CATATAN sabtu 25. sebtember. 2013
Seberapa cintakah kamu dengan klub luar? Seberapa cintakah kamu dengan klub lokal mu sendiri?
Ya, itu pertanyaan yang terus menghantui saya. Dulu saya sangat setia, sangatlah cinta dan loyal kepada klub luar. Jika klub favorit saya bermain,
saya akan usahakan sesempatnya menonton, ataupun nobar walau itu larut malam.
saya berdiri di depan layar proyektor yang ...ukurannya tidak terlalu besar dan gambar yang terkadang tidak terlalu jelas.
saya melakukan chant hingga suara habis, berteriak, melompat dengan senangnya jika klub favorit saya mencetak goal.
Terkadang saya menjadi sombong karena klub favorit saya menjuarai liga atau kejuaraan lainnya. saya merasa bangga saat itu.
Cukup lama saya di dunia tersebut. Sampai suatu hari muncul pertanyaan di benak saya
"Seberapa cintakah kamu dengan klub luar? Seberapa cintakah kamu dengan klub lokalmu sendiri?".
saya mulai berpikir, kita mempunyai Liga di negara ini, kita mempunyai klub di masing-masing kota di negara ini,
kenapa saya nggak mensupport mereka? Kenapa saya terus-terusan mendukung klub luar? Dan saya semakin tersadar atas apa yang saya lakukan. saya kembali berpikir, ketika saya chanting, bersorak gembira, menangis haru di depan proyektor,
apakah klub luar merasakan apa yang saya rasakan? Apakah mereka bertepuk tangan atas support kita secara langsung? Jawabannya: tidak. Ini fanatisme buta,
Akhirnya saya meninggalkan fanatisme tersebut. saya mulai mendukung klub kota saya sendiri.
saya mulai pergi ke stadion, menonton klub kota sendiri dengan penuh bangga. saya tidak sabar ingin melihat mereka bermain.
Sesampainya di stadion, saya menonton, chanting, menyalakan flare melihat teman2 menyalakan smoke bomb
melompat kegirangan karena klub kota sendiri mencetak goal.kadang kita sedih bersama tatkalah Tim kita kalah.. Dan ini real!
Sesudah pertandingan, tim juga memberikan terima kasih atas support kami selama ini, mereka memberikan tepuk tangan, mereka berterima kasih, mereka gembira.
Hati kecil saya langsung berbisik, "Ini lah the real football, tak ada yang buta di sini.".
Selama ini saya hanya menonton di depan proyektor, hingga suara habis dan tak ada yang bisa mendengarkan apa yang saya suarakan.
Sekarang saya berteriak, chanting hingga suara habis di stadion, dan mereka mendengarkan apa yang kami suarakan
Mereka berterima kasih secara langsung atas support kami.
Memang, tak ada salahnya mendukung klub luar. Tapi saya cuma sekedar mengingatkan, "YOUR CLUBS NEEDS YOU!".
Mereka membutuhkan support dari kalian. Mereka ingin dukungan kalian. Mereka ingin di tonton langsung oleh kotanya sendiri.
tak ada salahnya kalian mendukung klub luar, tapi mari kita tengok lagi klub kota kita sendiri.
Mari lah kita datang ke stadion, membeli tiket, dan mendukung mereka yang butuh dukungan kita. Kita chanting bersama-sama disana,
kita menyalakan flare dan smoke bomb disana, kita bersorak sorai bersama disana.
Dan akhirnya ada satu kata:
''KITA TAK SEDARAH TP LEBIH DARI SAUDARA''
sejak saat itu saya pun semakin cinta kepada klub kota saya sendiri.apapun nama klubnya..
yg penting bisa membawa nama kota kelahiran di kancah pesepakbola nasional
Seberapa cintakah kamu dengan klub luar? Seberapa cintakah kamu dengan klub lokal mu sendiri?
Ya, itu pertanyaan yang terus menghantui saya. Dulu saya sangat setia, sangatlah cinta dan loyal kepada klub luar. Jika klub favorit saya bermain,
saya akan usahakan sesempatnya menonton, ataupun nobar walau itu larut malam.
saya berdiri di depan layar proyektor yang ...ukurannya tidak terlalu besar dan gambar yang terkadang tidak terlalu jelas.
saya melakukan chant hingga suara habis, berteriak, melompat dengan senangnya jika klub favorit saya mencetak goal.
Terkadang saya menjadi sombong karena klub favorit saya menjuarai liga atau kejuaraan lainnya. saya merasa bangga saat itu.
Cukup lama saya di dunia tersebut. Sampai suatu hari muncul pertanyaan di benak saya
"Seberapa cintakah kamu dengan klub luar? Seberapa cintakah kamu dengan klub lokalmu sendiri?".
saya mulai berpikir, kita mempunyai Liga di negara ini, kita mempunyai klub di masing-masing kota di negara ini,
kenapa saya nggak mensupport mereka? Kenapa saya terus-terusan mendukung klub luar? Dan saya semakin tersadar atas apa yang saya lakukan. saya kembali berpikir, ketika saya chanting, bersorak gembira, menangis haru di depan proyektor,
apakah klub luar merasakan apa yang saya rasakan? Apakah mereka bertepuk tangan atas support kita secara langsung? Jawabannya: tidak. Ini fanatisme buta,
Akhirnya saya meninggalkan fanatisme tersebut. saya mulai mendukung klub kota saya sendiri.
saya mulai pergi ke stadion, menonton klub kota sendiri dengan penuh bangga. saya tidak sabar ingin melihat mereka bermain.
Sesampainya di stadion, saya menonton, chanting, menyalakan flare melihat teman2 menyalakan smoke bomb
melompat kegirangan karena klub kota sendiri mencetak goal.kadang kita sedih bersama tatkalah Tim kita kalah.. Dan ini real!
Sesudah pertandingan, tim juga memberikan terima kasih atas support kami selama ini, mereka memberikan tepuk tangan, mereka berterima kasih, mereka gembira.
Hati kecil saya langsung berbisik, "Ini lah the real football, tak ada yang buta di sini.".
Selama ini saya hanya menonton di depan proyektor, hingga suara habis dan tak ada yang bisa mendengarkan apa yang saya suarakan.
Sekarang saya berteriak, chanting hingga suara habis di stadion, dan mereka mendengarkan apa yang kami suarakan
Mereka berterima kasih secara langsung atas support kami.
Memang, tak ada salahnya mendukung klub luar. Tapi saya cuma sekedar mengingatkan, "YOUR CLUBS NEEDS YOU!".
Mereka membutuhkan support dari kalian. Mereka ingin dukungan kalian. Mereka ingin di tonton langsung oleh kotanya sendiri.
tak ada salahnya kalian mendukung klub luar, tapi mari kita tengok lagi klub kota kita sendiri.
Mari lah kita datang ke stadion, membeli tiket, dan mendukung mereka yang butuh dukungan kita. Kita chanting bersama-sama disana,
kita menyalakan flare dan smoke bomb disana, kita bersorak sorai bersama disana.
Dan akhirnya ada satu kata:
''KITA TAK SEDARAH TP LEBIH DARI SAUDARA''
sejak saat itu saya pun semakin cinta kepada klub kota saya sendiri.apapun nama klubnya..
yg penting bisa membawa nama kota kelahiran di kancah pesepakbola nasional
-berbagi status melalui Juragan Kopi Ngganden -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar