Pada tahun 1993 saya pernah membacakan puisi dalam peringatan Maulid Nabi Besar Baginda Muhammad saw di Yapi. Teksnya hilang entah kemana. Tapi, ternyata seseorang berbaik hati mengirimkan mp3 berisikan puisi itu. Saya pun mentranskrip dan memenggalnya. Bila berkenan, sila membacanya
Cahaya bundar menembus menghantam mega-mega bergelayut di cakrawala
Cahaya bundar melesat mengoyak busana punggung persada penuh noda
Cahaya bundar Bersinar dan serpihan serpihanpun menikam gulita
Cahaya bundar berpendar dan dayang dayangpun bernyanyi berdansa
Cahaya bundar menyebar. dan rubah-rubahpun tertegun melepas suara
Cahaya datang bersambut derit jendela reot rumah nan sahaja
Cahaya datang beriring dawai semilir berdesah di altar semesta
Ia datang
dan kau tengadahkan muka menyongsong kucuran khamar tak bercawan
Ia datang
dan kau pejamkan mata meresapi sentuhan hangat tak bertangan
Ia datang
dan kau tundukan kepala mengendus wangi kesturi tak berdahan
Ia datang
dan kau campakan raga mengelepar gelapar dalam cahaya tak berwarna
Cahaya cahaya cahaya..
percikkan cahaya
agar semuan nyala dalam cahaya
agar semua sirna dalam cinta
agar semua tiada dalam Ada
Benarkah para abdi kayangan memanggil manggil
bumi dan gunung gunung tiba tiba mengigil
ranting tin dan zaitun bergesek bak biola
dan tembang rajawali mengalun menyusun irama?
Benarkah lonceng sinagok-sinagok di Betlehem berdentang
menara katedral-katedral kuno di vatikan berguncang
lilin-lilin kecil vihara-vihara di Tibet bergoyang
gerbang kuil kuil angker di Hindustan tumbang
dan api agung Avista di isfahan menjadi arang?
Benarkah gajah-gajah Afrika bertabrakan
burung burung neraka berterbangan
patung patung raksasa berjatuhan
dan seniman seniman ukal berhamburan?
Benarkah gembel gembel menjadi bangsawan
buruh-buruh menjadi juragan
budak- budak menjadi tuan tuan
janda-janda menjadi seperti perawan
para pemuka Mekkah menjadi buruan
dan tuhan-tuhanpun menjadi reruntuhan?
Benarkah angin gurun mengelus dengan desirnya
samudara biru mengeliat dengan deburnya
merpati-merpati melanglang dengan kelepaknya
dan cahaya bulat menghujam dengan kilaunya?
Benarkah awan berarak mengikuti langkahnya
pepohonan menunduk menghormati dirinya
rumput datang menghampiri kedua kakinya
onta dan kuda menunduk bersimpuh di hadiratnya
susu mengucur melewati jari kemarinya
dan daur purnama pun merekah menuruti isyaratnya?
Benarkah kala meminta dibiarkan
kala dikepung ditinggalkan
kala memanggil dihinakan
kala menyuruh dipikunkan
kala berwasiat dikacaukan
dan kala wafatpun digeletakkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar