Kamis, 14 Januari 2010

puisi maulid nabi kah ??

rasul-saw
Pada tahun 1993 saya pernah membacakan puisi dalam peringatan Maulid Nabi Besar Baginda Muhammad saw di Yapi. Teksnya hilang entah kemana. Tapi, ternyata seseorang berbaik hati mengirimkan mp3 berisikan puisi itu. Saya pun mentranskrip dan memenggalnya. Bila berkenan, sila membacanya

Cahaya bundar menembus menghantam mega-mega bergelayut di cakrawala

Cahaya bundar melesat mengoyak busana punggung persada penuh noda

Cahaya bundar Bersinar dan serpihan serpihanpun menikam gulita

Cahaya bundar berpendar dan dayang dayangpun bernyanyi berdansa

Cahaya bundar menyebar. dan rubah-rubahpun tertegun melepas suara

Cahaya datang bersambut derit jendela reot rumah nan sahaja

Cahaya datang beriring dawai semilir berdesah di altar semesta


Ia datang

dan kau tengadahkan muka menyongsong kucuran khamar tak bercawan

Ia datang

dan kau pejamkan mata meresapi sentuhan hangat tak bertangan

Ia datang

dan kau tundukan kepala mengendus wangi kesturi tak berdahan

Ia datang

dan kau campakan raga mengelepar gelapar dalam cahaya tak berwarna


Cahaya cahaya cahaya..

percikkan cahaya

agar semuan nyala dalam cahaya

agar semua sirna dalam cinta

agar semua tiada dalam Ada


Benarkah para abdi kayangan memanggil manggil

bumi dan gunung gunung tiba tiba mengigil

ranting tin dan zaitun bergesek bak biola

dan tembang rajawali mengalun menyusun irama?


Benarkah lonceng sinagok-sinagok di Betlehem berdentang

menara katedral-katedral kuno di vatikan berguncang

lilin-lilin kecil vihara-vihara di Tibet bergoyang

gerbang kuil kuil angker di Hindustan tumbang

dan api agung Avista di isfahan menjadi arang?


Benarkah gajah-gajah Afrika bertabrakan

burung burung neraka berterbangan

patung patung raksasa berjatuhan

dan seniman seniman ukal berhamburan?


Benarkah gembel gembel menjadi bangsawan

buruh-buruh menjadi juragan

budak- budak menjadi tuan tuan

janda-janda menjadi seperti perawan

para pemuka Mekkah menjadi buruan

dan tuhan-tuhanpun menjadi reruntuhan?


Benarkah angin gurun mengelus dengan desirnya

samudara biru mengeliat dengan deburnya

merpati-merpati melanglang dengan kelepaknya

dan cahaya bulat menghujam dengan kilaunya?


Benarkah awan berarak mengikuti langkahnya

pepohonan menunduk menghormati dirinya

rumput datang menghampiri kedua kakinya

onta dan kuda menunduk bersimpuh di hadiratnya

susu mengucur melewati jari kemarinya

dan daur purnama pun merekah menuruti isyaratnya?


Benarkah kala meminta dibiarkan

kala dikepung ditinggalkan

kala memanggil dihinakan

kala menyuruh dipikunkan

kala berwasiat dikacaukan

dan kala wafatpun digeletakkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar