Photo: Ayos Purwoaji
“Welcome to Dji Sam Soe Urban Jazz Crossover, live in concert!” celetuk saya dalam hati sejak kali pertama menjejakkan kaki di pelataran Empire Palace. Pertama kali menginjakkan kaki di lobby nuansa mewah langsung menyergap kami. Mall premium yang baru selesai dibangun ini interiornya bergaya victorian, penuh ornamen, warnanya pun didominasi golden color. Pokoknya full decorated lah. Pengawasan yang cukup ketat membuat saya dan mas blogger freedom sedikit grogi. Ini menjadi bukti bahwa Empire Palace sengaja dibuat berkelas dan limited.
Para pengunjung yang datang kebanyakan adalah muda metropolis dengan gaya glam. Contohnya saja, beberapa gadis cantik tampil kompak mengenakan gown menawan yang dipadupadankan dengan aksesoris gemerlap. Sedangkan para pengunjung prianya juga tidak mau kalah, kebanyakan mengenakan kemeja bermotif serta tatanan rambut perlente yang terlihat necis. Saya dan mas blogger freedom sendiri tampil seadanya, seperti suami istri dateng kondangan, santai. But, is not a big deal. Cukup bermodal PD, tampang inosens, tiket aseli ditangan, dan kamera, then, yup, we’re ready steady go!
***
Tiba di ruang registrasi suasana jazzy semakin kentara. Atmosfer ala Dji Sam Soe, dengan warna hitam-emas bertaburan dimana-mana. Pagelaran Dji Sam Soe Urban Jazz Crossover yang dipunggawai oleh Eki Puradiredja ini mengusung tema Music You Know With A Twist. Even yang murah meriah namun berkelas ini seperti magnet yang menarik banyak pecinta baru jazz, semoga nantinya jazz bisa semakin diterima untuk telinga masyarakat Indonesia.
***
Setelah selesai registrasi dan masuk venue kami lebih memilih duduk bersila di lantai yang beralaskan carpet tebal. Kami pun mendapatkan posisi yang cukup strategis di bagian depan stage, pewe. Lalu kami pun menunggu.
10 menit…30 menit…1 jam…2 jam…
Ohno, menunggu adalah hal yang paling tidak menyenangkan. Untungnya panitia menyuguhi kami dengan bebunyian yang mampu mendinginkan suasana. Di sela-sela kejenuhan, menunggu kurang lebih 2 jam sebelum acara berlangsung, samar terdengar lagu dari Look of Love dari Diana Krall. Okay, lets sing a song dalam rangka menghibur diri.
The look…of love…Is…in…your eyes...a look...your smile...can't disguise...
Haaah, langsung adem rasanya.
Kemudian diputarkan juga beberapa lagu upbeat, seperti single Seven Days in Sunny June milik Jamiroquai, disusul oleh Jamie Cullum, Earth Wind and Fire, dan lain-lain.
***
Ide crossover sendiri adalah memadukan berbagai genre musik saat ini untuk dikolaborasikan dengan musik jazz. Diharapkan dengan adanya crossover animo masyarakat akan musik jazz meningkat. Menurut kami ini merupakan sebuah bagus, jazz itu memang bisa disambung sama musik apa aja, sama dangdut, techno, rock, sampe lagu daerah.
malam itu pun bintang bertabur di Empire Palace, sebut saja para penyanyi yang tampil pada malam itu: Glenn Fredly, Andi rif/, Ari Lasso, Dana (rapper), Yuyun (sinden), Daniel (seriosa) dan Lala seorang gadis cantik newcomer yang sudah ngetop duluan di Filipina. Kebanyakan para penyanyi ini tidak memiliki latar belakang sebagai penyanyi jazz. Namun, lagu-lagu yang mereka bawakan tetap oke dalam balutan jazz dengan aransemen ulang oleh Ali Akbar seorang personel The Groove.
Seperti single Umbrella milik Rihanna, Creep dan High and Dry milik Radiohead, Radja milik rif/, Beat It milik Michael Jackson, dan masih banyak lagi. Lagu Creep sendiri diarransemen menjadi bernuansa cuban jazz dan dengan apik dibawakan oleh Glenn feat Yuyun. Jujur saya sendiri sangat kagum sama Yuyun, nih orang punya music talent yang luar biasa, dia bisa mbawain suara etnik Jawa, lalu pindah ke Thailand, dan untuk mengiringi Glenn, Yuyun membawakan nuansa Brazil. Setelah browsing kesana kemari, ternyata Yuyun ini adalah vokalis dari Discus, sebuah band jazz-progressive yang melegenda.
Tak kalah seru, penampilan seorang Dira J. Sugandi yang tampil energik dengan membawakan beberapa single, salah satunya American Boy milik Estelle yang diaransemen ulang dengan baik. Dira juga membawakan beberapa lagu seperti My Funny Valentine dan Bring It On. Selain Dira singer cantik lain yang menghiasi panggung malam itu adalah Lala. Penyanyi cantik dengan darah Indonesia Filipina ini hadir dengan beberapa lagu seperti High and Dry dan Faith-nya George Michael. Lala punya suara seperti Celine Dion namun gaya seperti Michelle Branch, dia juga bisa main secara akustik.
Salah satu muse yang paling ditunggu adalah comeback performance dari Humania! wah ini grup jadul yang sudah jadi legenda, tapi berniat comeback dengan membawakan beberapa lagu remake yang masih saja enak untuk didengar. Eq Humania pun malam itu hadir dengan gaya casual. Single-single lawas seperti Lepas Kendali dan Bersama dibawakan dengan baik. Apalagi single Jelita yang smooth dinyanyikan dengan segar. Sayangnya penonton yang kebanyakan masih remaja tidak punya memori terlalu banyak dengan Humania, jadi hanya beberapa penonton saja yang sing a long dengan Eq. Kecuali lagu terakhir yang memang bener-bener top; Terserah, penonton pun kembali segar dan mau bernyanyi bersama.
Penampilan yang cukup hebat juga ditampilkan oleh Andi rif/. Ia mengemas lagu-lagu top seperti Sunday Bloody Sunday milik U2 dan Clocks dari Coldplay menjadi lagu-lagu enak dengan aroma modern swing yang manis. Lagu-lagu ini membawa kita kembali ke era 1930an, sebuah dunia dengan jas bergaris, mobil limo dan rokok cerutu khas mafia Sicillia.
So far, acara berlangsung cukup meriah mawadah warohmah. Sayangnya banyak penampilan hebat malam itu tidak bisa diabadikan dengan sempurna. mas blogger freedom yang bertugas jadi fotografer tampaknya tidak well prepare: dia lupa untuk nge-charge batere kamera. Yah silahkan dinikmati foto yang ada.
nb:
Yang penasaran sama suaranya Glenn feat. Yuyun masuk sini
http://www.youtube.com/watch?v=mPTTFUZtUJc
Kalo mau tau official report lengkapnya Dji Sam Soe Urban Jazz Crossover 2009 chapter Surabaya silahkan klik
http://jazzuality.com/jazz-events/dji-sam-soe-urban-jazz-crossover-2009-surabaya-report/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar