kala itu pertandingan antara tuan rumah Gelora Putra Delta (GPD) Sidoarjo melawan Arema Malang di Stadion Delta Sidoarjo dalam lanjutan Liga Indonesia VII. Karena dekatnya jarak Surabaya-Sidoarjo membuat sejumlah Bonek hadir dalam pertandingan tersebut. Menjelang pertandingan dimulai, batu-batu berterbangan dari luar stadion menyerang tribun yang diduduki oleh Aremania. Kondisi ini membuat Arema meminta kepada panpel untuk mengamankan wilayah luar stadion. Karena lemparan batu belum berhenti membuat Aremania turun ke lapangan, sementara di luar stadion justru terjadi gesekan antara Bonek dengan aparat. Turunnya Aremania ke lapangan pertandingan membuat pertandingan dibatalkan. Terdesaknya aparat keamanan yang kewalahan menghadapi Bonek membuat Aremania membantu aparat dengan memberikan lemparan balasan ke arah Bonek. Aremania pun harus dievakuasi keluar stadion dengan truk-truk dari kepolisian.
Kejadian rusuh yang berkaitan antara Aremania dengan Bonek masih berlanjut pada tahun 2006. Kekalahan Persebaya Surabaya atas Arema Malang di stadion Kanjuruhan dalam laga first leg Copa Indonesia membuat kecewa Bonek di Surabaya. Seminggu kemudian, kegagalan Persebaya Surabaya mengalahkan Arema Malang di stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya membuat Bonek mengamuk. Laga yang berkesudahan 0-0 ini harus dihentikan pada menit ke-83 karena Bonek kecewa dengan kekalahan Persebaya dari Arema Malang. Kekecewaan ini mereka lampiaskan dengan merusak infrastruktur stadion, memecahi kaca stadion, dan merusak beberapa mobil dan kendaraan bermotor lain yang ada di luar stadion. ANTV yang menayangkan pertandingan tersebut meliputnya secara vulgar, bahkan berkali-kali menunjukkan gambar rekaman mengenai mobil ANTV yang dirusak oleh Bonek. Aremania menyikapi hal ini dengan menyerahkannya secara total kepada pihak berwajib dan PSSI.
Rivalitas keduanya tidak hanya hadir lewat kerusuhan dan peperangan, tetapi juga dengan nyanyian-nyanyian saat mendukung tim kesayangannya. Bonekmania, di kala pertandingan Persebaya melawan tim manapun, pasti akan menyanyikan lagu-lagu yang menghina Arema dan Aremania. Lagu-lagu yang menyebutkan Arewaria, Arema Banci, Singo-ne dadi Kucing, dan beberapa lagu lain kerap mereka nyanyikan di Stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Aremania, dimana lagu-lagu anti-Bonek juga mereka kumandangkan kala Arema menghadapi tim lain di Stadion Kanjuruhan. Bahkan persitiwa terbaru adalah tersiarnya kabar mengenai dikepruknya mobil ber-plat N ketika malam tahun baru di Surabaya oleh pemuda berkaos hijau (oknum Bonek?).

Atmosfir Malang – Surabaya

Seperti yang ditulis oleh Feek Colombijn dalam View from The Periphery: Football in Indonesia, dimana ia menyebut bahwa dinamika suporter di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa. Kultur Jawa yang mengutamakan keselarasan dalam harga diri, dimana penolakan yang amat sangat terhadap hal yang bisa mempermalukan diri sendiri, menjadi faktor utama konflik antar suporter di Indonesia. Kultur Jawa yang menghindar dari konflik dan tidak mau dipermalukan menjadi semacam dari anti-thesis dari sepakbola yang harus siap sedia untuk dipermalukan. Tetapi kultur Jawa pula yang memicu reaksi apabila penghinaan itu terjadi di depan umum dan sangat memalukan, maka ekspresi kemarahan dan anarkisme yang muncul untuk menjaga wibawa dan harga diri.
Kondisi ini yang memicu atmosfir panas Malang–Surabaya. Geng pemuda asal Malang yang dibantai oleh Bonek di tahun 1967 memicu perasaan dendam dari Arek Malang. Belum lagi persoalan rivalitas “number one”, dimana dalam level propinsi posisi Malang masih dibawah Surabaya. Sifat tidak terima Arek Malang menjadi nomor dua dibawah Arek Suroboyo ini membuat keduanya susah berjabat tangan. Persaingan atas dasar pride ini berlanjut pasca melorotnya prestasi Persema Malang, dimana Arema mengambil alih posisi rivalitas Malang-Surabaya tersebut.
Pergulatan harga diri ini terlihat jelas ketika Aji Santoso pindah dari Arema ke Persebaya, akhirnya Aji Santoso pun dianggap pengkhianat oleh Aremania. Ketika Aji Santoso ingin kembali ke Malang, ia pun harus melalui begitu banyak tim sebelum akhirnya mengakhiri karirnya bersama Arema Malang. Ahmad Junaedi pun menjadi korban rivalitas Aremania-Bonek. Ketika Ahmad Junaedi sudah menjadi bintang sepakbola nasional dan dibeli Surabaya, maka ketika Persebaya menawarkan Ahmad Junaedi untuk kembali ke Arema pun ditolak oleh Aremania. Akhirnya Arema pun lebih memilih untuk mengasah bakat Johan Prasetyo daripada memakai tenaga Ahmad Junaedi . Dalam hal simbol pun tantangan kepada Bonek juga dikumandangkan. Dengan pemilihan simbol singa menunjukkan bahwa di belantara Jawa Timur Arema ingin menjadi nomor satu, diatas Ikan Sura dan Buaya.
Arema menjadi identitas resistensi daerah terhadap pusat (Surabaya) , dimana melalui dialek jawa timur dengan tatanan huruf yang dibalik pada osob kiwalan khas Malang seolah menunjukkan bahwa Arema menjadi identitas kultural masyarakat Malang. Selain itu Arema juga merupakan pemersatu warga kota Malang yang sebelumnya terpecah pada beberapa desa/wilayah/daerah. Arek Malang selalu berusaha membedakan dirinya dengan arek Suroboyo. Ketika arek Suroboyo itu bondho nekad, maka arek Malang itu bondho duwit. Ketika Bonek itu suka membuat kerusuhan, maka Aremania ingin menyebarkan virus perdamaian. Konflik identitas juga menjadi lahan rivalitas kedua kubu suporter besar Jawa Timur ini.
“Cita-cita saya, pagar besi pembatas tribun dengan lapangan nanti tidak perlu ada lagi. Jadi kita menonton sepakbola dengan enak, tidak ada perkelahian, tidak ada suporter yang mengganggu pemain. Saya juga ingin semua golongan bisa bersatu di sini. Kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan, Cina atau bukan Cina, pejabat atau orang biasa, Islam atau Kristen, di sini semuanya bisa sama,”
Yuli Sumpil – Dirigen Aremania

Sejarah The Jak Viking Bermusuhan


Sudah banyak anggota dari grup ini yang menanyakan alasan kenapa VIKING dan THE JAK bermusuhan. Setelah mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber, akhirnya didapatlah simpulan seperti di bawah ini. Tulisan ini dilihat dari kacamata seorang anak VIKING, jadi mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan karena saya belum mendapatkan informasi dari kacamata anak THE JAK. Karena itu, bagi yang merasa THE JAK dan mengetahui sejarah VIKING dan THE JAK bermusuhan, silahkan kirim ke inbox saya untuk kemudian diteruskan kepada grup ini. Terima Kasih.

***

Banyak yang tidak tahu dan bertanya, bagaimana sebenarnya permusuhan Viking dengan the jak bermula. Mengapa timbul rasa benci dalam benak masing-masing dari mereka. Hingga kini, keduanya masih saja berseteru. Bahkan semakin meruncing.

