JAKARTA (Pos Kota) – Revolusi PSSI Harga Mati! Demikian bunyi tagline spanduk raksasa berukuran 10 x 5 meter yang terbentang menutupi pintu masuk sekretariat PSSI Senayan. Belum lagi 7.000 lebih pengujuk Revolusi Merah-Putih yang menduduki kantor PSSI membuat organisasi sepakbola nasional itu lumpuh total.
Lautan merah pun menyemut di sekitar lingkar Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, tempat PSSI bermarkas. Tak seorang petugas PSSI pun terlihat di sana, kecuali ratusan anggota kepolisian dari Polda Metro Jaya yang dilengkapi senjata, serta dua ekor anjing dari kesatuan K-9 Polda Metro Jaya.

The Jak mengusung keranda (peti mati) serta bendera kuning sebagai simbol matinya sportivitas dalam tubuh sepakbola nasional. Menurut Ari, salah seorang anggota Jakmania mengatakan, simbol-simbol yang mereka tunjukkan merupakan bentuk protes yang dialamatkan kepada Nurdin Halid, ketua umum PSSI yang menjadikan PSSI korup.

Rico memastikan membawa anggota Jakmania dengan jumlah yang relatif sama seperti hari kedua pelaksanaan unjuk rasa. “Kami akan lanjutkan aksi ini besok. Kita ingin revolusi total sehingga Nurdin Halid benar-benar mundur dari sepakbola,” kata dia.
Sayang, kata Zen Rahmat, Koordinator Lapangan Revolusi Merah Putih, sebagian rekan-rekan suporter dari berbagai daerah sudah pulang. Walau demikian, direncanakan akan ada suporter lain yang bakal masuk, yakni Bonek, suporter Persebaya Surabaya. Hanya saja, kedatangan mereka masih diragukan karena tidak adanya pengawalan untuk masuk ke Jakarta, yang merupakan basis The Jakmania.

Selain pengunjuk rasa Revolusi Merah-Putih, juga hadir lebih dari 100 orang lebih datang ke Senayan. Mereka sempat merangsek mendekat ke kantor PSSI, namun dihalau Jakmania sehingga membuat mereka mundur. Disinyalir, massa yang tak dikenal itu merupakan suporter bayaran anti revolusi PSSI.(ian/dms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar