Perlahan terhempas ke tepian
sementara hanya ada harap untuk kembali ke tengah,
kembali menjadi seperti dulu
hanya ada harap, tanpa kekuatan berarti.
Tiba-tiba semua mimpi yang pernah ada
terasa begitu berat. Sulit terjangkau.
Sementara hati kecil mengisak, menitikkan airmata
aku hanya bisa diam, terpaku.
Ah. Sejak kapan ku menyerah pada emosi?
Bukankah logika selalu bisa menuntunku?
Hmmm…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar