Sabtu, 26 Maret 2011

BIOGRAFI JAMRUD

JAMRUD sebenarnya bukan kelompok kemarin sore. Perjalanan karier mereka dimulai pada 1984. Saat itu, mereka masih SMA. Dengan modal nekat, mereka mengikuti Festival Rock Indonesia dan meraih predikat terbaik, band yang waktu itu masih bernama JAMROCK ini tak membawa hasil apa-apa.
JAMRUD adalah grub band rock fenomenal di Indonesia
band yang bediri pada tahun 1989 di cimahi,jawa barat
band yang dulunya bernama JAMROCK ini di DEPANI oleh
"AZIS" MANGASIH SIAGIAN dan "RICKY" TEDDY


JAMROCK memiliki empat personil
AZIS (gitar),RICKY (bass),AGUS (drum),OPPIE (vokal)
dan grup ini pun beberapa kali mengalami perubahan personil
salah satu diantaranya adalah BUDI HARYONO (EX-drumer GIGI) sempat juga
menggantikan posisi AGUS.


JAMROCK terkenal pada tahun 90an dan pada saat itu mereka membawakan lagu-lagu dari band-band rock INDONESIA yang telah memiliki nama pada era itu.


masuknya KRISYANTO sebagai pemegang predikat vokalis rock terbaik versi festival rock se-BANDUNG menggantikan posisi OPPIE (vokal)
SHANDY HANDOKO mengantikan posisi BUDI HARYONO di drum,keluarnya BUDI HARYONO dikarenakan adanya perubahan selera musik di dalam diri BUDI.
JAMROCK pun menambah personil di gitar yaitu FITRA ALAMSYAH


Puas dengan kesuksesan mereka mengusung tema cadas pada bandnya,pada tahun 1995 AZIS dkk pun menulis materi lagu dan melemparkannya ke label rekaman Log Zhlebour yang biasa disebut dengan "log"
Log memberi sambutan hangat pada materi lagu yang di usung AZIS,RICKY,ANTO,FITRA,SHANDY,
JAMROCK pun menjadi bagian manegement di bawah pimpinan Log.
Karena di bawah manegement Log,JAMROCK pun harus merubah nama grub band mereka menjadi JAMRUD sesuai keinginan Log.


Alhasil,album pertama JAMRUD di bawah naungan Log,mendapat sambutan spesial di hati pecinta musik rock tanah air,pada tahun 1996 NEKAD (judul album JAMRUD) meraih angka penjualan 100ribu keping dalam waktu singkat.Kesuksesan JAMRUD di album pertama dilanjutkan dengan kesuksesan pada album PUTRI (1997) yang angka penjualannya mencapai 200ribu keping,kesuksesan pun berlanjut pada album TERIMA KASIH (1999) yang berhasil menjual 750ribu keping,album tersebut sangat di gandrungi anak muda terutama pada lagu "BERAKIT-RAKIT" dan "TERIMA KASIH"


Kebahagian atas kesuksesan JAMRUD pada album TERIMA KASIH tak sempat di rasakan oleh SHANDY HANDOKO dan FITRA ALAMSYAH yang meninggal dunia pada tahun 1999 di karenakan over dosis obat-obatan terlarang.Posisi SHANDY pada drum di gantikan oleh HERMAN HUSIN,SHANDY yang lebih dahulu meninggalkan dunia hanya sempat mewariskan gebukan drum pada lagu "SURTI-TEDJO" dan selebihnya adalah gebukan HERMAN sendiri.FITRA sendiri meninggal dunia setelah Album NINGRAT rampung,dan posisi FITRA hanya di isi oleh SURYA (adicionel).


Saat di mintai komfirmasi oleh wartawan,soal status SURYA yang tidak direkrut menjadi personel JAMRUD,AZIS beralibi dengan mengatakan "FITRA,sempat berpesan sebelum kematiaanya,agar posisinya tidak di gantikan oleh siapa pun",oleh sebab itulah JAMRUD hanya menjadikan SURYA sebagai adicionel saja.

Dan pada album NINGRAT tarsebut,AZIS menciptakan lagu khusus yang bejudul FUCK OFF untuk mengenang kepergian SHANDY akibat Over Dosis (OD),lirik lagunya berisi pesan tentang bahayanya NARKOBA,dan lagu tersebut juga menjadi lagu untuk mengenang FITRA sang gitaris.

Sekarang kita tinggalkan dulu masalah kematian personil JAMRUD,dan kita kembali membahas kesuksesan JAMRUD pada Abum NINGRAT pada tahun (2000) yang menorehkan sukses menjadi Album Rock INDONESIA yang penjualan Albumnya sebanyak 1juta keping.Hasil yang fantastik bagi sebuah band yang mengusung aliran Rock.Lagu "NINGRAT",SURTI-TEDJO","PELANGI DIMATAMU" sangat populer pada masa itu.
Dalam sejarah penjualan album musik rock di Tanah Air, belum satu pun kelompok cadas yang mencapai angka tadi. Log Zhelebour, Manajer Jamrud, yang juga produser Ningrat, mengakui hal itu.
Karena kesuksesanya itu,Log memberikan bonus kepada JAMRUD merilis Album SYDNEY 090102 (2002) Di SYDNEY,AUSTRALIA.Wauuwww..sungguh Fantastik.!!

Kesuksesan JAMRUD berlanjut,pada album berikutnya,yaitu ALL THE BEST SLOW HITS (2003),BO 18+ (2004).
Dan tak lama setelah peluncuran album BO 18+,JAMRUD melucurkan DISCOGARPHI yang berbentuk kaset,walaupun jumlah kasetnya di batasi,tetapi antusisme sambutan para fans sungguh sangat di luar dugaan.

Dan pada tahun 2006 Band yang memiliki fans yang benama JAMERS ini merilis album yang berjudul ALL ACCESS IN LOVE,pada album ini AZIS menciptakan sebuah lagu yang berjudul VIVA JAMERS.

Kesuksesan JAMRUD sungguh sangat luar biasa,menilik penjualan album JAMRUD paling fenomenal diantara group rock lainnya dan sudah melakukan tour show besar besaran di 100 kota lebih dengan nilai kontrak show 100 - 150 juta pershow ( hanya fee)

Dan kini kesuksesan-kesuksesan tersebut hanya bisa di kenang saja,mengingat pada 2008 KRISYANTO sang vokalis memilih hengkang dari JAMRUD,di kerenakan bertambahnya usia yang kian tua,tenaganya pun tak cukup memadai bila membawakan lagu-lagu JAMRUD yang cadas saat tour.Hengkangnya KRISYANTO disusul oleh HERMAN sang drumer,alasannya hengkannya belum menemui kepastian dan masih menjadi tanda tanya.




>>nantikan cerita selanjutnya<<

FORMASI BARU JAMRUD

Jakarta - Setelah vokalis Krisyanto hengkang dari Jamrud pada 2007, gitaris Aziz Mangasi Siagian dan pemain bas Ricky Teddy adalah dua personel Jamrud yang tersisa dari masa-masa keemasan album Nekad (1996) sampai Ningrat (2000). Tidak mau berhenti di situ, mereka segera merekrut tiga personel baru untuk tetap bisa melanjutkan bisnis.

Maka dirilislah album penuh New Performance 2009 yang, menurut Aziz MS, sama sekali tidak sukses karena promosinya pun tidak maksimal. Ditambah lagi karena sebenarnya lagu-lagu di dalam album itu adalah materi yang telah dipersiapkan untuk Krisyanto. Sehingga mau tidak mau vokalis baru Jamrud, Jaja Amdonal, harus bisa menyanyikannya dengan karakter yang tidak boleh jauh dari karakter Yanto.

Respon dari para Jammers (julukan bagi para penggemar Jamrud) pun beragam. Banyak yang menilai bahwa karakter vokal Donal di situ terlalu meniru Krisyanto.
“Album baru ini kan saya masih pakai lagu lama. Otomatis kuping saya atau kuping Jammers tetap masih terbawa ke vokalis yang lama. Tapi nanti kalau kami mengeluarkan album baru, nah di situlah pembentukan dia,” kata Aziz kepada Rolling Stone pada Oktober 2010 silam.

Belum lama ini album baru itu pun dirilis. Namun, Jamrud ternyata melakukan manuver dengan menambahkan satu orang vokalis pada album yang diberi tajuk Bumi & Langit Menangis itu. Apa yang terjadi? Adakah itu merupakan dampak sepeninggal Krisyanto?

BUMI&LANGIT MENANGIS
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Rolling Stone menyambangi Jamrud pada Selasa (22/3) siang di Taman Mini Indonesia Indah. Di sana, kelompok musik rock yang terbentuk sejak 1989 itu akan melakukan syuting untuk videoklip bagi single pertama dari album baru mereka, “Sik Sik Sibatumanikam”.

Simak obrolan tiga puluh menit kami dengan gitaris dan salah seorang pendiri Jamrud, Aziz MS, tentang konsep album baru yang tidak bisa diterima oleh telinga sang produser eksekutif Log Zhelebour lantaran terlalu keras, serta seputar hengkangnya Krisyanto.

Jamrud menambah satu vokalis lagi. Seperti apa konsep album baru ini sehingga perlu memakai dua vokalis?

Dengan kami menarik vokalis lagi [Iwan] sebenarnya karena memang ada masalah di album ini. Karena lebih dari 50% lagu membutuhkan not-not yang tinggi. Sementara kalau hanya untuk recording, kami biasa mem-back-up suara-suara tinggi itu. Entah aku yang ikut di situ, nge-backing, atau cara-cara lain. Tapi masalahnya sekarang kita butuh backing-backing suara tinggi itu yang tidak hanya fill. Seperti fill gitar yang memperkuat aransemen. Justru kebanyakan malah di refrain-refrain-nya yang memang dominan.
IWAN VOX

Jadi, mau nggak mau kita sepakat untuk menambah vokalis yang bisa menjangkau not-not lebih tinggi dari vokalnya Donal. Di album ini sebenarnya vokalnya jadi tiga. Karena aku sendiri malah terlibat lebih banyak ketimbang Iwan. Karena di situ aku kan sudah memasukkan unsur-unsur scream, total scream, jadi full satu lagu. Nah, di album itu ada tiga lagu yang memang total scream. Jadi otomatis di album Jamrud 2011 ini jadi ada tiga vokalis.

Jadi apa elemen dalam album ini yang masih “sangat Jamrud”?

Ada beberapa lagu, seperti lagu yang kami mau buat klipnya “Sik Sik Sibatumanikam”, walau itu lagu Tapanuli tapi tetap kami bawakan dalam versi Jamrud. Yaitu meski lagunya sendiri bukan untuk membanyol, tapi cara membawakannya itu seperti kami menyanyikan lagu-lagu yang sebelumnya yang memang membanyol. Jadi seperti slengean, atau musiknya yang berpindah-pindah pattern.

Jamrud mengusung musik yang lebih keras untuk album baru, apakah itu merupakan suatu strategi untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh karakter kuat vokal Krisyanto?

Sadar atau nggak sadar, pasti ada strategi itu. Grup mana pun pasti ingin tetap survive tanpa harus dibandingkan dengan formasi yang sebelumnya. Cuma yang lebih utama adalah karena kami mau mengeksplor. Seperti aku sendiri, sebelum menggarap itu sudah membayangkan kalau gue main lagi musik industri seperti kemarin, maksudnya album-album sebelumnya, otomatis Jammers pada umumnya akan mencari lagu hits-nya saja. Sudah pasti terjebak seperti itu.

Dan otomatis aku membuat lagu-lagu yang memang ditujukan untuk menjadi hits, seperti dulu. Jadi musiknya sendiri porsinya hanya sebagai pengiring. Sementara yang sudah diniatkan adalah Jamrud ini harus eksplorasi kekuatan-kekuatan gitarnya, drumnya, vokalnya, basnya. Semuanya. Karena untuk Jamrud sekarang ini bukan popularitas atau hits yang dikejar, walaupun kami tidak akan menampik nantinya. Tapi di atas itu semua kami hanya butuh pengakuan bahwa Jamrud ini tetap ada, tetap nge-rock, walaupun zamannya ini zaman Melayu atau zaman lagu berdarah-darah. Di situlah eksistensi sebuah grup rock diuji.

Seberapa besar pengaruh kehilangan Krisyanto sehingga Jamrud harus melakukan dua kali perombakan di departemen vokal?

Kalau dibilang itu dampak dari Yanto mungkin nggak terlalu juga. Sebenarnya kalau hanya untuk memutuskan hubungan antara Jamrud baru dengan Jamrud lama dengan aku nyanyi scream tujuh lagu aja, itu sudah putus. Karena sudah berbeda banget. Sekarang seperti kita dengar Lamb of God, bagaimana mau disatukan dengan Yanto? Jauh… Jauh sekali.

Cuma masalahnya di sini aku nggak mau bikin suatu produk album yang tidak bisa diaplikasikan ke panggung dengan, minimal 90%, mirip. Makanya kami di sini mengakui kelemahan pada vokal kalau hanya menggunakan satu vokalis. Aku yakin, andaikan album ini digarap dengan Yanto sebagai vokalis, tetap aku keberatan. Karena Yanto pun tidak bisa menguasai not-not tinggi seperti di album ini. Not-nya memang masih suara laki, tapi banyak falsetto. Jadi seandainya pun itu digarap bersama Yanto, kami tetap butuh vokalis tambahan. Entah itu featuring atau hanya untuk di panggung.

Seandainya saat ini Krisyanto masih di Jamrud, apakah Jamrud akan pindah ke warna musik yang seperti ini?

Cikal bakal Jamrud itu kan sebenarnya dari musik seperti itu. Sebelum kami bikin album pertama kami sudah bawa Sepultura melulu. Kami nggak pernah bawain yang lain, hanya Sepultura, Whitesnake, atau Helloween. Jadi di album pertama ada lagu yang masih berbau Sepultura. Di album kedua juga ada. Begitu masuk di album ketiga dan seterusnya kami udah masuk ke industri.

Dengan kata lain, pada akhirnya kami nggak mau kerja bakti: buat lagu susah-susah hanya didengar oleh komunitas. Akhirnya kami bikin yang lebih bisa diterima masyarakat. Jadilah band industri. Nah, di album sekarang itu sama saja seperti kami, ah sudah ah kembali lagi seperti dulu lagi. Sepertinya asyik nih. Enjoy juga mainnya dan kami bisa eksplorasi. Sepuas-puasnya main, mau menunjukkan skill-nya sampai sejauh apa.

Album Jamrud terlaris adalah Ningrat (2000), tapi album-album setelah itu penjualannya merosot. Menurut Anda karena apa?

COVER ALBUM NINGRAT
Sepertinya memang industrinya saja. Karena itu tidak hanya terjadi pada Jamrud. Tapi hampir ke rata-rata band yang ngeluarin album setelah Ningrat. Mereka merasakan hal yang sama. Yang tadinya mereka bisa menjual satu juta atau dua juta kopi, tiba-tiba hanya 400 bahkan 300 ribu. Bahkan ada grup yang harus gulung tikar karena tidak kuat dengan terpaan, karena industrinya melemah.

Jadi mungkin pada saat itulah siklus masyarakat musik Indonesia mencapai titik jenuh dengan band yang sudah bertahan, taruhlah, dalam kurun waktu lima tahun itu. Mungkin mereka butuh yang lebih fresh lagi. Memang di industri musik selalu begitu di mana pun juga. Dan kami memang harus bisa menerima. Ada beberapa grup atau beberapa penyanyi yang nggak bisa menerima, mereka lari, mengundurkan diri, atau vakum.

Apakah, menurut Anda, Krisyanto termasuk dari mereka yang mengundurkan diri karena putus asa dengan kondisi itu?
EX-JAMRUD

Kalau yang aku lihat dulu itu dia salah satunya seperti itu. Kan nggak lama setelah mengundurkan diri, dia buat album solo. Berarti alasannya pasti yang wajar-wajar. Seperti, "Wah, sepertinya gue harus survive nih. Sepertinya di Jamrud sudah agak susah nih.’ Ya, itu wajar. Dia mencoba jalan sendiri. Atau mungkin dia membentuk band lain. Itu memang tanda-tanda orang yang sudah terpukul dengan kondisi grupnya pada saat itu. Kalau setelah keluar terus dia tidak beraktivitas di musik lagi, seperti yang dia katakan, itu memang berarti dia ingin break di dunia musik.

Tapi kalau ini, sekian bulan langsung mengeluarkan album, berarti mau mencari income yang lebih. Cuma yang jelas kalau satu anggota band keluar dan dia membentuk lagi, berarti ada ketidakpuasan di band sebelumnya. Itu saja. Tapi kalau kita lihat dari sisi loyalitas, ya sayang. Kenapa tidak diteruskan aja? Toh, di grup lain atau di solo album kan pada kenyataannya tidak sehebat grup lamanya juga. Sayang juga.

Komentar Anda mengenai Jammers yang merasa kehilangan Krisyanto?

Pada akhirnya mereka selalu datang setiap kami ada kegiatan. Mereka juga welcome ke vokalis baru. Pada akhirnya satu grup itu disukai bukan karena si A atau si B. Tapi lebih ke bandnya, selain karena lagunya juga. Siapa yang tidak suka Yanto? Dia sudah menyanyikan lagu-lagu gue saja sebanyak 70 buah lebih. Otomatis sudah akrab banget, tapi begitu mereka melihat Jamrud bergerak, aktif, pada akhirnya pilihan ada di mereka. Mau ikut yang mana? Mau ikut vokalisnya atau grupnya? Walaupun ini isinya orang-orang baru, pada akhirnya mereka tetap ikut grupnya juga.

Kalau bicara jujur, apakah Anda kehilangan Krisyanto sebagai vokalis Jamrud?

Kalau mau bicara, kami sudah jalan 11-12 tahun, ya kehilangan. Aku dari nol sama dia. Dia bukan siapa-siapa dulu, aku ambil dia itu dari nol. Dia nggak punya band, dia nggak punya apa-apa, suaranya pun masih lempeng. Dipaksakan menyanyi lagu Sepultura yang harus nge-growl. Begitu dapat karakternya, buat lagu dengan model seperti itu, dengan lirik Indonesia. Istilahnya, kita sama-sama belajar. Dari nol, lalu sama-sama sukses. Tapi begitu sama-sama mau jatuh, dia lari. Ya… Gimana, ya?

Padahal pada saat itu aku berpikir, tinggal tunggu saja. Sambil kami juga, istilahnya, break-lah, istirahat selama dua sampai tiga tahun, karena kami juga sudah tur setiap tahunnya ke ratusan kota. Istilahnya kami juga bagi-bagi rezekilah ke band lain. Kan nggak ada salahnya. Sambil menunggu toh nggak akan sampai kelaparan. Hanya saja mungkin pemikiran dia berbeda. Makanya mungkin dia ingin mendulang emas lebih banyak. [tertawa] Tapi ya, itu, kehilangan sih kehilangan. Karena biar bagaimana pun juga, bukan berarti aku kurang suka sama Iwan atau Donal, nilai historisnya itu lebih besar dengan Yanto.

Apakah Jamrud masih membuka pintu untuk Krisyanto jika suatu saat dia ingin kembali?

Kalau buka pintu mungkin buka pintu, tapi vokalis gue yang dua ini bagaimana? Nggak enak atuh. [tertawa] Kami bicara masalah konsekuensi. Jammers pun ada satu atau dua orang, lewat Facebook atau SMS, setiap kita ada pergerakan, entah buat album baru atau konser di kota mana, ada saja yang ngomong, ‘Aduh sayang, ya. Coba kalau masih sama Mas Kris, pasti lebih bisa gimana, lebih gimana.’ Tapi saya merespon, 'Ya mau bagaimana lagi?' Kalau aku yang mendepak, bolehlah aku ngomong ‘Iya, nih. Gue juga menyesal. Kan ini dia yang mundur. Nggak mungkin aku tarik-tarik lagi, ‘To, please dong, vokalin lagi dong, pleeeaaase…’ sambil nunduk gitu. [tertawa]

artikel from http://jamrudjamersuntukyanglama.blogspot.com/

4 komentar: