*Kalian tahu PSSI?
Kalian tahu PSSI? Pasti tahu. Maka ijinkan saya bertanya, apa sih prestasi PSSI 20 tahun terakhir?
Tulisan ini, tidak akan membahas soal PSSI. Tidak ada lagi yang bisa dikomentari soal PSSI ini. Hanya berharap ada keajaiban kecil, sehingga dirombak habis PSSI-nya, termasuk klub yang masih manja dengan Pemda, dsbgnya. Jika itu belum terjadi, buang energi saja mengomentarinya.
Tulisan ini hendak membahas tentang pemberantasan korupsi di negeri ini. Kalian yang tidak suka. Segera berhenti membacanya di kalimat ini. Tutup. Sebelum kalian sakit hati, karena tulisan ini tidak akan bermanis-manis.
Kalian tahu rezim baru penguasa sekarang? Yang dimotori partai PDIP sebagai penguasa? Maka ijinkan saya bertanya, apa sih prestasi pemerintahan baru ini sejak berkuasa soal pemberantasan korupsi?
Nol besar!
Pertama. KPK untuk pertama kalinya KO, belum pernah dalam sejarah KPK berdiri, ada kasus yang terhenti penyidikannya. Apa kabar kasus rekening gendut jenderal polisi? Baik, Abraham Samad, Bambang Widjojanto memang bedebah, mereka memang penjahat (baiklah, puas kalian jika sy bilang begitu?), tapi kenapa pengusutan kasus rekening jenderal puluhan milyar lantas jadi terhenti? Kok jadi lesu? SBY memang lambat, mencla-mencle, tapi dia berdiri gagah dalam pemberantasan korupsi. SBY membiarkan dua menterinya dikandangkan KPK--bahkan meski 2 menterinya sendiri ditangkap KPK, SBY tetap dituduh tebang pilih, KPK adalah kepanjangan tangan. Rezim baru? Baru calon kapolri loh, baru calon, tapi binasa sudah rekor KPK. Rezim ini sepertinya kebal sekali dikritik, selalu ada jawaban ngelesnya, selalu ada pembelanya.
Kedua. Ide pemberian remisi kepada koruptor yang dicetuskan oleh Menteri rezim baru. Apapun alasannya, apapun argumennya, itu sih jelas sekali menunjukkan di mana partai2 penguasa berdiri soal pemberantasan korupsi. Siapa sih yang diuntungkan jika remisi diberikan? Nenek2 pencuri kayu jati? Nenek2 pencuri buah jatuh? Bukan. Melainkan teman2 mereka yang jadi terpidana korupsi--dan besok lusa, jika gengnya ada yang masuk penjara gara2 korupsi, lumayanlah ditotal2 remisi bisa mengurangi banyak masa tahanan.
Ketiga. Kita tahu sekali, koruptor itu punya ibu kandung yang disebut: partai politik. Maka lihat, lagi-lagi, menteri rezim baru, memberikan ide agar partai politik diberikan dana bantuan 1 Trilyun. Gila betul idenya. Mau apapun argumen mereka, mau seindah apapun alasan mereka, itu ngeles saja. Ngapain pula ide itu muncul di kepala mereka? Hei, ratusan ribu anak2 putus sekolah, ratusan ribu kelas sekolah ambruk, ngapain pula harus ngasih uangnya ke partai politik? Asem. Besok lusa, koruptor mungkin akan disponsori.
Keempat. Gelombang praperadilan tersangka koruptor semakin gila. Apa reaksi pemerintah? Bukan urusan saya. Bagaimana mereka membiarkan kekacauan ini terjadi. Kita tidak melihat reaksi nyata dari mereka. Gampang banget menghentikan ini loh. Suruh Mahkamah Agung mengeluarkan surat edaran, selesai. Tapi tidak ada keinginan politik. Selalu sama alasan mereka. Khas sekali.
Kelima. Hari ini, dikit-dikit tidak suka, lapor Bareskrim. Dikit-dikit lapor Bareskrim. Bahkan ketika KY dilaporkan ke Bareskrim. Ketika Komnas HAM dilaporkan ke Bareskrim. Apa sih tindakan kongkret pemerintah? Saya tidak tahu, apakah Polisi itu masih dikendalikan presiden atau tidak sih? Jangankan bicara reformasi polisi, selamatkan polri, agar jadi penegak hukum yang bersih, jauhhh, dek. Urusan ini saja sepertinya pemerintah tidak bisa mengendalikannya. Benar2 jadi mimpi di siang bolong jika kita berharap ada tindakan tegas, serius dari pemimpin negeri ini soal reformasi polri.
Maka, tolong tunjukkan ke saya apa prestasi pemerintah baru ini soal pemberantasan korupsi?
Tolong tuliskan, apa sih yang benar2 kongkret telah mereka lakukan untuk memberantas korupsi? Padahal saat kampanye dulu, mereka tidak tahu malu, menjual nama KPK, menjual pemberantasan korupsi sebagai bahan kampanye. Catat! Di dokumen visi misi mereka, jelas sekali tertulis, mereka akan ikut memberantas korupsi. Lantas kenapa sekarang malah samar tak terlihat?
Kalian tahu PSSI? Saya khawatir, lima tahun berlalu, rezim baru ini sama persis seperti PSSI. Berisik sekali soal pemberantasan korupsi, tapi nol besar prestasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar