Kamis, 14 Januari 2010

entah puisi apa ini ??

Kemana Matahari Pagi Ini?
Kategori: Puisi 9 Goresan Kata

kemana matahari pagi ini?
seperti enggan menengokku lagi!

kemana matahari pagi ini?
apa mesti aku memaki kemudian berlari agar kau peduli
apa mesti aku menyibak jaring mendung di langit matamu
apa mesti aku menunggumu sampai hatiku mati

kemana matahari pagi ini?
seperti tak mau tahu gelapnya ruang hati ini!
atau kau sudah lupa dengan janji-janji yang kau patri
atau kau sudah mati meninggalkan bangkai di sudut bumi

kemana matahari pagi ini?
aku pasrah kemudian harakiri

27 Nov 2009

..............................................................................................................................................................................
Inspirasi:

Status FB, Nayla Nuha "kemana matahari pagi ini?"

Karya Oleh: Chan Pada 1/01/2010 12:00:00 AM

Des29
Darah Suci
Kategori: Puisi 3 Goresan Kata



lihatlah darah merah mereka
semerbak mewangi membasahi kulit pelataran bumi
sedang darah biru dalam nadiku
semakin lama menhitam kering berbaur nafsu

aku iri dengan darah suci mereka

Karya Oleh: Chan Pada 12/29/2009 09:56:00 PM

Des19
Tahun Baru Lagi
Kategori: Puisi 2 Goresan Kata


Kawan,
Sudah tahun baru lagi
Masihkah engkau terdongak angkuh menantang
Dengan onggokan karat dosa bertaburan
Layaknya sebuah kebesaran dengan jutaan kerlipan

Kawan,
Sudah tahun baru lagi
Siapakah kita ini kawan?
Yang menjalani tautan tahun demi tahun
Dengan coretan hitam, balutan debu-debu syaitan.

Kawan,
Marilah kita bercermin
Dengan ribuan detik yang berlalu
Marilah bermetamorfase dengan segala penghambaan
Kepada pemegang kalbu berikut hari umur kita.


Surakarta, 17 Desember '09

Karya Oleh: Chan Pada 12/19/2009 09:43:00 PM

Nov27
Ulu Hidupku!
Kategori: Puisi 11 Goresan Kata


siapa lagi hendak menaruh
ujung belati di ulu hatiku!
atau sekalian saja kau ambil kedua mataku!
biar semua puas!

merampas erti hidupku!
lihat semua pandangan tertuju
padaku, yang sudah berlumur debu
bukankah aku yang kalian buru?

sebelum kau lumat hatiku
pesanku satu yang mesti kau tahu!
kuburkan aku di samping bundaku
bukan anjing kelabu


Surakarta, 27 Nov 2009

..............................................................................................................................................................................
Inspirasi:

Darah yang sebentar lagi akan mengering

Karya Oleh: Chan Pada 11/27/2009 03:25:00 PM

Nov25
Negeri Para Kufar
Kategori: Puisi 9 Goresan Kata

Negeri para kufar
Nafsu dewan terhormat sebagai Tuhanya
Uang dan sex lengkapi kekuasaan
Hamparan bidak jelata diperbudak
Di negeri sendiri memuja P.B.B kedok U.S.A

Sistem negeri para kufar
Hukum Islam kolaborasi selangkangan setan
Lahirlah faham zionis berkedok demokrasi
Tipu daya invansi konseling sekulerisasi
Membungkam syariat ajaran suci para nabi



Penguasa negeri para kufar
Siapa yang berkuasa, siapa pula jadi daki
Menari menegak wiskey berlabel 100% H.A.L.A.L
Bercumbu rayu dengan setan masih merasa suci
Tak peduli rakyat sendiri meratap setengah mati

Rakyat negeri para kufar
Ego diri menjadi perisai sebelum mati
Meringis si miskin jilati ujung belati
Sedang si kaya telan mentah peluru mitraliur
Berharap selamat mengerat karat niraya



Solusi negeri kufar
Hijrah, migrasi sistem Illahi
Tegakkan tonggak kuat supremasi hukum
Bukan hati nurani apalagi gelimang materi
Revolusi, revolusi Islam jadi solusi!

