Sabtu, 26 Februari 2011

download koleksi album jamrud

Berikut kumpulan koleksi Album dari band JAMRUD dari yang pertama sampe yang terbaru. Silahkan disedot gan buat yang suka. Tapi menurut aku vokalisnya JAMRUD yang sekarang “maksa” banget suaranya nyama-nyamain vokalnya Krisyanto vokalisnya yang dulu. Jadinya malah kaya engga pas.

1. Album Jamrud - Nekad
album-1
Track List
01. Nekad
02. Ayam
03. Rasa Cinta Padamu
04. Masa Bodo
05. T.V.
06. 17 Tahun
07. Emosi
08. Jaka Dara
09. Lisa Gokil
10. Go Tu Hel

Mirror 1
download
Mirror 2
download

2.Album Jamrud - Putri
album-2
Track List
01. Putri
02. Playboy Kabel
03. Maaf
04. Cerita Jalanan
05. Liar
06. Aral
07. Kenyang
08. Aku Benci
09. Bising
10. Vaksinasi

download

3. Album Jamrud - Terima Kasih
album-3
Track List
01. Otak Kotor
02. Berakit-Rakit
03. Dokter Suster
04. Kurang Piknik
05. Trouble Shanty
06. Bandot Tua
07. Mertoku
08. Synthetic Syndrome
09. Bedebah
10. Terima Kasih

download
Pass : gheega

4. Album Jamrud - Ningrat
album-4
Track List
01. Ningrat
02. Kabari Aku
03. Asal British
04. Surti Tejo
05. Gaya
06. Jauh (andaikan…)
07. Fuck Off
08. Ingin Jadi Koboi
09. Bay Watch
10. Jalang
11. Pelangi di matamu
12. Surti Tejo (karaoke)

download
Pass : kospakdaud

5. Album Jamrud - Sydney 090102
album-5
Track List
01. Kau dan Ibumu
02. Naksir Abis
03. Hallo Penjahat
04. Telat 3 Bulan
05. Selamat Ulang Tahun
06. Waktuku Mandi
07. Terserah Kamu
08. Le Boy
09. Ingin kimpoi
10. Sydney 090102

download
Pass : gheega

6. Album Jamrud - BO 18+
album-6
Track List
01. Senandung Raja Singa
02. Anti Sosial
03. Setan 666
04. Ga Cabul Lagi
05. Negeri Makmur
06. Cinta Adalah
07. Anjink
08. Kapten Kris
09. PSK
10. Etty Payah
11. Ku Harus Pergi

download

7. Album Jamrud - All Access Love
album-7
Track List
01. Ajari Aku Cara Mencintaimu
02. Lelaki Biadab
03. Viva Jamers
04. Untuk Ibu
05. Hapus Saja Nomerku
06. Shut Up & Listen
07. Surga Milikmu
08. Biarkan Cinta Tumbuh Di hatimu
09. Nyonya Muda
10. Tentang Kita

download
Pass : gheega

8. Album Jamrud - New Performance 2009
album-8
Track List
01. Setan Manisku
02. Ingin Kembali
03. Tak Sempurna
04. Mimpi Jadi Presiden
05. Aku VS Jam Wekker
06. Stop! Sampai Disini
07. 1+2+3 = Gila

download

9. Album Jamrud - Best Of The Best
album-9
Track List
01. Mengejar Nirwana
02. Kau dan Ibumu
03. Terima Kasih
04. Pelangi di matamu
05. Maaf
06. 17 Tahun
07. Rasa Cinta Padamu
08. Jauh
09. Sydney 090102
10. Terserah Kamu
11. Aku Benci
12. Kabari Aku

Mirror 1
download

Mirror 2
download

(tulisan ini juga dipostingkan di http://herry.blogs.or.id)

–==oo0O0oo==–

Kamis, 24 Februari 2011

Daftar alamat Perusahaan di Kabupaten Gresik

NO
NAMA PERUSAHAAN

ALAMAT

INDUSTRI

1
PT. Asia Victory Industri Jl. Raya Wringinanom Ubin & dinding keramik
2
PT. KIA Keramik Mas Jl. Pasir Lemah Putih Genteng Keramik Berglazur
3
PT. KIA Serpih Mas Jl. Raya Karang Pasiran keramik
4
PT. Adi Prima Suraprinta Desa Sumengko Kertas koran
5
PT. Great Wood Indonesia NFG Driyorejo Pengolahan kayu
6
PT. Garuda Food Desa Krikilan Driyorejo makanan ringan
7
PT. Indotama Megah Indah Rubber Desa Cangkir Driyorejo Industri Karet
8
PT. Jaya beton Indonesia Desa Krikilan Driyorejo beton
9
PT. Miwon Driyorejo MSG
10
PT. Samator Desa Bambe Driyorejo Oksigen, Nitrogen, Argon, Acetelyn
11
PT. Sinar Sosro Kencono Desa Cangkir Driyorejo Minuman
12
PT. Surabaya Acethelyn Jl. Raya Bambe Driyorejo Industri Gas Acethelyn
13
PT. Wings Surya Driyorejo Sabun deterjen
14
PT. Samator Jl. Raya Bambe km 19 Driyorejo acethelyn, argon, nitrogen, oksigen, oksigen cair
15
PT. Taiyo Electric Indonesia Jl. Raya Bambe km 19,3 Driyorejo electric genset
16
PT. Varia Dwitunggal Gemilang Ds. Cangkir Driyorejo Steel Industry
17
PT. Baita Sari Jl. Dr. Wahidin SH 738 Kontraktor
18
PT. Bangun Sarana Baja Jl. Mayjend Sungkono XII/8 Konstruksi Baja
19
PT. Bank Central Asia Jl. Dr. Sutomo 48
Jl. R.A. Kartini 50
Perbankan
20
Bank Mandiri Jl. R.A. Kartini 210 Perbankan
21
PT. Bank Danamon Jl. R.A. Kartini 236 Perbankan
22
PT. Bank Niaga Jl. Dr. Sutomo 132 Perbankan
23
LippoBank Jl. R.A. Kartini 238 Perbankan
24
PT. Bumi Lingga Pertiwi Jl. Samanhudi 41 Developer
25
PT. Ciputra Surya Citra Raya Developer
26
PT. Eternit Gresik Jl. Indro Asbes Semen
27
PT. Hutama Karya Gresik Civil Engineering & General Contractor
28
PT. Iglas (Persero) Jl. Kapten Darmo Sugondo industri gelas
29
PT. Indah Stell Pipe Gresik Pipa baja las
30
PT. Indonesia Aneka Wood Processing Jl. Kapten Darmo Sugondo Pengolahan Kayu
31
PT. Indoprima Gemilang Jl. Mayjend. Sungkono 10 Industri kabel mobil
32
PT. Inhutani HPK Gresik Jl. Kapten Darmo Sugondo Pengolahan kayu
33
PT. Jiun Dong Indonesia Jl. Veteran 171 Pengolahan kayu
34
PT. Kawasan Industri Gresik Jl. Tri Dharma 3 Pergudagangan
35
PT. Kelola Mina Laut Jl. Tri Dharma 3 Pengolahan Ikan
36
PT. Margabumi Matraraya Jl. Indragiri 18 Pengoperasian & Pemeliharaan Jalan Tol
37
PT. Matra Lestari Bahari Jl. Gubernur Suryo 151-153 Jasa Bongkar Muat Barang
38
PT. New Era Rubberindo Jl. Mayjend Sungkono 61-62 Industri Sepatu, Sandal dan Komponen Sepatu
39
PT. Nipsea Paint and Chemical Co. Ltd Jl. Raya Veteran 258 Cat
40
PT. Panca Jasa Jl. Veteran 239 general Constructor
41
PT. Pelindo III (Persero) Jl. Yos Sudarso 4 Pengelola Pelabuhan
42
PT. Pertamina UPPDN V Jl. Harun Thohir aspal
43
Perum Perhutani Jl. Kapten Darmo Sugondo Pengolahan kayu
44
PT. Gas Negara Gas
45
PT. Petrojaya Boral Jl. Prof. M. yamin Industri Kimia
46
PT. Petrokimia Gresik (Persero) Jl. Jend. A. Yani Pupuk, industri kimia
47
PT. Petrokimia Kayaku Jl. Jend. A. yani Formulator Pestisida
48
PT. Petroksida Jl. Jend. A. yani bahan aktif perlindungan tanaman
49
PT. Petrowidada Jl. Prof. M. yamin Phyhalic Anhydride
50
PT. Petro Oxo Nusantara Jl. Gubernur Suryo Industri Kimia
51
PT. Ramayana Lestari Santosa Jl. Gubernur Suryo Dept. Store
52
PT. Swadaya Graha Jl. R.A. Kartini 25 The Plant Builder
53
PT. Varia Usaha Beton Jl. Veteran 230 Bahan Bangunan
54
PT. Wiharta Karya Agung Jl. Notoprajitno 37 aneka kemasan tenun plastik
55
PT. indospring Jl. mayjend Sungkono 10 spare part mobil
56
PT. KIA Keramik Mas Jl. Karanggandang Lemah Putih Gresik Roof Tile Industry
57
PT. Kingfurn Internasioanal Jl. Mayjend Sungkono 3 Wood Furniture
58
PT. Maspion Stainless Steel Indonesia Ds. sukomulyo stainless steel
59
PT. MK Prima Indonesia Jl. Mayjend Sungkono 16 Gresik Brake Shoe, Disc pad

Minggu, 13 Februari 2011

Cobain: Legenda Rock Nirvana

Kurt Donald Cobain lahir pada 20 Februari 1967, di Aberdeen, Washington. Musisi berbakat, selalu kacau ketika tampil di Panggung, Kurt Cobain menjadi legenda rock dengan bandnya Nirvana pada tahun 1990-an. Anak dari seorang mekanik, bertempat tinggal di Hoqiuam sebentar sebelum bergerak dengan orangtua ke daerah Aberdeen, Washington, sebuah kota kecil di mana dia dilahirkan. Ada beberapa anggota keluarga ibunya yang memiliki bakat musik. Bibinya (Mari) pemain gitar dan pamannya (Chuck) salah satu pemain band.

Setelah orangtuanya bercerai, saat itu Cobain berusia 9 tahun, menjadi anak pendiam. Ia pergi untuk tinggal bersama ayahnya setelah perceraian. Setiap akhir pekan, dia mengunjungi ibunya dan saudara perempuan. Ayahnya menikah lagi, yang membuatnya semakin terasing dan kurang kasih sayang. Pada suatu waktu, inilah salah satu titik terang dan masa transisi dari kehidupannya yang sulit. Waktu itu ia menerima hadiah dari pamannya Chuck sebuah gitar. Meskipun telah cukup instrumen dan alat musik yang dimilikinya, pamannya tetap mencoba menginspirasi Cobain untuk bermain dan belajar, memberikan dia motivasi dan tanggung jawab atas ketidakbahagiaannya di rumah. Ayahnya selalu menganianya ketika dia mengambil sesuatu barang disukai saudara tirinya yang lahir pada tahun 1979. Terasing dan penuh kebencian, hal itulah yang akhirnya mendorong Cobain mulai mencoba obat-obatan dimasa=masa remaja, dan semakin mendorong dirinya lebih jauh dari ayahnya.

Kehidupan Cobain mulai berubah ketika dia mulai mendengarkan punk rock. Menemukan punk band lokal, Melvins, dia berteman baik dengan Buzz Osbourne, salah satu anggota kelompok band. Osbourne kemudian memperkenalkan dia kepada beberapa band punk lainnya, seperti Sex Pistols. dia selalu mengikuti group band Melvins kemanapun pentas, salah satu drummernya Dale Crover paling banyak mempunyai fans, dia gabung dan datang ke sesi latihan atau sekedar hang out. Sementara kegiatan di sekolahnya makin kacau, dia melakukan lebih banyak minum dan drug, juga sering terlibat perkelahian. Sementara lingkungan ibunya juga sering mabuk-mabukan, dan Cobain sendiri merasa tak pernah cocok dan akur dengan ayah tirinya. Cobain memulai band yang pertamanya, Fecal Matter. Mereka merekam beberapa lagu bersama-sama, tetapi tidak pernah dimutar dan dimainkan setelahnya.

Tahun berikutnya Cobain bermasalah dengan hukum lagi, setelah ditemukan karena ulah mabuk-mabukannya. Akibatnya, dia akhirnya menghabiskan beberapa hari di penjara. Cobain mulai bermain musik dengan bassisnya Krist Novoselic, dua tahun lebih tua dari dia. Mereka saling kenal bermula dari Robert adiknya Krist Novoselic pada masa-masa The Melvins. Tahun yang sama, Cobain mulai keluar dengan Tracy Marander, yaitu pacar pertamanya. Kedua akhirnya tinggal bersama di Olympia. Meskipun mereka sulit berjuang dengan kebutuhan finansial, tampaknya tetap menikmati gaya hidup rock and roll. Cobain menghabiskan banyak waktu kreatif, menjajaki berbagai pengalaman menulis untuk Outlet, melukis, menggambar, dan mengarang lagu.

Pada tahun 1988, Cobain bersama temannya mewujudkan ambisinya dalam dunia rock jadi kenyataan. Dia akhirnya menetap di Nirvana. Mereka membuat single pertama mereka, "Love Buzz", yang dirilis oleh label independen kecil Sub Pop Records. Nirvana popularitas di Seattle berkembang, dan mereka merilis album debut mereka, Bleach, pada tahun 1989. Meskipun gagal dalam penjualan, rekaman tersebut menunjukkan tanda-tanda Cobain akan bakat sebagai penulis lagu, terutama lagu "About a Girl."

Di tahun 1990, Cobain akhirnya bertemu Courtney Love. Keduanya bertemu saat di Portland, Oregon Satyricon. Walaupun mereka saling tertarik, hubungan mereka tidak langsung terjalin. Pada tahun yang sama, ia mendapat kesempatan tampil bersama dengan Sonic Youth. Nirvana telah melalui beberapa perubahan internal pada saat itu. Drumernya Crover Dale pada masa itu diganti dengan Dave Grohl setelah tur tersebut yang sebelumnya tergabung dengan DC band hardcore Scream.

Pada tahun 1991 mereka membuat lompatan besar, mereka menandatangani dengan Geffen Records. Pada tahun yang sama, mereka merilis Nevermind, merupakan sebuah revolusi musik. dari dominasi aliran Punk, mereka membuat gebrakan dengan aliran Grunge, terlihat gelap, kasar terutama pada vokal dan besutan suara gitar. Single "Smells Like Teen Spirit" meledak di pasar sekaligus membuktikan sebagai grup tunggal terbesar di masanya. Cobain masuk sebagai salah satu penulis lagu terbaik dalam generasinya di usia 24 tahun.

Setelahnya, Cobain mulai khawatir dan kacau tentang bagaimana musik dan respon pasar serta penggemarnya. Dia sudah mulai menggunakan heroin pada awal tahun 1990-an. sebelum debut albumnya Nevermind, pertemuan dengan Courtney Love berlanjut, Februari 1992, mereka menikah dan anaknya Frances Bean Cobain lahir pada Agustus tahun itu. faktanya, Cobain dan Love justru semakin terjerat dalam pemakaian obat-obatan. sampai Dinas Sosial meminta pengalihan hak asuh anaknya, karena dinilai akan membahayakan perkembangan anaknya. Kecanduan obat membuat mereka berdua semakin paranoid, hubungan mereka semakin tegang, selain juga didapati kasus atas kepemilikan senjata api ditahun 1993, juga penyerangan terhadap Polisi saat akan mengambil senjata dirumahnya.

Disisi lain Cobain telah sukses profesional. Nirvana meliris album Utero dirilis pada bulan September 1993. Lirik-liriknya sangat pribadi tentang perjuangan hidup. Cobain berbeda secara hidup dengan anggota bandnya, tetapi ia terus maju. November 1993 untuk MTV's unplugged seri wisata dan Eropa musim dingin, narkoba masih tak bisa lepas dari dirinya. Cobain menghabiskan beberapa waktu di Eropa dengan keluarganya. Pada tanggal 4 Maret 1994, di kamar hotel Roma, Italia, dia mencoba bunuh diri dengan overdose obat-obatan. Love menemukannya dalam kondisi yang parah, dia dibawa kerumah sakit dalam keadaan koma. Sedangkan laporan resmi mengatakan bahwa ia tidak sengaja overdose, jelas Cobain punya maksud untuk bunuh diri, setelah didapati dia meninggalkan catatan bunuh diri.

Sepulangnya ke Amerika Serikat, Cobain menjadi pertapa, ia menghabiskan banyak waktu sendirian dengan kecanduan narkobanya, semakin parah dan parah, keluar masuk klinik guna proses penyembuhannya, bahkan seringkali dia melarikan diri dari klinik karena tidak kuat dan merasa makin gila dengan kecanduannya.

Akhirnya, 5 April, 1994, di rumah tamu di belakang rumahnya Seattle, Cobain melakukan bunuh diri. Dia menempatkan senapan ke mulutnya dan menembakannya, membunuh dirinya secara cepat. Dia meninggalkan catatan bunuh diri yang dialamatkan kepada penggemar, juga istri dan anak-anak perempuan. Walaupun secara resmi pihak kepolisian menyatakan dia mati dengan cara bunuh diri, namun ada beberapa kejanggalan dan kemungkinan Love terlibat dalam kematian Cobain, sebab ditemukan bukti bahwa kartu kreditnya sempat digunakan belanja, sementara Cobain dinyatakan sudah mati ketika transaksi tersebut dilakukan.

Bahkan setelah kematiannya di usia 27 tahun, Cobain terus menjadi intrik dan inspirasi bagi fansnya, dengan Cobain hilang, ada perjuangan tentang apa yang harus dilakukan dengan apa yang dia tinggalkan. Grohl dan Novoselic berjuang dengan Love selama bertahun-tahun lebih dari Nirvana. Pada bulan September 2002, Love mengumumkan atas material album yang belum pernah dirilis. Sebuah antologi lagu mereka, Nirvana, "You Know You're Right." Dua koleksi yang menyertakan bahan lainnya, sebelumnya unreleased pada tahun 2004, 2005 Sliver: The Best of box. Pada bulan April 2007, Love mengumumkan rencana untuk pelelangan barang peninggalan Cobain, namun pada saat penguman dikeluarkan, belum muncul item yang muncul dalam pelelangan.

Zack: Melawan Sejak Masih Muda

Dibalik semua aroma kemarahan yang mampu membuat para penggemarnya beraksi liar tersembunyi seseorang yang berniat untuk mengubah keadaan dunia. Dia adalah Zack De La Rocha yang terlahir dengan nama Zacarias Manuel De La Rocha. Ia dilahirkan di daerah Long Beach, California pada tanggal 12 Januari 1970. Kedua orang tuanya, Beto dan Olivia memutuskan untuk berpisah karena perbedaan keyakinan agama saat Zack masih berumur satu tahun.

Beto De La Rocha pada saat itu adalah seorang seniman mural yang memperjuangkan eksistensi kaum chicano atau peranakan Meksiko-Amerika lewat karya-karya mural mereka di dinding-dinding kota Los Angeles bersama teman-temannya yang tergabung ke dalam kelompok yang juga didirikan olehnya, “Los Four”. Sementara ibunya, Olivia tinggal di Irvine untuk mengejar gelar PhD di jurusan Antropologi, Universitas California. Pada saat itu, Irvine, lingkungan dimana Zack tinggal semasa kecil bukan merupakan lingkungan yang terdiri dari berbagai macam ras dan budaya.


Pada tahun 1983, Beto menderita gangguan jiwa yang serius, yang menjadikannya sebagai seorang penganut Kristen yang fanatik. Ajaran Injil yang sangat ketat kemudian menjadi bagian dari keseharian hidupnya. Salah satu perintah Tuhan, "Thou shalt not make engraven image," diartikannya sebagai alasan untuk berhenti melukis dan menghancurkan seluruh hasil karya lukisnya. Tak lama kemudian, ia kemudian memutuskan untuk keluar dari kelompok ”Los Four”, yang mana ia dulu termasuk salah satu pendirinya. Di rumah, Beto kemudian menjadi seorang yang obsesif, memaksa Zack yang selalu mengunjunginya pada setiap akhir pekan untuk melakukan ritual keagamaan bersamanya. Zack kemudian dipaksa untuk menyepi di suatu kamar yang gelap dan berpuasa selama berhari-hari. Ia juga dipaksa untuk ikut menghancurkan lukisan-lukisan dan mural-mural buatan ayahnya yang disenangi oleh Zack kecil. Pada akhirnya, Zack tidak tahan dan memutuskan untuk kabur dari Beto, dan mulai saat itulah Zack tinggal secara seterusnya bersama ibunya.



Semasa Sekolah Menengah, Zack selalu dihantui oleh krisis identitas yang ada pada dirinya. Sebagai kelompok minoritas Chicano di lingkungan yang sebagian besar kulit putih meninggalkan meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri Zack. Ia seringkali mendapat perlakuan tidak adil baik dari para teman-temannya maupun dari para guru-guru. Guru olahraganya bahkan pernah seringkali berkomentar yang bernada rasis kepada Zack, bahwa dengan seorang meksiko-amerika adalah orang yang bodoh dan sebagainya.

Zack pernah berkomentar mengenai masa kecilnya:


"I remember sitting there, about to explode. I realized that I was not of these people. They were not my friends. And I remember internalizing it, how silent I was. I remember how afraid I was to say anything"


Namun demikian, Zack selalu berusaha untuk merubah pandangannya mengenai dirinya sendiri dalam mengatasi masalah dalam lingkungannya:


" I told myself that I would never be silent again. I would never allow myself to not respond in that type of a situation - in any form, anywhere"



Pada masa ini Zack mulai mengajak teman-teman sekelasnya untuk menyadari keadaan sosial mereka dengan mengajak mereka ke Chiapas untuk melihat situasi yang dialami mereka di sana.

Depresi yang dialami Zack semasa kecilnya, membuatnya terpengaruh untuk memakai obat-obatan dan terlibat dalam sejumlah kenakalan remaja.

Inspirasi musik yang membuatnya sadar dan mendorongnya untuk terjun ke dalam dunia musik pertama kali datang dari band ”Sex Pistols” dan “Bad Religion”. Kemudian ia, bersama Tim Commerford membentuk band straightedge “Hardstance”, dimana ia mengambil posisi gitar dan vokal.

Setelah itu, ia mulai membentuk band profesional pertamanya “Inside Out”, namun karena salah satu anggota keluar untuk menjadi biksu, band tersebut bubar.

Selepas Inside Out, Zack mulai terpengaruh oleh musik-musik Hip-hop dan mulai menyanyi rap freestyle di klab-klab malam. Ia merasa bahwa dengan Rap, ia dapat menyalurkan semua kegundahan hatinya yang dideritany semenjak masa kecil. Ia mulai dapat mengekspresikan kemarahannya beserta seluruh pesan-pesannya secara efektif melalui musik rap. Sampai suatu ketika, Tom Morello, terkesima dengan penampilan Zack, dan mengajaknya membentuk Rage Against the Machine.



Reggae: Rasta, Perlawanan, Perdamaian Dan ganja

Reggae: Rasta, Perlawanan, Perdamaian Dan ganja - Bagi sebagian orang musik reggae diidentikan dengan ganja dan rasta. Padahal, rasta dan reggae tidak memiliki ikatan apapun. Reggae adalah genre musik, sedang rasta atau rastafar’i suatu faham yang berkembang di Afrika dan dijadikan sebagai gerakan politik untuk membebaskan diri dari sistem perbudakan di tahun 30-an. Memang, mayoritas penganut faham Rastafarianisme berambut gimbal dan menggunakan ganja sebagai media bermeditasi untuk mendekatkan diri pada Tuhan yang diyakininya (King Haile Selassie).


Reggae suatu genre musik yang berkembang di Jamaika. Reggae sendiri merupakan campuran dari aliran ska dan rocksteady. Musik reggae kombinasi musik tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta lagu rakyat Jamaika. Reggae diketahui orang banyak sebagai musik rakyat Jamaika. Namun sebenarnya, berasal dari New Orleans, kota R & B (Rhythm and Blues). Musik ska, yang mempunyai pengaruh kuat pada reggae, juga berasal dari New Orleans. Musik-musik ini diperdengar dari siaran radio Amerika. Iringan gitar pas-pasan dan putus-putus merupakan interprestasi para musisi akan R & B yang populer di tahun 60an.

Lirik-liriknya biasanya berbicara tentang tradisi kritik sosial, namun tak jarang juga yang berbicara dengan tema yang lebih ringan dan pribadi seperti cinta dan bersosialisasi. Beberapa berupaya untuk meningkatkan kesadaran politik seperti mengkritik kapitalisme atau menginformasikan pendengarnya tentang topik yang kontroversional, misalnya saja apartheid. Ada banyak seniman yang memanfaatkan tema agama dalam musik mereka. Yang lainnya pada umumnya berbicara tentang sosial politik, nasionalisme kulit hitam, anti rasisme, anti kolonialisme, anti kapitalisme sampai kritik terhadap sistem politik.

Musisi asal Kingston Jamaica Bob Marley dianggap seperti nabi oleh pecinta musik reggae. Bob Marleylah yang mempopulerkan genre reggae di jagat industri musik dunia. Lirik lagu yang diciptakannya, memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk berjuang dan bicara tentang perdamaian.

Musik reggae juga sampai berkembang ke Indonesia. Mulai populer tahun 1980, dengan munculnya band Reggae Abreso pada acara Reggae Night di Taman Impian Jaya Ancol. Tahun 1986 band yang personilnya pemuda asal Papua ini, performing di Christmas Island selama tiga bulan yang diprakarsai oleh Yorries Raweyai. Pada tahun 1984 Abreso masuk rekaman lagu-lagu reggae.

Masih di era tahun 1980-an, ada lagu “Dansa Reggae” yang dinyanyikan oleh Nola Tilaar dengan iringan musik oleh Willie Teuguh. Lagu ciptaan Melky Goeslaw itu adalah salah satu lagu reggae yang mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang kultural ramai-ramai menikmati reggae. Dengar liriknya, “Orang Jawa bilang, ‘monggo dansa reggae’!”

Reggae timbul tenggelam di dunia musik Indonesia, namun tidak pernah hilang. Reggae kembali hidup ketika Steven & Coconut Treez mengeluarkan single Welcome To My Paradise. Berkat grup inilah reggae kembali berkumandang di radio. Banyak grup reggae yang masih berkibar di belantika musik Indonesia, seperti Tony Q – Rastafara, Black & Company, Souljah, Shagy Dog, dan The Babylonians.

Musik reggae memberikan pesan cinta dan kedamaian, sehingga ketika mendengarkan lagu-lagunya, serasa memberikan relaksasi. Dan yang terpenting, bahwa musik reggae selalu menghembuskan udara perdamaian dalam tiap-tiap liriknya.

Mereka Adalah Satu Individu, Soekarno Hatta.

Mereka adalah satu individu, Soekarno Hatta. Begitu pentingnya Hatta bagi Soekarno. Ketika Jumat pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno yang sedang demam meriang sambil tidur-tiduran di kamarnya, hanya menunggu Hatta untuk membacakan naskah proklamasi. Untungnya Hatta orang yang super super super disiplin, jadi dia datang tepat waktu. ‘Gak kebayang kalau Hatta molor dan baru datang pukul 1 siang. Alasan ngantuk atau ketiduran misalnya (saat itu bulan puasa dan Hatta pulang pagi abis begadang menyusun naskah proklamasi). Kalo Hatta telat datang, detik-detik bersejarah proklamasi kita mungkin bukan pukul 10, tapi pukul 1 siang, sesuai datangnya Hatta.

Tak banyak diantara kita yang ingin tahu, kapan sebenarnya Mohammad Hatta bertemu Soekarno pertama kali. Mereka diperkenalkan bukan dalam sebuah sekolah/institusi atau ketemu di jalan. Atau pun ngobrol kebetulan lagi antri, sambil tukar kartu nama atau pun saling barter nomor telepon. Mereka bertemu secara maya melalui argumentasi perang kata dalam berbagai tulisan. Meski beda watak dan pembawaan, ekspresi mereka sama: anti penindasan. Bukan kemerdekaan! Lho koq? Soal ini mereka beda mata angin. “Pendidikan rakyat dulu, baru merdeka”, pendapat Hatta. “Oh tidak! Merdeka dulu baru pendidikan”, Soekarno ngotot. “Jalan Bung (Hatta) akan tercapai kalau hari kiamat”, tegas Soekarno memberi alasan. Analoginya, kabur dulu dari penjara. Masalah pakai baju atau tidak, mau lari kemana, setelah itu makan apa, itu urusan no. 17. Yang penting, kabur dulu! Merdeka. Keduanya sama-sama benar.

Hatta bertemu pertama kalinya dengan manusia yang bernama Soekarno di Bandung. Dia diantar oleh seorang nasionalis yang juga kawan Soekarno pada tahun 1933. Masa itu mereka lagi getol-getolnya melawan penindasan dengan ketajaman berpikir. Pertemuan itu membuat mereka berada dalam satu perahu, tapi lain pemandangan. Hatta memandang ke kanan, Soekarno ke kiri, tapi perahu tetap ke depan. Ke arah kebebasan bangsa.

Soekarno sangat memerlukan Hatta dan begitu sebaliknya. Waktu pulang dari pembuangan di Bengkulu tahun 1942 (sebelumnya di Flores), tak ada yang menjemput Soekarno di Pasar Ikan, sebuah pelabuhan kapal kayu di Jakarta. Dengan pertolongan seorang nelayan, Soekarno minta dipanggilkan Anwar Tjokroaminoto, yang memang bekas iparnya. Anwar itu saudara kandung Utari, istri pertama Soekarno, yang juga putri dari pejuang Haji Oemar Said Tjokroamninoto (Maia Ahmad Dhani juga cicitnya Oemar Tjokroaminoto, tapi saya ‘gak tahu dari anak Pak Tjokro yang mana). Lalu Soekarno juga minta dipanggilkan Mr. Sartono, pengacara yang pernah membelanya melawan penguasa kolonial di pengadilan yang tak adil di Bandung beberapa tahun lalu. Tapi ada satu orang lagi yang dimohon Soekarno untuk datang menjemput, ya Hatta.

Ketika Soekarno sudah tak berdaya, Hatta-lah yang mewakili keluarga Soekarno untuk urusan keluarga, seperti pernikahan. Hatta juga yang membela mati-matian Soekarno yang sudah tiada, bila ada pemutarbalikan sejarah yang sering dilakukan ‘sejarawan pesanan’, yang mencoba ‘membunuh’ atau menghilangkan peran Soekarno dalam drama sejarah Indonesia. Suatu hari, pernah Hatta menulis kesaksian alibi sejarah di atas kertas bermaterai, untuk membela sahabatnya itu. Hatta sosok tegas yang lembut super sopan. “Bung Hatta orangnya tenang tapi menghanyutkan”, komentar Guntur tentang sahabat ayahnya itu.

Julukan yang mereka dapat pun aneh dan unik: PROKLAMATOR. Tidak pernah akan ada orang Indonesia dapat predikat itu. Pahlawan nasional bisa membludak. Presiden dan wakil presiden akan membengkak jumlahnya. Tapi proklamator, hanya punya SOEKARNO dan HATTA (ada juga sich ‘proklamator lain’ di Indonesia, seperti upaya separatis kemerdekaan di beberapa daerah Indonesia). Lucunya, gelar itu baru diberikan secara resmi oleh pemerintah, 41 tahun setelah Indonesia merdeka. “It’s too late”, kata orang. “Ngapain aja pemerintah semala ini?”, begitu segelintir komentar.

Hatta dan Soekarno ibarat malam dan siang. Beda, Tapi dua-duanya berguna. Kita tak bisa hidup tanpa tidur di malam senyap. Namun tak mungkin pula menjalani seluruh hidup hanya dengan tidur-tiduran di kegelapan hari.

Hatta dan Soekarno seperti koin bermuka ganda. Satu tapi beda. Kenyataan ini sudah diketahui publik dan Soekarno sendiri sering menggembar-gemborkan pertentangan antara mereka. Tapi bukan perbedaan sebagai sahabat dan pribadi. “Hatta sering tidak seirama denganku”, kata Soekarno menilai sahabat kentalnya. Perbedaan dalam pandangan politik itu, kian lama menggunung dan mudah dilihat orang. Hasilnya, Hatta tak mau lagi mendampingi Soekarno menjadi nakhoda Indonesia. Hatta mundur sebagai wakil presiden pada akhir tahun 1956. Padahal meski berbeda, Hatta menyukai Soekarno. Buktinya, ketika ibukota Indonesia pindah ke Jogjakarta, Hatta lebih senang ikut Soekarno dan membiarkan PM Sutan Sjahrir sendirian di Jakarta. Padahal Sjahrir dan Hatta banyak se-ide, bahkan se-kampung.

Sejak Hatta mundur, Soekarno berjalan sendirian. Tak ada lagi orang sebagai “second opinion-nya” Soekarno. Dan ini secara perlahan mengantarkan Soekarno ke ujung jalan akhir kekuasaannya. Hatta makin menjauhi Soekarno dan menghiasi keretakan itu dengan tulisan dan opini yang kritis pedas kepada sahabatnya. Kritik santun untuk menuntun sahabatnya agar berjalan sesuai idealisme yang pernah mereka bangun bersama. Pernah sebuah majalah keagamaan dilarang terbit Soekarno, karena memuat tulisan Hatta yang mengkritik Soekarno. Sejak itu dwitunggal menjadi dwitanggal. Berakhirlah Dynamic-Duo yang pernah dimiliki Indonesia. Tapi sekali lagi, mereka tidak berpisah sebagai sahabat. Sebagai pribadi mereka tetap berkawan akrab. Dengan sangat elegan, mereka berdua bisa membedakan wilayah pribadi dan wilayah politik. Beda jauuuuh dengan kita sekarang.

Ketika Amerika Serikat ‘Terpaksa’ Tunduk Kepada Indonesia

Saat ini Indonesia benar-benar membutuhkan sosok seperti bung Karno. Liat aja pejabat jaman sekarang cuma sibuk mikirin dirinya sendiri. Uda dibayar mahal-mahal oleh rakyatnya yang semakin miskin, eh beliau-beliau ini malah enak-enakan tidur dengan nyamannya saat sidang umum. Yang membolos sidang juga uda menjadi rahasia umum. Apa dipikir karir politik itu sama dengan berbisnis? Orang-orang ini hanya mengulang bunyi slogan yang basi. Pemerintahan yang bersihlah, penanganan korupsilah atau persatuan nasionallah. Hahh.. kata-kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, kata-kata yang miskin serapan.


Kalo Soekarno pada masanya, jangankan Malaysia, Amerika aja dilawan. Pernah dengar jargon sukarno selain ganyang malaysia, yang berbunyi "Amerika kita sikat, Inggris kita linggis". Beda banget dengan masa sekarang kan?! Saat kita uda diinjak-injak bangsa lain (baca: Malaysia), ternyata pinpinan masa sekarang masih bisa berkata "kita ini bangsa yang santun". Ckckck.. Kebanyakan nonton sinetron kali bapak satu ini. Biasanya, pemeran utamanya diinjak-injak, dicaci maki, dihina, de el el, tapi pada akhirnya tetap bisa memaafkan. Tapi sayang ini realita, bukan tayangan televishit, yang pada akhirnya pemeran utamanya selalu menang.

Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya, “Tolong bebaskan pilotku”. Tapi Bung Karno tetap saja geram. Mungkin juga karena yang merayu Soekarno adalah Ike, seorang pria tua. Ike itu adalah nama panggilan D. Dwight Eisenhower, presiden AS di masa itu. Kali ini Amerika memang kena batunya.

Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika pilotnya, Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka. Kedok yang membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan petualangannya di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu. Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.

Bung Karno yang tadinya dikerjai Amerika, sekarang balas mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika. Cerita selanjutnya adalah bagaimana Ike dan John F. Kennedy jadi repot dibuatnya.

Inilah moment bersejarah ketika Indonesia yang miskin untuk pertama kalinya punya posisi tawar tinggi di hadapan “juragan kaya”, Amerika.

Bung Karno tidak cuma menuntut Amerika mesti minta maaf. Tapi masih ada sederet permintaan lain yang bikin Amerika “maju kena mundur kena”. Eisenhower minta Indonesia melepaskan pilot Allen Pope. Tapi Bung Karno tidak mau melepas begitu saja dengan gratis. Pilot itu adalah kartu truf-nya.

Allen Pope

Inilah kisah bagaimana Bung Karno dengan amarah “memiting leher Allen Pope” sambil telunjuknya memberi isyarat agar Amerika mau bersimpuh di kaki Bung Karno (tentu saja ini hanya simbolisasi teatrikal).

Gantung Allen Pope! Hukum mati Allen Pope! Begitu gelombang protes di depan kedutaan AS di Jakarta setelah Allen Pope tertangkap. tahun 1958 itu . Rakyat Indonesia memang dibikin naik darah oleh kelakuan Allen Pope. Soalnya si pilot ini sudah menjatuhkan bom di Ambon yang memakan tak sedikit korban jiwa.

Di tengah suasana panas itu, teman-teman Mas Tok atau Guntur Soekarnoputra tidak berhenti menjejalinya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pilot Allen Pope.

Percakapan Bung Karno dengan putra sulungnya berkaitan hal itu, sudah banyak diungkap berbagai sumber. Tapi sebetulnya ada yang lebih penting lagi di balik percakapan antara Bung Karno dan Mas Tok berikut ini…..

Bung Karno sedang mandi. Mas Tok yang masih remaja menggedor-gedor pintu kamar mandi. Tidak sabar. Karena pintu terus digedor, Bung Karno melongok sebentar. “Ada apa tho Mas Tok? Bapak belum selesai mandi”.

Begitu pintu terbuka, Mas Tok langsung menyambar ayahnya dengan pertanyaan, “Bener nggak sih bapak menukar pembebasan Allen Pope dengan tebusan pesawat Hercules?”. Mas Tok memang tidak sabaran ingin segera tahu jawabnya. Saat itu juga dia harus mendapatkan bocoran jawabannya. Memang sebelumnya di antara teman-temannya, mereka sudah kasak-kusuk membenarkan gosip itu. Mas Tok jadi panas juga. Soalnya sebagai anak Bung Karno, seharusnya dia lebih tahu dari teman-temannya.

Mas Tok yang penasaran tidak perlu menunggu lama menanti jawab ayahnya. Pertanyaan Mas Tok itu langsung disambar dengan tawa khas ayahnya. Menggelegar, “Hahahahaha……biar saja Amerika kasih Hercules itu buat Bapak. Kalau Amerika kirim pesawat lagi, nanti Bapak suruh tembak lagi. Sebagai tebusannya, Bapak minta Marilyn Monroe dan Ava Gardner”.

Ava Gardner

Itu humor khas Bung Karno. Humor seorang negarawan nyentrik. Cara Bung karno bercanda dengan politikus sejawatnya sehari-hari, tidak beda jauh dengan guyonan-nya dengan anak-anaknya. Mas Tok dan adik-adiknya sudah hafal adat ayahnya. Dasar Bung Karno!

Tapi sebetulnya di balik canda itu, mungkin bahkan Bung Karno dan Mas Tok sendiri waktu itu belum menyadari sesuatu. Yaitu buntut dari posisi tawar Indonesia tadi, Bung Karno telah memulai tonggak lahirnya sejarah armada baru bagi AURI, yaitu lahirnya skuadron Hercules di Indonesia. Armada ini kelak turut punya andil dalam merebut Irian Barat dari Belanda.

Itu semua berawal dari negosiasi tarik ulur demi pembebasan seorang pilot yang bikin Amerika gelisah. Bagaimana tidak? Soalnya kalau tidak segera diselamatkan, bisa-bisa pilot itu buka mulut tentang info rahasia yang berkaitan dengan permainan CIA.

Dulu serangan Maukar ke Istana didesas-desuskan akibat Bung Karno menggoda tunangan sang pilot.
Gosip selanjutnya menghantam Bung Karno lagi. Yaitu pembebasan pilot Allen Pope digosipkan karena Bung Karno dirayu oleh istri Pope, yang sengaja didatangkan dari Amerika. Walaahhh….

Kedengaran kayak gosip murahan. Tapi tunggu dulu! Sejarah kadang memang diwarnai gosip murahan, yang bermuara pada hasil yang tidak murahan. Konon itu yang namanya intrik politik tingkat tinggi. Intrik yang menggunakan sisi kelemahan Bung Karno. Kelemahan apalagi kalau bukan soal perempuan? Mentang-mentang Bung Karno mata keranjang…..

Bung Karno memang mata keranjang. Tapi pihak yang anti Bung Karno kadang memanipulasi sisi ini secara berlebihan. Sama halnya CIA yang menggunakan kelemahan don yuan-nya Bung Karno untuk menjatuhkan kredibilitas presiden RI di mata rakyatnya. Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan…..ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.

Go to hell with your aid!
Akhirnya CIA pakai cara lain. Yaitu infiltrasi ke berbagai pemberontakan di Indonesia. Puncaknya terjadi dalam pertempuran di pulau Morotai, tahun 1958. Ketika itu TNI (pasukan marinir, pasukan gerak cepat AU, dan AD) menggempur Permesta, gerakan pemberontakan di Sulawesi Utara.

Persenjataan Permesta tidak bisa dianggap enteng. Soalnya ada bantuan senjata dari luar. Tadinya tudingan bahwa CIA adalah biang kerok semua ini masih dugaan saja. Ketika kapal pemburu AL dan mustang AU melancarkan serangannya, satu pesawat Permesta terbakar jatuh.

Sebelum jatuh, ada dua parasut yang tampak mengembang keluar dari pesawat itu. Parasut itu tersangkut di pohon kelapa. TNI segera membekuk dua orang. Yang satu namanya Harry Rantung anggota Permesta. Dan yang tak terduga, satunya lagi bule Amerika. Itulah si pilot Allen Pope. Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Yaitu menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.

Tak pelak lagi, tuduhan bahwa Amerika dengan CIA adalah dalang pemberontakan separatis, bukan isapan jempol!

Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Itu mungkin terwakili dalam kalimat Allan Pope ketika tertangkap. Setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok.

B-26 kena tembak

Tapi sebetulnya yang lebih bikin malu Amerika bukan soal kalah yang dikatakan Pope tadi. Tapi tertangkapnya Allan Pope mengungkap permainan kotor AS untuk menggulingkan Soekarno. Amerika terus ngeyel menyangkal. Tapi bukti-bukti yang ada, akhirnya membungkam mulut Amerika.

Taktik kotor itu jadi gunjingan internasional. Tanpa ampun, kedok Amerika dengan CIA-nya berhasil dibuka Indonesia, lengkap dengan bukti-bukti telak. Amerika terpaksa berubah 180 derajat menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk mengguncang Bung Karno (untuk sementara) dihentikan.

Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960. Lalu Soekarno juga diundang John Kennedy di bulan April 1961. Di balik segala alasan diplomatik tentang kunjungan itu, tak bisa disangkal itu semua buntut dari cara Bung Karno memainkan kartunya terhadap Amerika.

Selama periode itu, Bung Karno main tarik ulur dengan pembebasan Pope. Tarik ulur itu berjalan alot. Karena Bung Karno ogah melepaskan Pope begitu saja. Bung Karno sengaja berlama-lama “memiting leher” Allan Pope sebelum Amerika meng-iya-kan permintaan Indonesia. Amerika mati kutu. Tak ada jalan lain. Negosiasi pun segera dimulai. Negosiasi alot yang memakan waktu 4 tahun, sebelum akhirnya Allen Pope benar-benar bebas.

Dimulai dengan Ike atau Eisenhower yang membujuk, merayu dan mengundang Bung Karno ke Amerika. Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk diatur-atur Ike. Situasi mulai berubah sedikit melunak setelah kursi kepresidenan AS beralih ke John F. Kennedy.

Soekarno bersama JFK

John Kennedy tahu, kepribadian Soekarno sangat kuat dan benci di-dikte. Karena itu dengan persahabatan dia mampu “merangkul” Soekarno. “Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.

Dengan John, negosiasi mulai mengarah ke titik terang. Berkaitan itu pula, John mengirim adiknya Robert Kennedy ke Jakarta. Robert membawa sejumlah misi, diantaranya: “bebaskan Pope”.

Robert Kennedy dan istri (di belakang Soekarno)

Konon ketika itu juga Amerika mengirim istri Allen Pope yang cantik. Perhitungannya, wanita cantik mampu meluluhkan hati Bung Karno. Ini asal mula beredar issue bahwa Bung Karno dirayu istri Allen Pope. Yang tidak banyak disebutkan orang, yaitu ibu dan saudara perempuan Allen Pope juga datang memohon-mohon dengan tangisan minta belas kasihan Bung Karno.

Buat Bung Karno, pilot itu dibebaskan atau tidak dibebaskan, hasilnya sama saja. Yaitu tidak membuat korban-korban bom si pilot bisa hidup kembali. Jadi kenapa tidak memanfaatkan saja ketakutan Amerika yang ciut kalau pilot itu buka mulut?

Bung Karno memainkan kartu trufnya atas dasar apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Indonesia betul-betul sengsara dan kelaparan, jadi butuh uang dan nasi. Indonesia sedang bertempur melawan Belanda untuk merebut Irian Barat. Jadi butuh senjata, sejumlah perangkat perang dan armada tempur.

Permintaan Bung Karno itu tentu saja tidak disampaikan dengan cara mengemis. Tapi dengan cara yang menyeret Amerika untuk membuat interpretasi diplomatik. Mau tidak mau, isyarat diplomatik Soekarno bikin Amerika harus bisa membaca yang tersirat di balik yang tersurat.

Dibanding Ike alias Eisenhower, John Kennedy lebih peka membaca isyarat itu. Itulah yang dimaksud Bung Karno bahwa John Kennedy mengerti dirinya. Kennedy tidak cuma sekedar mengundang Bung Karno ke Amerika untuk plesiran. Tapi juga ada tindak lanjut nyata di balik undangan diplomatik itu.

John paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat. Di antaranya armada tempur. Karena itu diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno dbantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.

Lockheed ,Burbank- California.
Negosiasi pembebasan Allen Pope antara Ike dan Bung Karno tadinya alot. Tapi jadi licin jalannya dengan John. Dia tidak pelit membalas “kebaikan” Bung Karno yang memenuhi permintaan AS untuk membebaskan Allen Pope.

Allen Pope diadili

Hasilnya? Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat). Bung Karno bisa membuat Amerika menghentikan embargo. Lalu menyuntik dana ke Indonesia. Juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.

Ternyata begini ini yang namanya negosiasi tingkat tinggi. Akhirnya Allen Pope dibebaskan secara diam-diam oleh suatu misi rahasia di suatu subuh, Februari 1962. Negosiasi itu seluruhnya tentu makan biaya yang tidak sedikit. Siapa yang mesti membayar semua itu? Konon rekening Permesta yang harus membayar ganti rugi akibat negosiasi itu. Sempat terdengar selentingan bahwa jalan by pass Cawang-Tanjung Priok dan Hotel Indonesia lama di Bundaran HI Thamrin, adalah wujud dari ganti rugi itu. Benarkah demikian? Wallahualam.

Sayang hubungan mesra Bung Karno dengan Amerika berakhir setelah Kennedy terbunuh tahun 1963. Terbunuhnya Kennedy membuat CIA kembali leluasa mewujudkan mimpi lama yang sempat terhenti. Yaitu terus mengguncang kursi Bung Karno, hingga Putra Sang Fajar itu akhirnya benar-benar terbenam. Kita semua tahu bagaimana akhir episode itu.

Sejarah Rock di Indonesia

Embrio kelahiran scene lagu Indonesia rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten.

Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan lagu Indonesia dan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya.

Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP.

Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut.

Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.

Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru.

Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.

Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu.

Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.


Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga
mantan vokalis Rotor.

Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café).

Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA
Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas
Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).

Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor.

Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib.
Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri.

Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover
penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan
sebagainya.

29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja.

Café legendaris yang dimiliki rocker gaek Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah,Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie.

Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut,
Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.

Sejarah Rock di Indonesia, Scene Jakarta

Invasi musik grunge/alternative dan dirilisnya album Kiss This dari Sex Pistols pada tahun 1992 ternyata cukup menjadi trigger yang ampuh dalam melahirkan band-band baru yang tidak memainkan musik metal. Misalnya saja band Pestol Aer dari komunitas Young Offender yang diawal kiprahnya sering meng-cover lagu-lagu Sex Pistols lengkap dengan dress-up punk dan haircut mohawknya. Uniknya, pada perjalanan selanjutnya, sekitar tahun 1994, Pestol Aer kemudian mengubah arah musik mereka menjadi band yang mengusung genre british/indie pop ala The Stone Roses. Konon, peristiwa historik ini kemudian menjadi momen yang cukup signifikan bagi perkembangan scene british/indie pop di Jakarta. Sebelum bubar, di pertengahan 1997 mereka sempat merilis album debut bertitel `…Jang Doeloe’. Generasi awal dari scene brit pop ini antara lain adalah band Rumahsakit, Wondergel, Planet Bumi, Orange, Jellyfish, Jepit Rambut, Room-V, Parklife hingga Death Goes To The Disco.

Pestol Aer memang bukan band punk pertama, ibukota ini di tahun 1989 sempat melahirkan band punk/hardcore pionir Antiseptic yang kerap memainkan nomor-nomor milik Black Flag, The Misfits, DRI sampai Sex Pistols. Lukman (Waiting Room/The Superglad) dan Robin (Sucker Head/Noxa) adalah alumnus band ini juga.Selain sering manggung di Jakarta, Antiseptic juga sempat manggung di rockfest legendaris Bandung, Hullabaloo II pada akhir 1994. Album debut Antiseptic sendiri yang bertitel `Finally’ baru rilis delapan tahun kemudian (1997) secara D.I.Y. Ada juga band alternatif seperti Ocean yang memainkan musik ala Jane’s Addiction dan lainnya, sayangnya mereka tidak sempat merilis rekaman.

Selain itu, di awal 1990, Jakarta juga mencetak band punk rock The Idiots yang awalnya sering manggung meng-cover lagu-lagu The Exploited. Nggak jauh berbeda dengan Antiseptic, baru sembilan tahun kemudian The Idiots merilis album debut mereka yang bertitel `Living Comfort In Anarchy’ via label indie Movement Records. Komunitas-komunitas punk/hardcore juga menjamur di Jakarta pada era 90-an tersebut. Selain komunitas Young Offender tadi, ada pula komunitas South Sex (SS) di kawasan Radio Dalam, Subnormal di Kelapa Gading, Semi-People di Duren Sawit, Brotherhood di Slipi, Locos di Blok M hingga SID Gank di Rawamangun.

Sementara rilisan klasik dari scene punk/hardcore Jakarta adalah album kompilasi Walk Together, Rock Together (Locos Enterprise) yang rilis awal 1997 dan memuat singel antara lain dari band Youth Against Fascism, Anti Septic, Straight Answer, Dirty Edge dan sebagainya. Album kompilasi punk/hardcore klasik lainnya adalah Still One, Still Proud (Movement Records) yang berisikan singel dari Sexy Pig, The Idiots, Cryptical Death hingga Out Of Control.

Sejarah Rock di Indonesia, Scene Bandung

Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya. Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masaindahbangetsekalipisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalamwaktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna.

Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan jug lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis.

Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis’ di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground.

Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini.

Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di jaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star (www.deathrockstar.tk) untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya!

Sejarah Rock di Indonesia, Scene Jogjakarta

Kota pelajar adalah julukan formalnya, tapi siapa sangka kalau kota ini ternyata juga menjadi salah satu scene rock underground terkuat di Indonesia? Well, mari kita telusuri sedikit sejarahnya. Komunitas metal underground Jogjakarta salah satunya adalah Jogja Corpsegrinder. Komunitas ini sempat menerbitkan fanzine metal Human Waste, majalah Megaton dan menggelar acara metal legendaris di sana, Jogja Brebeg. Hingga kini acara tersebut sudah terselenggara sepuluh kali! Band-band metal underground lawas dari kota ini antara lain Death Vomit, Mortal Scream, Impurity, Brutal Corpse, Mystis, Ruction.

Untuk scene punk/hardcore/industrial-nya yang bangkit sekitar awal 1997 tersebutlah nama Sabotage, Something Wrong, Noise For Violence, Black Boots, DOM 65, Teknoshit hingga yang paling terkini, Endank Soekamti. Sedangkan untuk scene indie rock/pop, beberapa nama yang patut di highlight adalah Seek Six Sick, Bangkutaman, Strawberry’s Pop sampai The Monophones. Selain itu, band ska paling keren yang pernah terlahir di Indonesia, Shaggy Dog, juga berasal dari kota ini. Shaggy Dog yang kini dikontrak EMI belakangan malah sedang asyik menggelar tur konser keliling Eropa selama 3 bulan! Kota gudeg ini tercatat juga pernah menggelar Parkinsound, sebuah festival musik elektronik yang pertama di Indonesia. Parkinsound #3 yang diselenggarakan tanggal 6 Juli 2001 silam di antaranya menampilkan Garden Of The Blind, Mock Me Not, Teknoshit, Fucktory, Melancholic Bitch hingga Mesin Jahat.


Sejarah Rock di Indonesia, Scene Surabaya

Scene underground rock di Surabaya bermula dengan semakin tumbuh-berkembangnya band-band independen beraliran death metal/grindcore sekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya berawal dari event Surabaya Expo (semacam Jakarta Fair di DKI - Red) dimana band- band underground metal seperti, Slowdeath, Torture, Dry, Venduzor, Bushido manggung di sebuah acara musik di event tersebut.

Setelah event itu masing-masing band tersebut kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama Independen. Base camp dari organisasi yang tujuan dibentuknya sebagai wadah pemersatu serta sarana sosialisasi informasi antar musisi/band underground metal ini waktu itu dipusatkan di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milik band Retri Beauty (band death metal dengan semua personelnya cewek, kini RIP - Red). Anggota dari organisasi yang merupakan cikal bakal terbentuknya scene underground metal di Surabaya ini memang sengaja dibatasi hanya sekitar 7-10 band saja.

Rencana pertama Independen waktu itu adalah menggelar konser underground rock di Taman Remaja, namun rencana ini ternyata gagal karena kesibukan melakukan konsolidasi di dalam scene. Setelah semakin jelas dan mulai berkembangnya scene underground metal di Surabaya pada akhir bulan Desember 1997 organisasi Independen resmi dibubarkan. Upaya ini dilakukan demi memperluas jaringan agar semakin tidak tersekat-sekat atau menjadi terkotak-kotak komunitasnya.

Pada masa-masa terakhir sebelum bubarnya organisasi Independen, divisi record label mereka tercatat sempat merilis beberapa buah album milik band-band death metal/grindcore Surabaya. Misalnya debut album milik Slowdeath yang bertitel “From Mindless Enthusiasm to Sordid Self-Destruction” (September 96), debut album Dry berjudul “Under The Veil of Religion” (97), Brutal Torture “Carnal Abuse”, Wafat “Cemetery of Celerage” hingga debut album milik Fear Inside
yang bertitel “Mindestruction”. Tahun-tahun berikutnya barulah underground metal di Surabaya dibanjiri oleh rilisan-rilisan album milik Growl, Thandus, Holy Terror, Kendath hingga Pejah.

Sebagai ganti Independen kemudian dibentuklah Surabaya Underground Society (S.U.S) tepat di malam tahun baru 1997 di kampus Universitas 45, saat diselenggarakannya event AMUK I. Saat itu di Surabaya juga telah banyak bermunculan band-band baru dengan aliran musik black metal. Salah satu band death metal lama yaitu, Dry kemudian berpindah konsep musik seiring dengan derasnya pengaruh musik black metal di Surabaya kala itu.

Hanya bertahan kurang lebih beberapa bulan saja, S.U.S di tahun yang sama dilanda perpecahan di dalamnya. Band-band yang beraliran black metal kemudian berpisah untuk membentuk sebuah wadah baru bernama ARMY OF DARKNESS yang memiliki basis lokasi di daerah Karang Rejo. Berbeda dengan black metal, band-band death metal selanjutnya memutuskan tidak ikut membentuk organisasi baru. Selanjutnya di bulan September 1997 digelar event AMUK II di IKIP Surabaya. Event ini kemudian mencatat sejarah sendiri sebagai event paling sukses di Surabaya kala itu. 25 band death metal dan black metal tampil sejak pagi hingga sore hari dan ditonton oleh kurang lebih 800 – 1000 orang. Arwah, band black metal asal Bekasi juga turut tampil di even tersebut sebagai band undangan.

Scene ekstrem metal di Surabaya pada masa itu lebih banyak didominasi oleh band-band black metal dibandingkan band death metal/grindcore. Mereka juga lebih intens dalam menggelar event-event musik black metal karena banyaknya jumlah band black metal yang muncul. Tercatat kemudian event black metal yang sukses digelar di Surabaya seperti ARMY OF DARKNESS I dan II.

Tepat tanggal 1 Juni 1997 dibentuklah komunitas underground INFERNO 178 yang markasnya terletak di daerah Dharma Husada (Jl. Prof. DR. Moestopo,Red). Di tempat yang agak mirip dengan rumah-toko (Ruko) ini tercatat ada beberapa divisi usaha yaitu, distro, studio musik, indie label, fanzine, warnet dan event organizer untuk acara-acara underground di Surabaya. Event-event yang pernah di gelar oleh INFERNO 178 antara lain adalah, STOP THE MADNESS, TEGANGAN TINGGI I & II hingga BLUEKHUTUQ LIVE.

Band-band underground rock yang kini bernaung di bawah bendera INFERNO 178 antara lain, Slowdeath, The Sinners, Severe Carnage, System Sucks, Freecell, Bluekuthuq dan sebagainya. Fanzine metal asal komunitas INFERNO 178, Surabaya bernama POST MANGLED pertama kali terbit kala itu di event TEGANGAN TINGGI I di kampus Unair dengan tampilnya band-band punk rock dan metal. Acara ini tergolong kurang sukses karena pada waktu yang bersamaan juga digelar sebuah event black metal. Sayangnya, hal ini juga diikuti dengan mandegnya proses penggarapan POST MANGLED Zine yang tidak kunjung mengeluarkan edisinya yang terbaru hingga kini.

Maka, untuk mengantisipasi terjadinya stagnansi atau kesenjangan informasi di dalam scene, lahirlah kemudian GARIS KERAS Newsletter yang terbit pertama kali bulan Februari 1999. Newsletter dengan format fotokopian yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulas berbagai aktivitas musik underground metal, punk hingga HC tak hanya di Surabaya saja tetapi lebih luas lagi. Respon positif pun menurut mereka lebih banyak datang justeru dari luar kota Surabaya itu sendiri. Entah mengapa, menurut mereka publik underground rock di Surabaya kurang apresiatif dan minim dukungannya terhadap publikasi independen macam fanzine atau newsletter tersebut. Hingga akhir hayatnya GARIS KERAS Newsletter telah menerbitkan edisinya hingga ke- 12.

Divisi indie label dari INFERNO 178 paling tidak hingga sekitar 10 rilisan album masih tetap menggunakan nama Independen sebagai nama label mereka. Baru memasuki tahun 2000 yang lalu label INFERNO 178 Productions resmi memproduksi album band punk tertua di Surabaya, The Sinners yang berjudul “Ajang Kebencian”. Selanjutnya label INFERNO 178 ini akan lebih berkonsentrasi untuk merilis produk- produk berkategori non-metal. Sedangkan untuk label khusus death metal/brutal death/grindcore dibentuklah kemudian Bloody Pigs Records oleh Samir (kini gitaris TENGKORAK) dengan album kedua Slowdeath yang bertitel “Propaganda” sebagai proyek pertamanya yang dibarengi pula dengan menggelar konser promo tunggal Slowdeath di Café Flower sekitar bulan September 2000 lalu yang dihadiri oleh 150- an penonton. Album ini sempat mencatat sold out walau masih dalam jumlah terbatas saja. Ludes 200 keping tanpa sisa.

Sejarah Rock di Indonesia, Scene Malang

Kota berhawa dingin yang ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari Surabaya ini ternyata memiliki scene rock underground yang “panas” sejak awal dekade 90-an. Tersebutlah nama Total Suffer Community(T.S.C) yang menjadi motor penggerak bagi kebangkitan komunitas rock underground di Malang sejak awal 1995. Anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam musisi lintas-scene, namun dominasinya tetap saja anak-anak metal. Konser rock underground yang pertama kali digelar di kota Malang diorganisir pula oleh komunitas ini.

Acara bertajuk Parade Musik Underground tersebut digelar di Gedung Sasana Asih YPAC pada tanggal 28 Juli 1996 dengan menampilkan band-band lokal Malang seperti Bangkai (grindcore), Ritual Orchestra (black metal),Sekarat (death metal), Knuckle Head (punk/hc), Grindpeace (industrial death metal), No Man’s Land (punk), The Babies (punk) dan juga band-band asal Surabaya, Slowdeath (grindcore) serta The Sinners (punk).

Beberapa band Malang lainnya yang patut di beri kredit antara lain Keramat, Perish, Genital Giblets, Santhet dan tentunya Rotten Corpse. Band yang terakhir disebut malah menjadi pelopor style brutal death metal di Indonesia. Album debut mereka yang bertitel “Maggot Sickness” saat itu menggemparkan scene metal di Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Bali karena komposisinya yang solid dan kualitas rekamannya yang top notch. Belakangan band ini pecah menjadi dua dan salah satu gitaris sekaligus pendirinya, Adyth, hijrah ke Bandung dan membentuk Disinfected. Di kota inilah lahir untuk kedua kalinya fanzine musik di Indonesia. Namanya Mindblast zine yang diterbitkan oleh dua orang scenester, Afril dan Samack pada akhir 1995. Afril sendiri merupakan eks-vokalis band Grindpeace yang kini eksis di band crust-grind gawat, Extreme Decay. Sementara indie label pionir yang hingga kini masih bertahan serta tetap produktif merilis album di Malang adalah Confused Records.

Sejarah Rock di Indonesia, Scene Bali

Berbicara scene underground di Bali kembali kita akan menemukan komunitas metal sebagai pelopornya. Penggerak awalnya adalah komunitas 1921 Bali Corpsegrinder di Denpasar. Ikut eksis di dalamnya antara lain, Dede Suhita, Putra Pande, Age Grindcorner dan Sabdo Moelyo. Dede adalah editor majalah metal Megaton yang terbit di Jogjakarta, Putra Pande adalah salah satu pionir webzine metal Indonesia Corpsegrinder (kini Anorexia Orgasm) sejak 1998, Age adalah pengusaha distro yang pertama di Bali dan Moel adalah gitaris/vokalis band death metal etnik, Eternal Madness yang aktif menggelar konser underground di sana. Nama 1921 sebenarnya diambil dari durasi siaran program musik metal mingguan di Radio Cassanova, Bali yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WITA.

Awal 1996 komunitas ini pecah dan masing-masing individunya jalan sendiri-sendiri. Moel bersama EM Enterprise pada tanggal 20 Oktober 1996 menggelar konser underground besar pertama di Bali bernama Total Uyut di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Band-band Bali yang tampil diantaranya Eternal Madness, Superman Is Dead, Pokoke, Lithium, Triple Punk, Phobia, Asmodius hingga Death Chorus.Sementara band- band luar Balinya adalah Grausig, Betrayer (Jakarta), Jasad, Dajjal, Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death Vomit (Jogjakarta). Konser ini sukses menyedot sekitar 2000 orang penonton dan hingga sekarang menjadi festival rock underground tahunan di sana.

Salah satu alumni Total Uyut yang sekarang sukses besar ke seantero nusantara adalah band punk asal Kuta, Superman Is Dead. Mereka malah menjadi band punk pertama di Indonesia yang dikontrak 6 album oleh Sony Music Indonesia. Band-band indie Bali masa kini yang stand out di antaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews, Telephone.

Memasuki era 2000-an scene indie Bali semakin menggeliat. Kesuksesan S.I.D memberi inspirasi bagi band-band Bali lainnya untuk berusaha lebih keras lagi, toh S.I.D secara konkret sudah membuktikan kalau band `putera daerah’ pun sanggup menaklukan kejamnya industri musik ibukota. Untuk mendukung band-band Bali, drummer S.I.D, Jerinx dan beberapa kawannya kemudian membuka The Maximmum Rock N’ Roll Monarchy (The Max), sebuah pub musik yang berada di jalan Poppies, Kuta. Seringkali diadakan acara rock reguler di tempat ini.

Indie Indonesia Era 2000-an
Bagaimana pergerakan scene musik independen Indonesia era 2000-an? Kehadiran teknologi internet dan e-mail jelas memberikan kontribusi besar bagi perkembangan scene ini. Akses informasi dan komunikasi yang terbuka lebar membuat jaringan (networking) antar komunitas ini semakin luas di Indonesia. Band-band dan komunitas-komunitas baru banyak bermunculan dengan menawarkan style musik yang lebih beragam. Trend indie label berlomba-lomba merilis album band-band lokal juga menggembirakan, minimal ini adalah upaya pendokumentasian sejarah yang berguna puluhan tahun ke depan.

Yang menarik sekarang adalah dominasi penggunaan idiom `indie’ dan bukan underground untuk mendefinisikan sebuah scene musik non- mainstream lokal. Sempat terjadi polemik dan perdebatan klasikmengenai istilah `indie atau underground’ ini di tanah air. Sebagian orang memandang istilah `underground’ semakin bias karena kenyataannya kian hari semakin banyak band-band underground yang `sell-out’, entah itu dikontrak major label, mengubah style musik demi kepentingan bisnis atau laris manis menjual album hingga puluhan ribu keping.

Sementara sebagian lagi lebih senang menggunakan idiom indie karena lebih `elastis’ dan misalnya, lebih friendly bagi band-band yang memang tidak memainkan style musik ekstrem. Walaupun terkesan lebih kompromis, istilah indie ini belakangan juga semakin sering digunakan oleh media massa nasional, jauh
meninggalkan istilah ortodoks `underground’ itu tadi.

Ditengah serunya perdebatan indie/underground, major label atau indie label, ratusan band baru terlahir, puluhan indie label ramai- ramai merilis album, ribuan distro/clothing shop dibuka di seluruh Indonesia. Infrastruktur scene musik non-mainstream ini pun kian established dari hari ke hari. Mereka seakan tidak peduli lagi dengan polarisasi indie-major label yang makin tidak substansial. Bermain musik sebebas mungkin sembari bersenang-senang lebih menjadi `panglima’ sekarang ini.


End....