Penyebabnya sepele dan manusiawi, rasa iri. Iri hati dan sirik inilah yang membuat keduanya bermusuhan. Rentang waktu 1985 hingga 1995 adalah masa keemasan Persib. Sementara Viking yang berdiri tahun 1993 begitu setia mendukung klub kebanggaan warga Jawa Barat itu. Dimanapun Persib bermain, disana pasti ada Viking. Termasuk jika bermain di Jakarta. Semua menjadi lautan biru.

Inilah yang membuat anak muda ibukota iri. Selain kejayaan Persib kala itu, kesetiaan Viking membuat hati mereka panas. Saat itu muda-mudi betawi baru mampu membentuk kolompok kecil bernama Persija Fans Club. Walaupun begitu, kebesarkepalaan mereka sudah sangat menjadi. Hingga terjadilah insiden di stadion Menteng. Saat Persija menjamu Maung Bandung pada Liga Indonesia ke-2. Viking membirukan Ibukota dengan sekitar 9000 anggotanya. Sementara Persija Fans Club hanya berjumlah tak lebih dari 1000 orang. Rupanya bocah-bocah betawi itu tak rela kandangnya dikuasai supporter kota lain. Mereka pun membuat ulah. Seakan lupa jumlah mereka tak lebih dari 10% anak-anak Bandung. Hingga akhirnya, mereka mendapatkan akibatnya. Dengan kuantitas yang hanya satu tribun VIP, lemparan batu diarahkan Viking pada lokasi mereka menonton. Dan itu dilakukan Viking di Jakarta. Hal yang tidak berani dilakukan bocah Jakarta di Kota Kembang.

Singkat cerita, pada tahun 1997, muda-mudi ibukota ikut-ikutan membentuk perkumpulan supporter. Mereka menamakannya the jakmania.

Kebodohan the jak terekspos keseluruh negeri ketika mereka tak berdaya menghadapi Viking dalam kuis Siapa Berani. Kuis yang menguji wawasan dan kemampuan berpikir. Itu merupakan edisi khusus kuis Siapa Berani, edisi supporter sepak bola. Menghadirkan Viking, the jak, Pasoepati (Solo), Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Pemenangnya, Viking. Perwakilan Viking berhasil melewati babak bonus dan berhak atas uang tunai 10 juta rupiah.

Seperti biasanya, rasa iri dari the jak muncul. Malu dikalahkan di kotanya sendiri, ketua the jak saat itu, Ferry Indra Syarif memukul Ali, seorang Viker yang menjadi pemenang kuis. Sungguh perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua. Ketuanya saja begitu, apalagi anak buahnya?

Kejadian itu terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkannya acara pemberian hadiah. Kontan keributan sempat terjadi, namun berhasil diatasi.

Kesirikan the jak tak sampai disitu. Mereka menghadang rombongan Viking dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di pintu tol Tomang. Anak-anak Bandung yang berjumlah 60 orang pulang dengan menggunakan dua mobil Mitsubishi Colt milik Indosiar dan satu mobil Dalmas milik kepolisian. Ketiga mobil ini dihadang sebuah Carry abu-abu. Dua lolos, namun nahas bagi salah satu Mitsubishi Colt yang ditumpangi para anggota Viking. Mobil itu terperangkap gerombolan the jak. Kontan, mobil dirusak, Viking disiksa, dan uang para pendukung pangeran biru itu pun dijarah. Termasuk handphone dan dompet mereka.

Tercatat sembilan anggota Viking mengalami luka-luka. Tiga diantaranya terluka parah. Namun sayang, pihak kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club.

Hingga saat ini perseteruan kedua kelompok supporter itu masih terus berlanjut. Viking, yang bersahabat karib dengan klub penggemar sepak bola lainnya ( Bonek, Sakera, Blue Devil, The Lobster, Persikmania, Kampak FC, dll. ) tidak akan pernah berbesar kepala. Viking akan menjaga persahabatan itu sampai kapanpun. Persija pun iri dan ingin menggoyahkan persahabatan ini. Tapi Persija tidak berhasil. Kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club.