November 09
Selamat Hari Raye Iedul Adha, Semoga kita segera menyusul mereka menjadi tamu-tamu Allah dengan jamuan pahala syurga setelahnya. Amin
..............................................................................................................................................................................
Inspirasi:
Berfikir dan meratapi mimpi negara kufar alias kufur. Negeri yang setengah mati meratapi. Rakyatnya tak sadar di paksa memuja berhala pancasial simbol berdemocrazy kedok para penegak zionis dan sekuler. Negara yang telah kufur, yang tak juga sadar malah asyik bergunjing ketawa dan bersendawa. Liat laknat Illahi mengantri, Bukan sejenis teror boom Mariot apalagi Bali. Karena janji Allah kan datang pasti!

Karya Oleh: Chan Pada 11/25/2009 08:53:00 AM

Nov23
Aku Bulan Sabitku
Kategori: Puisi 7 Goresan Kata

Bulan Sabitku,
Hadirkan kerinduan di malam sendu
Lama menunggu terang sinar rindu
Bulan sabitku tersenyum mendengar keluh kesahku
Biarkan mengalir selalu

Aku,
Temani angin bercerita tentang petualang
Sembari berlayar di hamparan sajadah sepertiga malam
Ah, setengah hati menggantung imajiku berharap
Hilang keraguan akan kerasnya penantian

Bulan Sabitku,
Meracuni mewarnai mimpi malamku
Kadang jelas hilang samar kemudian diterjang fajar
Berlahan tinggalkanku belum jua bertemu
Terganti sepercik cahaya pagi berembun

Aku,
Mulai lemah lalui jalan bergaris tragis
Pasrah tak berkata dihadapan sang pencipta kata
Tenang bersujud di pertengahan ufuk
Berharap spirit hidup masih berlanjut

Sudut Kamar, 29 April '09

..............................................................................................................................................................................
Inspirasi:

Yang aku sebut Bulan Sabit,
Puisi ini sudah terbit beberapa waktu lalu di lapak lamaku dan Lapak Kemudian.

Karya Oleh: Chan Pada 11/23/2009 12:11:00 AM

Nov22
Seperti Membaca Sepi Dimatamu
Kategori: Puisi 15 Goresan Kata

seperti membaca sepi dimatamu
gemuruh mengerang perih tergores silet pelangi
begitu jua mendung mengerutkan wajahnya,
mengucurkan hujan yang singgah dimatamu

lalu kau robek matahari yang tak setia menerang
ditingkap tingkap langit,kelabu berani mencoret harimu
lalu menyelipkan kenangan digelas yang rengkah
namun kau tetap meneguknya demi sebuah ketenangan

kemudian langit merubah kulitnya
memucat pasrah dengan gelapnya hitam
warna yang biasa kau tunggu
untuk sembunyikan jiwamu dalam kegelapan

seperti membaca sepi dimatamu,
yang selalu tabah meredahkan hujan


..............................................................................................................................................................................
Special Puisi:
Sebuah karya spesial buat Chan dari M.RIDWAN MAHADI A.T dengan lapaknya Sabda Cahaya sahabat sastraku. Terimakasih untuk karyanya Sob! Keep Writing!! ^_^

Karya Oleh: Chan Pada 11/22/2009 07:19:00 PM

Nov7
Tak Lebih
Kategori: Puisi 5 Goresan Kata

Tak lebih
Dari anjing belang
Yang berlagak sopan
Meraung lirih di malam liar

Tak lebih
Dari anjing gila
Yang menggigit majikan
Lari dan mengendap kelam

Tak lebih
Dari karya kacangan



November 2009

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Inspirasi:

Ketika melihat beberapa anak muda. Yang bisa menikmati masa muda dengan fasilitas orang tua. Mereka sepertinya asyik "tralala trilili". Heran!

Kenapa gw ga ya?

Karya Oleh: Chan Pada 11/07/2009 10:57:00 PM

Nov1
Malaikat menjemput
Kategori: Puisi 2 Goresan Kata

Langit sebentar lagi menghitam
Gundukan mendung seakan berbisik lirih
"Malaikat menjeputmu sebelum gelap"

Hatiku gusar runyam mendengar
Hendak kemana aku berlari
Atau pasrah sembari menghibur diri

Ranah sunyi kelam pecah,
Halilintar menyambar rintihan dewi malam
Raga menjelma menjadi batu
"Jangan, jangan detik ini!" Kataku

Surakarta, 01 Oktober 2009

Karya Oleh: Chan Pada 11/01/2009 03:56:00 PM

Okt29
Tersungkur Darah Palestine
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

Secangkir coklat sudah tak nikmat
Dentuman peluru berbisik risih
Kepada kepala penjaga kesucian

Segar darah bercampur jeritan
Menjadi pembuka kebiadaban agresi
Derita Palestine tak berhenti

Menggenang segar air kemerahan
Udara yang tenang telah menghitam
Dan batu berderu menjadi debu
Bendera jihad berkibar berlumur peluh

Sedang aku tersungkur lupa makna
Ketika engkau terluka, maka ku terluka
Engkau bergerak, aku masih menyepi
Terdiam bak tak punya arti

Surakarta, 28 Oct 2009


Puisi ini,
Untuk kalian yang paling merasa suci dengan harokahmu!
Untuk kalian yang merasa paling ahlu sunah!
Untuk kalian yang berkiblat pada MUI!
Untuk kalian yang punya hati tak peduli dan tak bernyali!

Karya Oleh: Chan Pada 10/29/2009 11:27:00 AM

Okt28
Bersemi Kembali
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

Dedaun hijau belajar untuk tumbuh
Memenuhi sudut sempit temui pagi
Tersenyum seakan hidup kembali
Garis mentari naungi sisi kiri

Akar mulai menjelajahi
Setitik semangat yang ber-arti
Meski syarat akan misteri
Benalu bersemi kembali

Jogjakarta, 27 Oct 2009

Karya Oleh: Chan Pada 10/28/2009 11:17:00 AM

Okt17
Esekusi Hati
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

Menapaki lagit-langit tak bertepi
Temani purnama yang menagis pilu
Dalam pelukan mendung haru kelabu
Merajut metafora di ujung malam

Sisa perjalanan di ujung gelap
Purnama beranjak tinggalkanku
Sepertiga malam kembali aku berhenti
Merangkum kata-kata tak aku fahami

Diantara bahasa dan hati yang mencekam
Apalah arti persahabatan tak berenergi
Mulai lelah ratapi rindu tak terkendali
Kemudian berakhir setelah muncul mentari

Bersama air mata aku mencoba
Memaknai semua rasa, nada, kata, sketsa jiwa
Menghakimi kegundahan perpisahan hati
Ilahi Robbi yang terakhir mengeskusi


Dariku yang takkan melupakanmu


Surakarta, 16 Oct '09

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Inspirasi:

Seorang sahabat sepakat berpisah.

Karya Oleh: Chan Pada 10/17/2009 02:09:00 AM

Okt1
Selingkuh dan Poligami
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

Kadang fikiran ini tak menuai akal
Ketika kekufuran dan zina sudah meraja
Jejal baru tersadar akan akibat rasa

Aku ambil bangkai sisa curhatan kehidupan
Pelajaran zaman perselingkuhan menjadi halal
Dan Poligami menjadi haram

Dan aku hanya bisa melihat
Setelah ketidak berartian semua masukan dan saran
Kemudian suara sumbang, sudah tak bersuara

Surakarta, 1 Oct 09

Karya Oleh: Chan Pada 10/01/2009 08:58:00 PM

Sep29
Tempatkan di Barisan-Mu
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

Masih aku Rindu..dan Rindu

Robb,
Rinduku di dalam barisan
Jihad yang kian datang

Robb,
Tempatkanku di barisan
Yang paling berbahaya

Di Barisan jihad Mu



Jogjakarta, 29 Sept 09

Karya Oleh: Chan Pada 9/29/2009 08:35:00 PM

Agu23
Mata Menyalak
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

mata masih saja menyalak
sementara anjing kelabu diam
ini yang tak aku kuasa
jelalat mata mengancam

sementara menumpuk dosa
mengalir di setiap langkah
dimana mata bertatap
mata gila merona dosa



Solo, 22 Agt 2009

Karya Oleh: Chan Pada 8/23/2009 09:03:00 PM

Jul20
Teringat Giris
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

Mirip,
Persis,
Aku mulai menangis
Gerigi hari berputar giris

Pahatan garis wajah tajam
Mengenang membakar angan
Ingatan jelas kehancuran
Tersisa sia-sia persahabatan

Setiap kota tinggalkan
Tumpukan Kenangan mengerat karat
Menyayat sarat jeritan kilat

Begitu mudah berbekas
Terlukis merah di reruntuhan dinding
Kini benar pergi putus tali

Hanya semakin sendiri selimuti sunyi

Tegal, 16 juli '09 Night

Karya Oleh: Chan Pada 7/20/2009 10:19:00 PM

Jun23
Masihkah Berdiri
Kategori: Puisi 5 Goresan Kata

Pernahkah aku sadar ketika bersujud?
Ketika kepala setara dengan kaki, semua setara
Apakah sadar aku bersujud?

Ketika semua setiap jiwa setara, tiada status, jabatan apalagi kasta
Apakah sadar aku bersujud?
Tak pernahkah aku sadar aku bersujud?

Jiwa kemana engkau pergi?
Hati kemana engkau bermimpi?
Fikiran kemana engkau terbang?
Masih berdiri, angkuh menunjuk inilah Aku!

Gila!
Siapa lagi?
Aku "mengilai"-Mu!
Tapi apakah aku sadar?

Karya Oleh: Chan Pada 6/23/2009 12:11:00 PM

Jun11
Hanya Dahan Kehilangan
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

daun-daun itu aku lihat
sebatas berguguran dari dahan
terbang terpelanting
kemudian tersudut menyendiri

menyepi di sela sisi
sementara aku hanya dahan
yang masih mengingat
ketika kau mengukir kenangan

Yogyakarta, 09 Juni 2009

Karya Oleh: Chan Pada 6/11/2009 09:13:00 PM

Apr4
Bunda, Maafkan Dede
Kategori: Puisi 0 Goresan Kata

Air mata dosa mengalir tak bermuara
Luka hati tak berdarak terus berbekas
Dalam lebih dalam dari palung lautan
Maafkan dede bunda,

Getar bergemuruh di dalam kalbu
Salah, khilaf sesal bukan penawar
Gundah , tangis temani waktuku
Hanya seonggok salah terlentang terbayang

Tergores merah samar peta purnama
Rindu akan purnama yang dulu cerah memelukku
Semaian kasih suci di lilitan waktuku
Tapi semua belalu menjadi debu

Maafkan dede bunda,
Daun tangkai, akar kian layu
Tanpa tangan yang aku pegang kucium hormat
Belenggu debu menutupiku

Spesial untuk Bunda
Sudut Kamar, 2 April 2009

Karya Oleh: Chan Pada 4/04/2009 01:28:00 PM

Apr3
Aku Tak Gila!!
Kategori: Puisi 1 Goresan Kata

Tersenyum dalam gulungan Murung
Tertawa dalam Lautan Tangis
Dibalik tudung rombeng lusuh mengeluh
Kesunyian tak peduli peluh keluhku

Mereka sebut aku gila
Mereka sebut aku aneh
Mereka sebut aku sampah
Deru perahu di tengah gurun

Tertawa dalam lautan tangisku
Berlalu, semua berlalu
Berhenti, kemudian menertawakanku
Kejam dunia, tak berpihak kepadaku

Aku menghujat biarpu terdiam
"Aku tak gila!",
Kenapa, kenapa semua tak percaya
Aku lelah, Aku lemah

Jantung terhempas tak berdetak
Lantunan keruh, lirih kian tak bersuara
Menusuk kedalam duniaku
Aku terselungkup kaku


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Puisi ini terbit di Buku Antology "Tralala Trilili" Tahun 2009. Sebuah buku sebagai pengikat keluarga Komunitas Tanpa Nama Yogyakarta. Bersama 11 anak buku antology ini di lahirkan. Dalam buku ini kita akan menemukan puisi, cerpen, esai dan flash fiction.

Karya Oleh: Chan Pada 4/03/2009 01:39:00 AM

Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Entri (Atom)

DiseƱo e iconos por CH FOR N.Design Studio
About Langit Menghitam
Ketika langit menghitam, maka aku mulai merasa sendiri seakan semua tanpa tepi. Sudut ruang yang terang berubah muram, segores senyuman berubah menjadi lengkungan murung tak berarti, udara yang tenang kemudian mencekam. Ketika langit menghitam mengalir inspirasi jiwa, tetapi seakan kemudian nikmat itu hilang. Sebelum semua lenyap menguap aku berusaha menorehkan tulisan di langit-langit yang akan menghitam sebentar lagi.

Best regard's



Tidak ada komentar:

Posting Komentar